H ibah APBN -P 20 11

Bab I V Per ubahan Belanja Negar a Nota Keuangan dan APBN-P 2011 I V-1

BAB I V PERU BAH AN BELAN JA N EGARA

4.1 Pendahuluan

Anggar an belanja negara disusun dengan mempertimbangkan ber bagai faktor ekternal dan internal, antara lain: 1 perkembangan indikator ekonomi makro nasional dan dunia, seperti tercermin pada asumsi dasar penyusunan APBN; 2 perkembangan kebutuhan penyelenggaraan operasional pemer intahan; serta 3 langkah-langkah kebijakan policy measur es dan langkah-langkah administratif admi nistr ati f measur es yang ditempuh dalam r angka mencapai tujuan nasional. Selain itu, alokasi anggar an belanja negar a juga memper hitungkan beber apa r isiko bencana alam maupun r isiko fiskal lainnya. Sejalan dengan dinamika per kembangan kehidupan ber bangsa dan ber negar a, yang di m ungki nkan t er j adi nya ber bagai per ubahan t er hadap k ebut uhan oper asi onal Pemer i ntah dan ber bagai inisi atif, pr ogr am dan kegi atan bar u, m aka sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negar a dan Undang-undang APBN, dibuka peluang untuk mengakomodasi ber bagai dampak per ubahan ter sebut melalui mekanisme per ubahan APBN. Per ubahan terhadap anggaran belanja negar a tahun 2011 dilakukan dengan mengacu pada ketentuan pasal 37 ayat 1 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN Tahun Anggar an 2011, yang m engam anat k an bahwa Penyesuai an APBN Tahun Anggaran 2011 dengan perkembangan dan atau per ubahan keadaan dibahas bersama Dewan Per wakil an Rakyat dengan Pemer intah dalam r angka penyusunan per kir aan perubahan atas APBN Tahun Anggaran 2011. Perubahan ter sebut dimungkinkan apabila terjadi : a perkiraan perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang di gunakan dalam APBN Tahun Anggar an 2011; b per ubahan pokok-pokok kebijakan fiskal; c keadaan yang menyebabkan harus dilakukan per geseran anggar an antarunit organisasi, antarprogram, dan atau antarjenis belanja; dan d keadaan yang menyebabkan Saldo Anggar an Lebih SAL tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggar an tahun anggar an ber jalan. Perkembangan kondisi yang mendor ong per lunya dilakukan perubahan terhadap APBN 2011 adalah sebagai berikut. Per tama, sejak ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN tahun 2011, telah terjadi perkembangan dan per ubahan berbagai indikator ekonomi makr o secara signifikan, yang menyebabkan asumsi yang dipakai sebagai basis perhitungan APBN tidak sesuai lagi dengan kondisi riil saat ini dan per k i r aan ke depan. I ndi k at or ek onom i m akr o yang m engal am i per ubahan dan berpengaruh signifikan ter hadap belanja negara antara lain adalah: i tingkat suku bunga SBI 3 bulan yang semula diasumsikan dalam APBN 2011 sebesar 6,5 per sen, namun sejak dihentikannya lelang SBI 3 bulan oleh BI , maka digunakan tingkat suku bunga SPN 3 bulan yang dalam tahun 2011 diper kir akan sebesar 5,6 per sen; ii nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diper kir akan mengalami apresiasi, dar i semula Rp9.250 per USD dalam APBN tahun 2011 menjadi Rp8.700 per USD; dan iii har ga minyak mentah I ndonesia I CP yang semula diasumsikan sebesar USD80,0 per barel, diper kir akan akan mencapai USD95,0 per bar el. Per ubahan asumsi ekonomi makr o Bab I V Per ubahan Belanja Negar a Nota Keuangan dan APBN-P 2011 I V-2 tersebut diperkirakan akan