Gam bar an U m um Per ekonom ian I ndonesia
Per kembangan Makr o Ekonomi Tahun Anggar an 2011
II-8 Nota Keuangan dan APBN-P 2011
Bab I I
secara konsisten. Di sektor finansial, penguatan terutama disebabkan oleh der asnya ar us masuk modal asing capital inflow ke pasar ekuitas dan pasar obligasi yang mengindikasikan
bahwa I ndonesia layak menjadi negar a tujuan investasi. Untuk pasar ekuitas, tingginya arus masuk dana asing menyebabkan I HSG menguat secara signifikan sebesar 47,08 persen
di tahun 2010. Kenaikan I HSG ini tercatat sebagai salah satu kenaikan indeks tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Sampai dengan akhir Juni 2011, I HSG meningkat secar a bertahap
dan ditutup menguat pada level 3.888,6 atau meningkat 5,0 persen bila dibandingkan dengan posisinya pada akhir tahun 2010. Sepanjang bulan Januari sampai dengan Juni 2011, terjadi
aliran modal asing ke pasar saham sebesar Rp17,22 triliun.
Sementara itu, di pasar obligasi, tingginya arus masuk dana asing terindikasi dari posisi total outstanding dana asing per Desember 2010 yang mencapai Rp195,8 triliun atau sekitar
30,5 per sen dar i posi si t ot al sur at ber har ga negar a SBN dom est i k yang sebesar Rp641,2 triliun. Sebagai perbandingan, kontribusi shar e dana asing pada tahun 2009 hanya
sekitar 18,6 persen. Tingginya minat investor asing pada instrumen SBN telah meningkatkan posisi tawar bar gaining pow er Pemer intah, sehingga imbal hasil yi eld atas SBN pada
tahun 2010 menjadi yang terendah di sepanjang sejarahnya. I ni artinya, beban pembiayaan cost of financi ng dalam emisi SBN yang ditanggung APBN pun semakin murah. Sampai
dengan akhir Juni 2011, yield SUN 10Y tur un ke level 7,55 per sen dar i 7,61 per sen pada akhir Desember 2010. Tingginya aliran modal masuk turut mendorong peningkatan cadangan
devisa negar a dar i posisinya sebesar USD96,2 miliar pada akhir Desember tahun 2010, menjadi USD119,7 miliar pada akhir Juni 2011.
Di sisi lain, penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga DPK secara tahunan masing-masing tumbuh sebesar 22,8 persen dan 18,5 persen pada tahun 2010. Sejalan dengan
hal ini, rata-r ata r asio penyaluran kr edit terhadap DPK loan to deposit r ati o LDR juga meningkat dari 75,5 persen pada posisi akhir 2010 menjadi 78,4 persen sampai dengan bulan
Juni 2011. Hal ini merupakan suatu pencapaian yang cukup tinggi serta berkontribusi positif terhadap geliat sektor riil dan pertumbuhan ekonomi. Namun, tingginya penyaluran kredit
ini tetap disertai dengan prinsip kehati-hatian pr udential banking dan penerapan manajemen risiko yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah Non Per for ming Loan
NPL pun ter jaga pada level r endah yaitu sampai dengan periode Juni 2011 berada pada level 3,0 persen.
Dari perspektif sektor riil, penguatan kinerja ekonomi pada tahun 2010 terutama didorong oleh perbaikan kinerja investasi dan ekspor-impor. Kinerja investasi, pada tahun 2010 mampu
418,3 439,6
247,7 371,1
357,7 89,2
-57,9 120,2
162,2 69
187,2
-151,4 -131,4
-63,2 -38,5
-300 -200
-100 100
200 300
400 500
600 700
2007 2008
2009 2010
2011 miliar US
GRAFI K I I .10 ALI RAN M OD AL K E N EGARA BERK EM BAN G
I nvest asi lainnya Investasi portofolio
Investasi langsung Sumber : WEO, 2011
6,31 6,75
3,00 4,5
3,00 0,0
1,0 2,0
3,0 4,0
5,0 6,0
7,0 8,0
9,0
J a
n -0
9 F
e b
- 9
M a
r- 9
A p
r- 9
M a
y -0
9 J
u n
-0 9
J u
l- 9
A u
g -0
9 S
e p
-0 9
O c
t- 9
N o
v -0
9 D
e c
-0 9
J a
n -1
F e
b -1
M a
r- 1
A p
r- 1
M a
y -1
J u
n -
1 J
u l-
1 A
u g
-1 S
e p
-1 O
c t-
1 N
o v
-1 D
e c
- 1
J a
n -1
1 F
e b
-1 1
M a
r- 1
1 A
p r-
1 1
M a
y -1
1 J
u n
-1 1
GRAFI K I I .11 PERKEM BANGAN SUK U BU NGA ACUAN
CI N A D AN ASEAN
Cina I nd onesia
Malaysia Filipina
Thailand Sumber: Bloomberg
Bab I I Per kembangan Makr o Ekonomi Tahun Anggar an 2011
II-9 Nota Keuangan dan APBN-P 2011
tumbuh cukup tinggi 8,5 persen atau meningkat jika dibandingkan dengan per tumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 3,3 per sen. Optimisme ter hadap kiner ja investasi yang
semakin membaik diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2011, mengingat investasi pada triwulan I I 2011 tetap mampu tumbuh positif sebesar 9,2 per sen. Sementar a itu, kinerja
ekspor -impor sejak tahun 2010 sudah mampu ber ekspansi, yaitu masing-masing dapat tumbuh positif sebesar 15,1 per sen dan 17,5 per sen. Pencapaian ini jauh lebih baik bila
dibandingkan dengan posisinya pada tahun 2009 yang mengalami kontr aksi pada tingkat 9,7 persen dan 15,0 persen. Jika dilihat dari realisasi kinerja ekspor dan impor pada triwulan
I I tahun 2011 yang tumbuh positif masing-masing sebesar 17,4 per sen dan 16,0 per sen, maka membaiknya kinerja ekspor dan impor diperkirakan akan tetap berlanjut pada tahun
2011. Di sisi lain, konsumsi r umah tangga cender ung tumbuh stabil. Selama tahun 2010 konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,6 persen yoy dan pada triwulan kedua tahun
2011 laju per tumbuhan konsumsi r umah tangga tumbuh 4,6 per sen. Sementar a itu, laju pertumbuhan konsumsi pemerintah mengalami perbaikan. Jika pada tahun 2010 konsumsi
pemer intah tumbuh 0,3 per sen yoy, namun pada pada triwulan kedua 2011 konsumsi pemerintah mampu tumbuh 4,5 persen yoy.
Dari sisi sektoral supply-side, pada tahun 2010 hingga kuartal pertama 2011, seluruh sektor ekonomi mencatatkan pertumbuhan positif. Sektor ekonomi yang mengalami akselerasi
pertumbuhan paling tinggi yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yang masing-masing tumbuh 13,4 persen dan 10,7 persen yoy pada tahun 2010 dan triwulan I I 2011. H al ini
terutama didorong oleh meningkatnya penggunaan telepon seluler dan internet serta naiknya jumlah penumpang pesawat udara secara signifikan di sepanjang tahun 2010 hingga triwulan
I I 2011.
2 .4 Per kem bangan I ndikator Ekonom i M akr o 20 11