Anak kembar akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan identitas pribadi. Hal ini terutama terjadi pada kembar identik dan nonidentik dengan jenis
kelamin yang sama. Karena anak kembar yang lain menikmati hubungan kekembaran yang erat dan mereka senang atas perhatian yang mereka peroleh
sebagai akibat dari penampilan mereka yang sama. Keadaan ini menimbulkan rasa puas diri dan percaya diri anak Hurlock, 2003: 33.
2.1.3.6 Perilaku yang Mengundang Masalah
Perilaku yang mengundang masalah lebih banyak terdapat diantara anak kembar daripada diantara anak tunggal dari usia yang sama. Hal ini disebabkan
oleh perlakuan anak kembar, baik di rumah maupun dilaporkan lebih sering terdapat pada kembar nonidentik daripada kembar identik. Dianggap bahwa hal
ini disebabkan karena adanya persaingan yang lebih besar diantara kembar nonidentik daripada antara kembar identik Hurlock, 2003: 33.
2.1.4 Faktor Kelahiran Anak Kembar
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kelahiran anak kembar ada dua jenis yaitu kembar monozigotik kembar identik dan kembar dizigotik kembar
tidak identik. Kehamilan dan persalinan kembar cenderung lebih berisiko mengalami prematuritas lahir sebelum waktunya dibandingkan kehamilan
normal. Biasanya, tubuh ibu mengeluarkan dua ova sel telur dalam waktu yang hampir bersamaan atau terkadang mungkin, sebuah ovum sel telur yang belum
dibuahi membelah dan kemudian keduanya dibuahi Papalia, 2008: 85.
Peningkatan kelahiran kembar juga berkaitan dengan tren penundaan kelahiran, sebab seperti ini biasanya terjadi pada wanita yang sudah berumur.
Faktor penting lainnya adalah peningkatan penggunaan obat penyubur, yang merangsang pembuahan, juga teknik in vitro fertilization teknik bayi tabung
Papalia, 2008: 87. Menurut Jamil 2012, terdapat beberapa faktoryang mempengaruhi kelahiran anak kembar, antara lain:
2.1.4.1 Keturunan Faktor keturunan merupakan penyebab utama seseorang melahirkan anak
kembar. Bila keluaraga ibu mempunyai riwayat atau garis keturunan kembar, maka kemungkinan untuk mendapatkan bayi kembar akan lebih tinggi
dibandingkan ayah yang mempunyai riwayat kembar Jamil, 2012. Dalam analisis Burmer 1960 terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 40 ibu mereka
juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 1,75 ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu penyebabnya adalah multiple ovulasi
siklus menstruasi wanita yang diturunkan atau diwariskan Mharwiyah, 2013. 2.1.4.2
Usia Ibu Sekitar dari 17 wanita yang memiliki kehamilan anak kembar yaitu
diatas usia 37 sampai 45 tahun. Karena usia tersebut lebih berpeluang untuk melahirkan anak kembar Jamil, 2012. Artinya jika usia ibu hamil mendekati 37
tahun, maka semakin besar kemungkinan mendapatkan kehamilan kembar, namun setelah lewat usia 45 tahun kemungkinannya menurun dan resiko terjadinya
keguguran juga semakin rentan.
