BAB 2 STUDI PUSTAKA
2.1. Embriologi dan Perkembangan Prostat
Selama kehamilan bulan ketiga, kelenjar prostat berkembang dari invaginasi epithelial dari sinus urogenital posterior di bawah pengaruh
mesenkim. Pembentukan normal dari kelenjar prostat membutuhkan pengaruh 5α-dihidrotestosteron yang disintesa dari testosteron fetal oleh 5α-
reduktase. Enzim ini dijumpai pada sinus urogenital dan genitalia ekternal. Konsekuensinya,
defisiensi 5α-reduktase akan menyebabkan prostat yang mengecil atau sama sekali tidak ada, walaupun epididimis, vasa deferentia
dan vesikel seminal tetap normal. Selama masa prepubertas, terjadi perubahan prostat menuju fenotipe
dewasa. Kelenjar membesar secara kontinu mencapai berat sekitar 20 gram pada usia 25-30 tahun.
4
2.2. Anatomi dan Histologi Kelenjar Prostat Normal
Prostat normal memiliki berat sekitar 20 gram dan mengelilingi bagian atas dari uretra prostatic urethra. Sekresi prostat merupakan komponen
utama dalam cairan seminal yang kaya akan acid phosphatase.
5
Dasar dari prostat terletak pada leher kandung kemih dan bagian apeks pada diafragma urogenital. Fascia Denonvillier merupakan suatu jaringan
ikat tipis yang memisahkan prostat dan vesikel seminal dari rektum posterior.
Universitas Sumatera Utara
Serabut-serabut otot skeletal dari diafragma urogenital meluas ke bagian apeks prostat sampai bagian anterior midprostat.
Zona perifer terdiri dari seluruh jaringan kelenjar prostat pada bagian apeks dan bagian posterior dekat kapsul. Pada zona ini lebih sering dijumpai
carcinoma, prostatitis kronik dan atropi postinflammatory. Zona sentral merupakan suatu daerah yang berbentuk kerucut dengan bagian apeks
meliputi duktus ejakulasi dan uretra prostatik pada verumontanum. Zona transisi terdiri dari dua bagian jaringan kelenjar pada bagian lateral uretra
dari bagian tengah kelenjar. Pada zona ini sering terjadi benign prostatic hyperplasia
BPH. Stroma fibromuskular anterior membentuk kecembungan kelenjar ini pada bagian permukaan anterior. Bagian apeks
dari area ini kaya dengan otot lurik yang bercampur dengan kelenjar dan otot dari diafragma pelvis. Menuju bagian basal, lebih dominan otot polos
bercampur dengan serabut-serabut dari leher kandung kemih. Bagian distal dari stroma fibromuskular anterior penting untuk fungsi voluntary sphincter,
sedangkan bagian proksimal penting untuk fungsi involuntary sphincter.
4
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1.Anatomi zona dari kelenjar prostat yang dideskripsi oleh McNeal.
4
Gambaran histologi dari kelenjar prostat terdiri dari duktus kelenjar yang bercabang-cabang. Kelenjar dan duktus terdiri dari dua lapisan sel yaitu
lapisan sel kolumnar sekresi luminal dan lapisan sel basal. Pada lumen dari kelenjar dan duktus prostat sering dijumpai massa eosinofilik yang berlapis-
lapis corpora amylacea yang lebih umum dijumpai pada laki-laki yang lebih tua. Kapsul prostat terdiri dari jaringan fibrous yang mengelilingi
kelenjar dan merupakan suatu lapisan yang lebih fibrous dari otot yang terletak di antara stroma prostat dengan jaringan lemak di luar prostat.
4,6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Histologi kelenjar prostat dengan pewarnaan haematoksilin dan eosin.
6
Selain sel-sel epitel luminal dan sel-sel basal, dapat juga dijumpai sel-sel stem dan sel-sel neuroendokrin pada duktus prostat. Sel stem tersebut sama
dengan sel stem yang dijumpai pada semua jaringan di tubuh. Sel stem berperan untuk regenerasi jaringan setelah injuri dan kematian sel. Sel stem
prostat terletak di dalam sel-sel basal dengan perbandingan 1:100 yang berperan dalam regenerasi sel-sel epitel luminal dan sel-sel basal, mungkin
juga sel-sel neuroendokrin.
7
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Jenis-jenis sel pada prostat.
7
Gambar 2.4. Diferensiasi sel-sel stem prostat.
7
2.3. Persarafan Kelenjar Prostat