Persarafan Kelenjar Prostat Hiperplasia Prostat Jinak Hiperplasia prostat jinak hiperplasia nodular merupakan penyakit yang

Gambar 2.3. Jenis-jenis sel pada prostat. 7 Gambar 2.4. Diferensiasi sel-sel stem prostat. 7

2.3. Persarafan Kelenjar Prostat

Prostat merupakan organ yang mendapat persarafan yang luar biasa. Dua bundel neurovaskular terdapat pada posterolateral kelenjar dan membentuk Universitas Sumatera Utara pedikel superior dan inferior pada masing-masing sisi. Saraf-saraf ini penting untuk pengaturan fisiologi, morfologi dan pematangan kelenjar. Prostat mendapat inervasi saraf simpatetik dan parasimpatetik dari saraf hipogastrik dan pelvis. Saraf ini penting untuk fungsi ereksi, sehingga mendapat perhatian khusus pada operasi kanker prostat. 4

2.4. Hiperplasia Prostat Jinak Hiperplasia prostat jinak hiperplasia nodular merupakan penyakit yang

umum dijumpai pada laki-laki berumur 50 tahun ke atas. Ini ditandai dengan hiperplasia dari sel-sel epitel dan stroma prostat yang menyebabkan pembesaran prostat, nodul-nodul yang berbatas tegas di regio periuretra. Karena pembesaran nodul ini sedemikian besar sehingga menyebabkan obstruksi uretra sebagian atau total. Oleh karena itu penderita hiperplasia prostat jinak biasanya memiliki keluhan sering miksi, nocturia, kesulitan memulai dan mengakhiri miksi, dysuria dan retensi urin. Telah banyak dipelajari tentang etiologi dari hiperplasia prostat jinak. Hanya sedikit keraguan tentang hubungan hiperplasia prostat jinak dengan aksi androgen. Sebagai contoh, kastrasi pada pria prepubertas mencegah perkembangan hiperplasia prostat jinak. Dihidrotestosteron, metabolit dari testosteron merupakan mediator pertumbuhan prostat. Dihidrotestosteron disintesis di prostat dari testosteron sirkulasi oleh aksi enzim 5 α-reduktase tipe 2. Enzim ini dijumpai pada sel-sel stroma, sehingga sel-sel tersebut merupakan tempat utama sintesis dihidrotestosteron. Sekali disintesis, Universitas Sumatera Utara dihidrotestosteron dapat beraksi sebagai autokrin pada sel stroma dan parakrin pada sel-sel epitel di sekitarnya. Pada kedua jenis sel tersebut, dihidrotestoteron terikat pada reseptor androgen dan memberi signal ke transcription of growth factors, yang mitogenik terhadap sel stroma dan epitel. Secara mikroskopik, karakteristik hiperplasia prostat jinak adalah nodul- nodul yang disebabkan proliferasi kelenjar atau dilatasi dan proliferasi stroma fibromuskular. Proporsi elemen-elemen ini bervariasi antara satu nodul dengan nodul yang lain, mulai dari nodul proliferasi murni stroma fibromuskular sampai dengan nodul fibroepitelial yang dominan kelenjar. Proliferasi kelenjar membentuk kumpulan kelenjar-kelenjar kecil sampai dengan kelenjar-kelenjar besar dan berdilatasi, dilapisi oleh dua lapisan sel bagian dalam oleh sel epitel kolumnar dan bagian luar oleh sel epitel kuboid atau pipih dengan membran basal yang utuh. Biasanya epitel tersebut karakteristik membentuk tonjolan atau gambaran papillary ke arah lumen kelenjar. 8 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5. A. Makroskopis hiperplasia prostat jinak; B. Mikroskopis hiperplasia prostat jinak. 8

2.5. Neoplasia Intraepitel Prostat