berdampak pada berbagai besaran belanja negara tahun 2011, terutama kenaikan beban subsidi BBM dan subsidi listr ik, ser ta kenaikan belanja untuk dana bagi hasil minyak bumi bagi daerah penghasil pada pos transfer ke daerah sebagai dam pak dar i kenaikan har ga minyak mentah I ndonesia I CP. Selanjut nya, kondisi ter sebut juga akan ber pengaruh pada besaran anggaran pendidikan. Kedua, adanya per ubahan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2011, sebagai dampak dar i per kembangan kondisi ekonomi dan sosi al ser ta upaya per cepatan pencapaian tar get-tar get pembangunan. Per ubahan pokok-pokok kebijakan ter sebut antar a lain meliputi: 1 pelonggaran defisit anggaran dar i 1,8 per sen ter hadap PDB dalam APBN tahun 2011 menjadi 2,1 per sen ter hadap PDB; 2 rencana pelaksanaan program stabilisasi harga pangan; 3 penambahan belanja alutsista; 4 kebijakan tambahan belanja untuk program pro rakyat klaster 4; dan 5 program kegiatan prioritas lainnya yang belum t er t am pung dalam APBN tahun 2011. Sej alan dengan adanya ber bagai per ubahan ter sebut, maka diper lukan tambahan penggunaan sebagian dar i SAL tahun 2010 dan tahun-tahun sebelumnya untuk membiayai peningkatan defisit anggaran tahun 2011. Dal am k er angka m engam ank an pel ak sanaan APBN t ahun anggar an 2011, m aka penyesuaian atas berbagai sasaran APBN, termasuk belanja negara menjadi penting untuk dilakukan. M elalui pr oses penyesuaian tersebut, anggar an belanja negar a diharapkan m enj adi l ebi h r eal i st i s dan m am pu m enduk ung pencapai an sasar an- sasar an pembangunan ekonomi tahun 2011 dan jangka menengah, khususnya dalam r angka mendukung kegiatan ekonomi nasional guna memacu dan memper cepat pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, menciptakan dan memper luas lapangan kerja, meningkatkan kual it as pel ayanan pada masyar akat dan m engur angi kemi skinan, ser t a menj am in terlaksananya prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RKP 2011. Sebagai dampak dari berbagai perkembangan dan perubahan tersebut, volume anggaran belanja negara dalam APBN-P Tahun 2011 ditetapkan sebesar Rp1.320.751,3 miliar 18,3 per sen terhadap PDB. Jumlah tersebut, berarti menunjukkan peningkatan Rp91.192,8 miliar atau 7,4 per sen dari pagu anggaran belanja negara yang ditetapkan dalam APBN tahun 2011 sebesar Rp1.229.558,5 miliar. Sebagian besar, yaitu sekitar 68,8 persen dari jumlah anggaran belanja negara ter sebut dialokasikan untuk belanja pemer intah pusat, sedangkan 31,2 persen lainnya dialokasikan untuk transfer ke daerah. Selanjutnya, ringkasan alokasi anggaran belanja negara dalam APBN dan APBN-P tahun 2011 disajikan dalam Tabel I V .1. 4 .2 Pok ok -Pok ok Per ubahan K ebijak an dan Anggar an Belanja Pem er intah Pusat Tahun 20 11 Perubahan anggar an belanja pemerintah pusat merupakan konsekuensi dar i dinamika per k em bangan ber bagai i ndi k at or ek onom i m ak r o, k ebut uhan oper asi onal penyel enggar aan pemer int ahan, dan ditem puhnya langkah-langkah kebij akan ser ta langkah-langkah administratif menuju ter capainya alokasi belanja pemer intah pusat yang optimal. Berkaitan dengan asumsi ekonomi makr o, per ubahan anggaran belanja pemerintah pusat 2011 ter jadi antar a lain karena per ubahan asumsi kurs rupiah dar i semula Rp9.250 per USD menjadi Rp8.700,0 per USD, dan perubahan asumsi harga