Pendahuluan POKOK-POK OK PERU BAH AN D EFI SI T D AN

Pokok-Pokok Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab V Nota Keuangan dan APBN-P 2011 V-2 sebesar Rp65.012,6 m il iar , atau 5,9 per sen apabil a dibandi ngkan dengan tar get yang ditetapkan dalam APBN 2011. Sementara itu, anggaran belanja negara mencapai sebesar Rp1.320.751,3 miliar. Jumlah ter sebut berar ti mengalami peningkatan sebesar Rp91.192,8 miliar atau 7,4 persen apabila dibandingkan dengan pagu anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2011. Per ubahan pendapatan negara dan hibah serta belanja negara ter sebut pada ak hi r nya j uga m engak i bat kan per ubahan pada besar an defi si t anggar an, yai t u dar i Rp124.656,5 miliar 1,8 persen terhadap PDB menjadi sebesar Rp150.836,7 miliar 2,1 persen terhadap PDB. Peningkatan besaran defisit ter sebut, member ikan implikasi pada peningkatan kebutuhan pembiayaan, yang harus dipenuhi dengan mengoptimalkan berbagai sumber yang tersedia. Setiap pemilihan sumber pembiayaan akan membawa konsekuensi pada biaya dan r isiko. Apabi l a Pem er i ntah m em il i h sum ber pem bi ayaan yang ber asal dar i nonut ang unt uk membiayai defisit, maka jumlah aset yang dimiliki oleh Pemerintah akan berkurang, namun di sisi lain tidak terdapat biaya yang ditimbulkan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Aset Pemerintah tersebut dapat berupa dana tunai yang disimpan dalam rekening Pemerintah, kepemilikan saham Pemerintah pada BUM N, maupun aset lainnya yang saat ini dikelola oleh PT Perusahaan Pengelola Aset PPA Persero dan Ditjen Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Sementara itu, apabila pembiayaan defisit dipenuhi melalui utang, maka sebagai konsekuensinya kewajiban Pemerintah untuk membayar kewajiban utang, baik dalam bentuk bunga maupun pembayaran pokok utang akan meningkat. Konsekuensi beban utang tersebut tidak hanya pada saat ini namun akan menimbulkan beban biaya di masa yang akan datang. Pilihan sumber pembiayaan m enghar uskan Pemer intah untuk m em i l i h kom bi nasi sum ber -sum ber pem bi ayaan defi si t yang t er sedi a dal am r angka mengoptimalkan pencapaian tujuan dengan biaya dan risiko yang akan dihadapi.

5.2. Pem biayaan D efisit Anggar an

Kebutuhan pembiayaan anggaran dalam APBN -P 20 11 di per k i r akan m encapai sebesar Rp150 .836,7 m i l i ar . Jum l ah ter sebut ber ar ti meningkat Rp26.180,2 m il iar 21,0 per sen bil a dibandi ngkan dengan pem bi ayaan anggar an yang di t et apkan dal am APBN 2011 sebesar Rp124.656,5 m i l i ar . Peni ngk at an pem bi ayaan anggar an dal am APBN -P 2011 tersebut direncanakan akan dibiayai dari sumber pembiayaan nonutang yaitu dari SAL sebesar Rp40.319,0 miliar. Lebih besar nya t am bahan penggunaan SAL tersebut disebabkan tambahan SAL tidak hanya diper gunakan untuk menutup tambahan defisi t anggar an, namun j uga diper gunakan untuk m em bi ayai tam bahan pengel uar an pembiayaan. Dengan demikian, komposisi pembiayaan anggar an mengalami per ubahan, apabila dalam APBN 2011 pembiayaan nonutang adalah negatif Rp2.387,9 miliar atau negatif 1,9 persen dan pembiayaan utang sebesar Rp127.044,4 miliar atau 101,9 persen, maka dalam APBN-P 2011 pem bi ayaan nonut ang adal ah Rp25.507,3 m i l i ar at au 16,9 per sen dan 2,2 2,1 2,0 1,9 1,8 1,7 1,6 200 ,0 150 ,0 10 0 ,0 50 ,0 - 50,0 10 0 ,0 150,0 APBN 20 11 APBN -P 20 11 GRAFI K V.1 PEM BI AYAAN D EFI SI T AN GGAR AN APBN 20 11 D AN APBN - P 20 11 Defisit APBN Nonutang Neto Utang Neto SBN Neto Pi njaman Luar Neger i Neto Pi nj aman Dal am N eger i Neto Defi si t Thd PDB Rp Tr iliun Thd PD B Sumber : Kementer i an Keuangan Pokok-Pokok Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab V