Dilihat dari Segi Cara menentukan Harga Wirausaha

3. Dilihat dari Segi Statusnya.

Jenis bank dilihat dari segi statusnya adalah sebagai berikut:  Bank Devisa Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.  Bank Nondevisa. Bank nondevisa adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

4. Dilihat dari Segi Cara menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi cara menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli, terbagi dalam dua kelompok, yaitu :  Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu: 1. Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan dan deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman kredit yang ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. 2. Untuk jasa - jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya – biaya dalam nominal atau persentase. Universitas Sumatera Utara  Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut: 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudarabah 2. Pembiayaannya berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah 5. Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa igtina

5. Dilihat dari Struktur Organisasinya.

Jika dilihat struktur oranisasinya maka bank dibedakan atas :  Bank Unit unit bank Bank unit adalah bank yang menggunakan satu kantor saja untuk melayani semua jasa keuangan one full- services office  Bank cabang branch bank Bank cabang adalah bank yang melayani beberapa alokasi sehingga ada satu kantor pusat atau beberapa kantor cabang.  Holding Company Bank HCB Holding Company Bank adalah sebuah bank yang memiliki satu atau lebih bank. Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Izin Pendirian Bank

Untuk memperoleh izin usaha bank, persyaratan yang wajib di penuhi menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sekurang-kurangnya adalah : 1. Susunan organisasi dan kepengurusannya 2. Permodalan 3. Kepemilikan 4. Keahlian dalam perbankan 5. Kelayakan rencana kerja.

2.1.3 Bentuk Badan Hukum Bank.

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bentuk badan hukum bank umum dapat berupa salah satu dari alternative di bawah ini : 1. Perseroan terbatas PT 2. Koperasi 3. Perseroan daerah PD

2.1.4 Jenis- Jenis Kantor Bank :

1. Kantor Pusat Kantor pusat merupakan kantor untuk semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan terdapat di kantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor pusat dan kantor pusat tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya tetapi mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya. Dengan demikian bahwa kantor pusat hanya melayani cabang-cabangnya dan tidak melayani jasa bank kepada masyarakat umum. Universitas Sumatera Utara 2. Kantor Wilayah. Kantor wilayah merupakan kantor yang membawahi beberapa cabang untuk beberapa wilayah.Tujuannya adalah untuk memudahkan koordinasi antar cabang dalam wilayah tertentu tersebut. 3. Kantor Cabang Penuh Kantor cabang penuh merupakan salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap. Dengan kata lain, semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu. 4. Kantor Cabang Pembantu. Kantor cabang pembantu merupakan kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang penuh dan kegiatan jasa bank yang dilayani hanya dari kegiatan cabang penuh. 5. Kantor Kas Kantor kas merupakan kantor bank yang paling kecil di mana kegiatannya hanya meliputi tellerkasir saja. Kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari kegiatan perbankan dan berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh. 2.1.5 Jaringan Kantor Cabang Bank Umum 2.1.5.1 Alasan Untuk Membuka Kantor Cabang Menurut Julius, 1996:150, alasan mendirikan suatu cabang adalah: 1. Pertama, dalam upaya meningkatkan span of business jangkauan bisnis. Secara keseluruhan span of busisness itu bisa dilihat dari sisi aktiva maupun pasiva. Apabila suatu bank mempunyai kemampuan menarik Universitas Sumatera Utara mengumpulkan dana secara baik, sedangkan kondisi perekonomian disuatu daerah kurang mendukung untuk melakukan penempatan dana secara tepat, biasanya bank tersebut berupaya membuka cabang-cabang di daerah yang menjadi pusat peredaran uang. 2. Kedua, di kaitkan dengan rencana pengenalan suatu produk yang tepat di daerah tersebut. Biasanya cabang yang didirikan dengan tujuan tersebut akan ditutup apabila bisnisnya tidak mendukung, atau tenaga kerja yang ada kurang mendukung aktivitasnya sehingga cabang selalu rugi. 3. Ketiga, cabang didirikan adalah sebagai salah satu bagian dari global marketing strategy strategi pemasaran global. Biasanya cabang didirikan dengan tujuan sebagai bagian dari rencana pemasaran.

