56
4.6. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk balok glulam dan balok utuh dengan dimensi penampang melintang dan modulus elastisitas sama, dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kekakuan balok glulam cenderung meningkat dengan ketebalan lamina yang semakin tipis.
2. Semakin tipis ketebalan lamina, semakin besar gaya maksimum yang dapat
ditahan. 3.
Kekuatan yang dinyatakan sebagai MOR balok glulam tidak selalu meningkat dengan ketebalan lamina yang semakin tipis.
4. Nilai rata-rata kekakuan dan kekuatan balok glulam adalah sama dengan
balok utuh.
5. ANALISIS MODULUS GESER G BALOK UTUH DAN GLULAM
5.1. Pendahuluan
Dalam pengembangan metode desain komponen kayu seperti balok deformasi akibat gaya geser merupakan suatu parameter yang penting pada suatu
proses desain. Modulus geser kayu yang merupakan parameter sifat geser kayu diperlukan untuk mendesain struktur balok untuk kondisi tertentu.
Dengan pengujian lentur di laboratorium, diperoleh besaran defleksi kemudian diadakan perhitungan sederhana, dapat diketahui nilai modulus
elastisitas E atau sering dinyatakan sebagai MOE kayu. Didalam perhitungan tersebut biasanya hanya memperhitungkan defleksi akibat lentur saja dan hampir
tidak pernah memperhitungkan defleksi akibat pengaruh gaya geser atau gaya lintang. Untuk memperhitungkan pengaruh defleksi akibat gaya geser diperlukan
data modulus geser kayu. Tetapi pada kenyataannya hanya sedikit sekali informasi atau penelitian tentang nilai modulus geser kayu. Hal ini mengakibatkan didalam
perhitungan yang menyangkut nilai tersebut sering diabaikan. Telah dibuktikan oleh beberapa peneliti kayu bahwa dengan mengabaikan
defleksi akibat gaya geser pada material kayu akan menghasilkan nilai E yang tidak tepat, yaitu nilai E yang lebih kecil. Bodig 2003 memberikan pernyataan
bahwa peningkatan kesalahan karena mengabaikan defleksi akibat geser tergantung dari tipe balok, kondisi pembebanan, rasio
G E
, dan rasio bentang- tinggi balok.
Untuk balok tinggi dari kayu perlu memperhitungkan pengaruh defleksi akibat gaya lintang, tidak hanya pengaruh lentur saja. Apabila terdapat informasi
yang cukup dari hasil penelitian yang menghasilkan nilai modulus geser kayu, perencana dapat menggunakannya didalam perhitungan sehubungan kekakuan
kayu akibat pengaruh gaya geser. Yoshihara 1998 memberikan pernyataan bahwa pengaruh tegangan geser
tergantung dari rasio tinggipanjang bentang balok, apabila rasio tinggi-panjang bentang adalah besar, maka hal ini harus mendapat perhatian. Sulistyawati 2006
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa untuk balok tinggi dengan panjang