Hal ini juga sesuaidengan pendapat Roswanti 2012: 19, insidensi kembar meningkat sesuai peningkatan usia ibu. Hal ini disebabkan peningkatan stimulasi
hormon dan aktivitas ovarium rahim yang terjadi hingga usia 37 tahun. Terjadi penurunan insidensi pada usia di atas 37 tahun hingga 40 tahun. Karakteristik usia
ibu yang hamil pada umumnya diantara usia 20 hingga 35 tahun. 2.1.4.3
Teknologi Bayi Tabung. Program teknologi bayi tabung memungkinkan seorang ibu untuk
mendapatkan bayi kembar, bahkan lebih dari kembar dua. Dan kemungkinan mendapatkan bayi kembar meningkat 16-54. Hal tersebut akan sangat
menggembirakan bagi seorang ibu yang sudah lama dan sulit mendapatkan keturunan atau anak. Namun bayi kembar lebih dari dua sebenarnya tidak
diharapkan oleh dokter karena memiliki resikonya lebih besar Jamil, 2012. Teknologi bayi tabung sebenarnya digunakan untuk meningkatkan
kemungkinan kehamilan pada seseorang ibu yang sulit hamil,akan tetapi teknologi tersebut jugadapat meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pembuahan
dengan teknik bayi tabung dilakukan melalui teknik fertilisasi in vitro teknik bayi tabung dengan melakukan seleksi terhadap ovum sel telur yang benar-benar
berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus rahim. Pada umumnya, jumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka jumlah
itulah akan beresiko terjadinya anak kembar dan meningkatkan kehamilan kembar itu sendiri Jamil, 2012.
2.1.4.4 Gizi dan Nutrisi.
Seorang ibu yang mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi dan nutrisi yang baik tinggi, dapat meningkatkan kemungkinan hamil kembar lebih
tinggi dibandingkan dengan ibu yang tingkat konsumsi nutrisinya rendah. Karena peningkatan kehamilan kembar berkaitan dengan nutrisi yang direfleksikan
dengan peningkatan berat badan ibu.Ibu dengan badan yang besar dan tinggi mempunyai resiko hamil kembar 25 - 30 Jamil, 2012.
Nylander dalam Mharwiyah, 2013 juga berpendapat bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan
berbadan besar mempunyai resiko hamil kembar sebesar 25-30 dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
2.1.4.5 Terapi Kesuburan
Obat-obat penyubur dapat meningkatkan kejadian hamil kembar pada seorang ibu. Pada wanita, terapi ini dilakukan bila tidak ada ovulasi pembuahan.
Biasanya dilakukan dengan terapi hormon dari luar, hormon FSH pada wanita berfungsi merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel yang terdapat di
indung telur Jamil, 2012. Menurut Dickey Mharwiyah, 2013 faktor resiko untuk kehamilan
kembar setelah ovarium rahim distimulasi dengan hhMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol hormone estrogen dan injeksi chorionic
gonadrotopin hormon yang diproduksi oleh plasenta selama awal kehamilan pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karasteristik sperma,
meningkatkan konsentrasi dan motilitas sperma pergerakan atau kontraksi pada sperma.
2.2 Hakikat Pola Pengasuhan
2.2.1 Pengertian Pengasuhan
Interaksi antara orangtua dengan anak dalam keluarga untuk membimbing dan mengajar anak dengan tujuan tertentu disebut dengan pola pengasuhan. Pola
asuh orangtua mempengaruhi seberapa baik anak membangun nilai-nilai dan sikap-sikap anak yang bisa dikendalikan. Pengasuhan anak dipercaya memiliki
dampak terhadap perkembangan individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012, pengasuhan berarti hal proses, cara, perbuatan mengasuh mengasuh. Di
dalam mengasuh terkandung makna menjaga merawat dan mendidik anak kecil, membimbing membantu, melatih, dan sebagainya supaya berdiri sendiri,
memimpin mengepalai, menyelenggarakan badan kelembagaan. Menurut Latiana 2010: 23 pengasuhan atau disebut juga
“parenting” adalah proses menumbuhkan dan mendidik anak dari kelahiran anak hingga anak
memasuki usia dewasa. Sedangkan menurut Kagan dalam Lestari, 2012: 36 melakukan tugas parenting pengasuhan berarti menjalankan serangkaian
keputusan tentang sosialisasi kepada anak. Dalam hal ini, orangtua bertugas dalam mengasuh anak dan mengarahkan anak dalam berinteraksi atau bersosialisasi
dengan orang lain. Menurut Lestari 2012: 37 pengasuhan merupakan tanggungjawab orangtua, sehingga sungguh disayangkan bila pada masa kini
masih ada orangtua yang menjalani peran orangtua tanpa kesadaran pengasuhan.