debt to asset ratio dan interest rate secara simultan adalah signifikan terhadap likuiditas.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan,tingkat perputaran piutang, debt to asset ratio,
dan interest rate, terhadap tingkat likuiditas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia. Penelitian menggunakan
data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2010 dan 2012.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa adjusted R
2
adalah 0,648 atau 64,8. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar
64,8, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 35,2. Oleh karena itu, dengan nilai
sebesar 64,8 dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang memiliki keeratan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Hasil uji signifikan simultan F pada tabel 4.11 digunakan untuk
mengetahui peran variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
adalah 28,099 dengan tingkat signifikansi 0,005. Sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 adalah 2,54 karena F
hitung
F
tabel
atau 28,099 2,54 dan tingkat signifikansinya di bawah 0,05 atau 0,000 0,05
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen pertumbuhan penjualan, perputaran piutang, debt to asset ratio dan interest rate
secara simultan adalah signifikan terhadap likuiditas. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sehingga menjelaskan bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
konseptual yang menyatakan semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan berarti semakin tinggi penerimaan kas perusahaan.
Sehingga dalam penelitian ini variabel pertumbuhan penjualan tidak dapat digunakan untuk memprediksi tingkat likuiditas perusahaan
manufaktur sektor industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa variabel
perputaran piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sehingga menjelaskan bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan konseptual
yang menyatakan semakin tinggi tingkat perputaran piutang perusahaan berarti semakin tinggi penerimaan kas dari piutang perusahaan yang
dapat direlisasikan menjadi kas perusahaan. Untuk melakukan pembayaran atas kewajiban lancar dibutuhkan realisasi kas atas piutang
tersebut. Sehingga dalam penelitian ini variabel perputaran piutang tidak dapat digunakan untuk memprediksi tingkat likuiditas perusahaan
manufaktur sektor industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial debt to asset ratio
berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas, rasio ini menekankan
Universitas Sumatera Utara
pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya
nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. Namun, Nilai rasio yang tinggi menunjukkan
peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Dari pihak pemegang, rasio
yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden. Sehingga menurut hasil
penelitian ini variable debt to asset ratio dapat digunakan untuk memprediksi tingkat likuiditas perusahaan manufaktur sektor industri
yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini secara parsial juga menunjukkan bahwa Interest
Rate secara parsial memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan konseptual
yang menyatakan bahwa semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, maka semakin banyak usaha yang dapat
dilakukan para pengusaha. Dalam hasil penelitian ini variable Interest
Rate tidak dapat digunakan untuk memprediksi tingkat likuiditas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012.
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Putra 2011 disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan dan perputaran
piutang tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Universitas Sumatera Utara
Indonesia. Sedangkan Andina 2012 dalam penelitiannya disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap tingkat
likuiditas dan perputaran piutang berpengaruh terhadap tingkat likuiditas, pada variabel perputaran piutang yang diteliti oleh Andina 2012 tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian Milawati 2010 disimpulkan bahwa tingkat perputaran
piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan objek penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang seluruhnya 20 perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Milawati 2010,
objek penelitian adalah PT. Sepatu Bata Tbk. Oleh karena itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Milawati 2010 tidak dapat digeneralisasi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti berpendapat bahwa faktor-faktor lain yang mungkin lebih
besar pengaruhnya terhadap Likuiditas adalah jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tingkat kewajiban lancar yang harus segera
dipenuhi oleh perusahaan, sehingga dapat dihasilkan tingkat likuiditas yang memadai dalam hal ini tidak terlalu rendah dan tidak tidak terlalu
tinggi, dimana tingkat likuiditas tentunya merupakan indikator bagi perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya secara
efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan