6. Distribusi Jawaban Pelarangan Penggunaan Fasilitas Untuk Calon Walikota Medan No
Pelarangan Mengunakan Fasilitas Pemerintah
Jumlah Persentase
1 Mengetahui
78 78
2 Tidak Tahu
14 14
3 Tidak Menjawab
8 8
50 100
1 2
3 78
14 8
Pelarangan Menggunakan Fasilitas Pemerintah
Penggunaan fasilitas yang terkait dengan jabatan untuk pemenangan calon kepala daerah tidak dilakukan oleh pegawai negeri sipil kecamatan Medan Sunggal. Itu terlihat dari
mayoritas responden dengan 78 menyatakan mengetahui pelarangan menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya untuk Tim Sukses salah satu calon. Sedangkan 14
menyatakan tidak mengatahui adanya pelarangan menggunakan fasilitas pemeruntah untuk salah satu calon. Dan hanya 8 menyatakan tidak menjawab tentang pelarangan
menggunakan fasilitas Negara yang terkait jabatannya untuk salah satu tim sukses. Biasanya calon incumbent memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan dirinya
sendiri. Segala upaya yang dilakukan untuk memperkaya diri atau orang lain. Potensi korupsi calon incumbent bisa juga terlihat dari fasilitas yang digunakan untuk kepentingan kampanye.
Sebut saja misalnya gedung yang digunakan serta fasilitas mobil. Itu merupakan fasilitas negara, yang tidak boleh lagi digunakan. Contoh lain soal fasilitas istimewa yang
diperlakukan bagi calon incumbent ini. Perlakuan demikian, merupakan titik awal terjadinya praktik perampokan uang haram tersebut. Selama masa kampanye, calon incumbent memiliki
akses terhadap pelaksanaan regulasi, sehingga sulit membedakan di posisi mana calon incumbent tersebut sedang sebagai calon yang bertindak untuk kepentingannya sendiri, dan
sedang melaksanakan tugasnya sebagai kepala daerah. Dari jawaban ini sekali lagi dapat menegaskan bahwa secara umum normative para
PNS di Kec Medan Sunggal mengetahui dan memahami bahwa keikutsertaan termasuk didalammnya penggunaan fasilitas Negara untuk keperluan kampanye sangat dilarang.
7.Distribusi Jawaban Mengenai PNS tidak boleh ikut dalam kampanye No
Pelarangan Mengikuti Kampanye dan Menjadi
Tim Kampanye Jumlah
Persentase
1 Mengetahui
77 77
2 Tidak Tahu
24 24
3 Tidak Menjawab
9 9
77 24
9
Pelarangan Mengikuti
Kampanye
Pegawai Negeri Sipil memang tidak diperbolehkan mengikuti kampanye dengan menggunakan seragam dinas. Karena itu menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil tidak
berpihak kepada salah satu calon. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang menyatakan mengeahui pelarangan tidak boleh mengikuti kampanye dan terlibat dalam tim kampanye
salah satu calon dengan 77. Sedangkan 24 menyatakan tidak mengetahui pelarangan pegawai negeri sipil mengikuti kampanye dan menjadi Tim Kampanye dalam pilkada Kota
Medan tahun 2010. Sedangkan 9 tidak meyatakan pendapat tentang pelarangan mengikuti kampanye dan menjadi tim kampanye dalam pilkada Kota Medan 2010.
Penegasan mengingat hingga saat ini masih banyak pihak yang beranggapan bahwa kalangan PNS dapat mengikuti kegiatan kampanye sebagaimana terjadi pada
penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden Pilpres dan Pemilihan Umum Legislatif Pileg lalu. “Berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2004 tersebut, PNS, Polri dan TNI dilarang
mengikuti kampanye Pilkada karena penyelenggaraan Pilkada tidak mengacu pada UU Nomor 10 tahun 2007 tentang Pileg dan Pilpres,” ungkap Puspaningrum ketika dimintai
tanggapan wartawan terkait prokontra keterlibatan PNS dalam Pilkada. UU Nomor 10 tahun 2007 hanya mengatur tentang Pileg dan Pilpres yang membolehkan PNS mengikuti kegiatan
kampanye.
Dalam UU Nomor 10 tahun 2007 tersebut memang tidak dilarang PNS mengikuti kampanye, karena dalam undang-undang itu hanya mengatur tentang penggunaan fasilitas
negara untuk kampanye, tidak ada larangan secara spesifik PNS mengikuti kegiatan kampanye. Untuk Pilkada, digunakan UU Nomor 32 tahun 2004 pada pasal 79 ayat 4 yang
menyebutkan dengan tegas bahwa PNS dilarang mengikuti kampanye pemililhan umum Pemilu.
8. Distribusi Jawaban Memberikan Dukungan Kepada Calon dalam Kampanye No