Karaktiristik Motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap di

Artinya bila kebutuhan tingkat dasar telah terpenuhi barulah seseorang akan memenuhi kebutuhan pada tingkat diatasnya yang lebih tinggi dan seterusnya yang mengarah pada kebutuhan tingkat tinggi. Jika suatu tingkatan kebutuhan belum terpenuhi maka motivasi bekerja seseorang ditunjukan untuk memenuhi tingkatan kebutuhan tersebut dan kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi belum menimbulkan motivasi.

2.2 Karaktiristik Motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap di

RSUD Aceh Tamiang 2.2.1 Kebutuhan Pencapaian prestasi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan lebih dari 66,7 pencapaian prestasi tinggi pada perawat pelaksana, ini baik untuk meningkatkan kinerja dimana seorang yang mempunyai pencapaian prestasi tinggi biasanya akan mencari tantangan baru dan berusaha menyelesaikannya hal ini sesuai dengan toeri menurut Mclelland dalam Robbins dan Coulter 2007, yang mengatakan kebutuhan akan prestasipencapaian kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki nilai tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang tinggi. Sebab seseorang memiliki pencapaian prestasi yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan Universitas Sumatera Utara untuk menghadapi tantangan, tentunya imbalan yang paling memuaskan bagi mereka adalah pengakuan dari masyarakat. 2.2.2 Kebutuhan akan Kekuasaan Kebutuhan akan Kekuasaan pada sub variabel ini menunjukkan nilai yang tinggi yakni lebih dari 93,3 perawat pelaksana memiliki kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi, ini juga baik untuk menunjang peningkatan kinerja perawat khususnya kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut Mclelland dalam Robbins dan Coulter 2007, ada dua jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial. Contoh dari kekuasaan pribadi adalah seorang pemimpin perusahaan yang mencari posisi lebih tinggi agar bisa mengatur orang lain dan mengarahkan kemana perusahaannya akan bergerak. Sedangkan kekuasaan sosial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh pemimpin seperti Nelson Mandela, yang memiliki kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya tersebut untuk kepentingan sosial, seperti misalnya perdamaian. 2.2.3 Kebutuhan akan Afiliasi Kebutuhan akan afiliasikeanggotaan pada penelitian ini menunjukkan hasil yang lebih dari 80 perawat pelaksana menunjukkan kebutuhan akan afiliasi yang tinggi dimana kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa Universitas Sumatera Utara ingin disukai dan diterima oleh sesamanya. McClelland dalam Robbins dan Coulter 2007 mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan afiliasi akan mencampuri objektifitas seseorang. Sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya. Sedangkan sebab-sebab afiliasi rendah dari seseorang bisa bermacam-macam. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai deskripsi dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana ruang rawat inap di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1.1 Dari kelima faktor- faktor motivasi menurut Maslow seperti dalam laporan penelitian dan pembahasan hanya satu faktor yang pengaruhnya signifikan terhadap motivasi kerja yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. 1.2 Motivasi kerja pada perawat di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang pada umumnya rendah.

2. Saran

Universitas Sumatera Utara