69
5.4. Eksperimen berdasarkan ASTM 2008-5a 2008 dan Metode Baru
Kurva SM-2009 5.4.1.
Bahan dan Metode 5.4.1.1.
Bahan dan Alat
Kayu yang digunakan pada penelitian ini adalah Akasia Acacia mangium, famili Leguminosae yang merupakan kayu cepat tumbuh fast growing species.
Kayu ditebang dari Legok, Perum Perhutani Unit III, Bogor, Jawa Barat dengan diameter log antara 200 -280 mm dan umur tanam sekitar 8 tahun.
Perekat yang digunakan adalah polyurethane Water Based Polymer Isocyanate, WBPI. Perekat terdiri dari dua bagian yaitu PI 3100 sebagai resin dan
H7 sebagai hardener, keduanya dicampur dengan perbandingan 100:15 berdasarkan berat. Berat labur adalah 280 gm
2
dan dilakukan pemolesan perekat pada kedua permukaan kayu.
Pengeringan lamina maupun balok utuh dilakukan secara alamiah sampai mencapai kadar air sekitar 15.
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah alat potong kayu, penghalus kayu, calliper, alat ukur kadar air, Universal Testing
Machine Instron 330 Type dengan kapasitas beban sebesar 50 KN, dan komputer dengan perangkat penunjangnya.
5.4.1.2. Metodologi
Lokasi Penelitian
Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan, Departemen Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor, Dramaga,
Bogor, Jawa Barat. Penyiapan benda uji
Benda uji balok utuh disiapkan sebanyak 3 tiga buah dengan dimensi penampang 65 mm x 65 mm untuk lebar dan tinggi serta panjang balok adalah
1200 mm, disusun diberi jarak antara diletakkan di bawah ruang beratap. Seluruh balok utuh dikeringkan sampai tercapai kondisi kering udara, dengan kadar air
70 kesetimbangan sekitar 15. Selanjutnya balok kayu dihaluskan sehingga
mempunyai dimensi penampang 60 mm x 60 mm. Balok glulam atau balok lamina disusun dari lamina-lamina dengan dimensi
penampang 22 mm x 65 mm untuk lebar dan tinggi serta panjang lamina adalah 1000 mm. Seluruh lamina dikeringkan sampai tercapai kondisi kering udara,
dengan kadar air kesetimbangan sekitar 15. Seluruh lamina dihaluskan permukaannya sehingga mempunyai ketebalan sekitar 20 mm. Sebelum
penyusunan lamina menjadi glulam, terlebih dahulu dilakukan pemilahan seluruh lamina berdasarkan nilai modulus elastisitasnya MOE. Lamina dengan
kelompok ketebalannya dikumpulkan berdasarkan besar MOE yang sama. Balok glulam disusun dari 3 tiga buah lamina.
Bahan perekat disiapkan sesuai dengan standar teknik yang ditentukan oleh produsen. Sebelum diaplikasikan, kedua komponen perekat yaitu base resin dan
hardener dicampur dan diaduk sampai rata dengan perbandingan 100 : 15 berdasarkan berat. Sebelum proses perekatan, permukaan lamina dalam keadaan
halus, dibersihkan dari segala kotoran. Pelaburan perekat dilakukan pada kedua permukaan double spread lamina dengan berat labur 280 gm
2
. Balok laminasi yang telah selesai seluruh proses perekatan diletakkan diantara 2 dua buah
profil besi siku yang dilengkapi dengan pelat besi dan selanjutnya dilakukan kempa dingin dengan cara diklem setiap jarak 30 cm selama 2 dua jam. Sebelum
dilakukan perataan sisi glulam dan pengujian lentur, balok glulam dikondisikan terlebih dahulu selama 7 hari untuk menjamin proses pematangan perekatan.
Perataan sisi penampang glulam dilakukan sampai terbentuk lebar adalah 60 mm. Metode Penelitian
Untuk memperoleh nilai modulus geser dilakukan pengujian dengan dua metode: 1 berdasarkan ASTM D198-5a 2008 tentang “Standard Test Methods
of Static Test of Lumber in Structural Sizes” Section 44-51, Shear Modulus, 2 metode baru Kurva SM-2009 yang dikembangkan penulis dengan cara pembacaan
kurva hubungan E
Lh=14
E
Lh14
- GE
Lh=14.
71
1. Berdasarkan ASTM D198-05a2008