2.1.5.2 Pertimbangan Dasar dalam Merumuskan Strategi Pengembangan Jaringan Kantor Cabang.

Lokasi kantor cabang yang menyenangkan dan menarik sering disebut sebagai salah satu alasan terpenting bagi nasabah memilih bank untuk membuka rekening. Ada dua cara klasik yang dipakai oleh bank atau lembaga keuangan lainnya untuk menawarkan jasa keuangan yaitu : 1. Bank mendirikan jaringan cabang yang luas sehingga mempunyai banyak kantor yang dekat kepada nasabahnya. Jaringan kantor cabang yang luas mempunyai berbagai keuntungan yaitu :  Hubungan antara kantor cabang dan nasabah menjadi dekat.  Menjanjikan tingkat pelayanan yang lebih baik kepada nasabah. Karena nasabah dapat memperoleh pelayanan bank di hampir semua tempat bisnisnya. Universitas Sumatera Utara  Memberikan layanan dalam bentuk lokasi kantor yang lebih dekat dengan nasabahnya. 2. Bank dapat beroperasi di satu tempat terpusat dengan menggunakan sistem agen sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan nasabah. Menurut Buckingham 1989 bahwa terdapat tiga sasaran utama yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan jaringan kantor bank, yaitu : 1. Pertama, pengembangan jaringan kantor bank hendaknya dapat meningkatkan volume bisnis. Dukungan jaringan cabang yang dikombinasikan dengan kebijakan lain memungkinkan adanya peningkatan volume transaksi. Kombinasi kebijakan tersebut anatara lain menyangkut penetapan harga yang kompetitif dan variasi produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah disekitar kantor cabang. 2. Kedua, yang perlu dicanangkan dalam rangka pengembangan jaringan kantor bank adalah peningkatan pendapatan non bunga fee income. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menawarkan produk baru fee-basis. Sifat yang efektivitas penjualannya dipengaruhi oleh besar kecilnya jaringan cabang 3. Ketiga., pengembangan jaringan kantor bank hendaknya justru dapat menurunkan biaya rata-rata per transaksi. Hal ini dapat terjadi melalui program efesiensi. Program ini dimungkinkan dapat terlaksana dengan bantuan teknologi seperti otomasi cabang dan sentralisasi pengelolan administrasi back office. Walaupun jaringan kantor bank bertambah, biaya operasional per kantor cabang harus menurun karena adanya Universitas Sumatera Utara program efesiensi yang berjalan bersama dengan program pengembangan jaringan kantor bank.

2.1.5.3 Pola Pengelolaan Jaringan Kantor Cabang.

Terdapat dua pola manajemen yang dapat diterapkan dalam jaringan kantor bank. Kedua pola manajemen tersebut adalah: 1. Sentralisasi centralized Dalam pola ini, kantor pusat mengatur hanpir semua aspek kegiatan usaha yang dapat di laksanakan oleh kantor cabang melalui berbagai instrument seperti peraturan, buku pedoman, dan anggaran.Tingkat otonomi pada sistem sentralisasi relative rendah. 2. Desentralisasi Pada pola desentralisasi kantor cabang cenderung mempunyai otonomi dan kewenangan yang lebih banyak. Perbedaan lingkungan usaha yang dihadapi setiap kantor karena faktor-faktor tertentu seperti kondisi alamiah geografis, adat istiadat masyarakat dan budaya memerlukan seni strategi manajemen yang berbeda untuk setiap kantor. Dalam pola sistem desentralisasi terdapat batasan- batasan tertentu. Batasan – batasan tersebut adalah : 1. Kewenangan kebijaksanaan yang diberikan bank induknya kepada cabang tersebut dalam pengambilan keputusan yang bersifat operasional, pola penataan administrasi cabang, pola kebijaksanaan harian, dan pola hubungan kekayaan. 2. Strategi harga pricing yang diambil oleh cabang. Kebijaksanaan harga akan melakukan penyesuain terhadap naik turunnya permintaan akan uang, Universitas Sumatera Utara naik turunnya penawaran dana, posisi persaingan di suatu daerah, dan tekanan-tekanan bisnis lainnya

2.1.6 Alokasi Dana Bank

Dana–dana bank yang diperoleh dari pihak kesatu, kedua dan ketiga akan dialokasikan melalui 2 metode cara: 1. Gabungan dana pool of funds approach Semua dana yang masuk di gabung menjadi satu, kemudian dialokasikan tanpa memperhatikan jenis, sifat sumber dana, jangka waktu serta biaya dana. Dana-dana tersebut dialokasikan ke berbagai bentuk berdasarkan prioritas dan strategi penggunaan dana bank Gambar 2.2 Pendekatan Gabungan Dana 2. Alokasi Aset Asset Allocation Approach Masing – masing sumber dana memiliki sifat tersendiri sehingga harus diperlakukan secara individu dengan mempertimbangkan karakteristik masing- masing. Dana yang likuiditasnya tinggi giro sebagian besar di alokasikan ke cadangan primer dan sekunder. Dana yang likuiditasnya rendah deposito sebagian besar dialokasikan ke kredit dan investasi lainnya. Giro Tabungan Deposito Modal Pools of fund Cadangan Primer Cadangan Sek nder Kredit Investasi lain Aset Tetap Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Pendekatan Alokasi Aset 2.2. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah Menurut Koncoro 2004, dalam pembangunan ekonomi daerah terdapat peranan pemerintah daerah yang mencakup :

1. Wirausaha

Sebagai wirausaha, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan potensi tanah dan bangunan untuk tujuan bisnis.Tanah atau bangunan dapat dikendalikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan konversi atau alasan-alasan lingkungan dan perencanan pembangunan yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang bersifat ekonomi. Pantai, jalan raya dan pusat hiburan rakyat dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Organisasi kemasyarakatan memainkan peran penting dalam menjalankan kewirausahaan Sebagai pencipta peluang kerja yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan Giro Tabungan Deposito Modal Cadangan Primer Cadangan Sekunder Kredit Investasi Lain Aset Lain Universitas Sumatera Utara swasta atau untuk menjamin tersedianya jasa yang tidak mampu disediakan oleh perusahaan swasta.

2. Koordinator