U m um PEN D AH U LU AN

Pendahuluan I-2 Nota Keuangan dan APBN-P 2011 Bab I c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi, antar pr ogr am, dan atau antarjenis belanja; dan atau d. keadaan yang menyebabkan saldo anggar an lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan. Ber k ai t an dengan hal t er sebut , Pem er i nt ah m engaj uk an RU U Per ubahan t er hadap UU Nom or 10 Tahun 2010 t ent ang APBN Tahun Anggar an 2011, yang di sam pai kan ber bar engan dengan penyampaian laporan pelaksanaan APBN dalam semester I . H al ini di l ak ukan agar t er sedi a wakt u yang cuk up m em adai unt uk m em bahas dan mengi mplem ent asi kan hasi l kesepakat an antar a Pemer i ntah dan DPR atas per ubahan tersebut. Perubahan APBN 2011 ter sebut dilakukan secara menyelur uh guna menampung seluruh perubahan dalam pendapatan, belanja, serta defisit dan pembiayaan anggaran, yang terjadi baik karena perubahan asumsi makro, maupun untuk mengakomodasikan tambahan belanja prioritas yang belum terakomodasi dalam UU APBN 2011.

1.2 Pokok-pokok Per ubahan Asumsi Dasar Ekonomi M akr o

M emasuki tahun 2011, kondisi ekonomi global masih menunjukkan pemulihan yang terus ber lanjut. Pertumbuhan ekonomi negar a-negar a maju diper kir akan tetap positif namun sedikit lebih melambat dari kinerja tahun 2010. Krisis utang di Eropa dan bencana tsunami di Jepang tur ut mendor ong perlambatan ekonomi negara maju ter sebut . Demikian pula, berbagai risiko perekonomian global, seperti naiknya harga minyak dan komoditas pangan dunia diperkirakan akan menahan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2011. Fluktuasi harga minyak dan pangan inter nasional yang ter lihat sejak awal tahun 2011 diperkirakan akan bermuara pada tekanan inflasi global. Untuk mengendalikan inflasi, beberapa negara di dunia telah menaikkan suku bunga acuannya. Dengan melihat kondisi pada tahun 2010, dan di awal 2011, maka hingga akhir 2011 per tum buhan ekonom i duni a diper kir akan sebesar 4,3 persen, negara maju sebesar 2,2 persen, dan negara berkembang sebesar 6,6 persen. Sejalan dengan perkembangan positif ekonomi global, kinerja perekonomian domestik juga ter us menunjukkan per baikan yang cukup signifikan. Per tumbuhan ekonomi I ndonesia tahun 2010 yang m encapai 6,1 per sen, menjadi moment um akseler asi bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi di tahun 2011. Di dalam APBN 2011, asumsi pertumbuhan ekonomi domest ik di per kir akan mencapai 6,4 per sen, melampaui r eali sasi t ahun 2010 sebesar 6,1 persen. Dengan melihat kondisi terkini, proyeksi pertumbuhan ekonomi mengalami kor eksi dan diper kir akan tumbuh sebesar 6,5 per sen. Dar i si si penggunaan, konsum si masyarakat tumbuh 4,9 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 5,1 persen, investasi tumbuh 9,5 persen, ekspor-impor masing-masing tumbuh 14,1 persen dan 17,3 persen. Sektor yang menjadi penopang utama perekonomian I ndonesia dalam tahun 2011 adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selanjutnya, pulihnya per ekonomian gl obal secar a umum , khususnya di kawasan Asia, menyebabkan sentimen investor untuk melakukan investasi menjadi lebih positif. Karena kondisi perekonomian di Asia emer gi ng mar ket cender ung memiliki kiner ja yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kinerja perekonomian Amerika Serikat dan Eropa, sebagian besar investor tersebut banyak mengalirkan dana-dananya memasuki pasar keuangan Asia, termasuk I ndonesia. M asih kuatnya arus masuk modal asing ke I ndonesia memberi dampak positif pada meningkatnya cadangan devisa I ndonesia. Hal ini, selanjutnya, mendorong nilai Bab I Pendahuluan I-3 Nota Keuangan dan APBN-P 2011 tukar r upiah cender ung mengal ami penguat an sepanjang tahun 2011. Dengan ber bagai per kembangan tersebut, dalam keseluruhan tahun 2011, nilai tukar rupiah ter hadap dolar AS diperkirakan mencapai rata-rata Rp8.700 per dolar AS, atau mengalami apresiasi sebesar 5,9 persen dari yang diasumsikan dalam APBN 2011 sebesar Rp9.250 per dolar AS. M eskipun ar us masuk modal asing tersebut dapat memperkuat nilai tukar rupiah, namun karena sebagian besar dari arus masuk modal asing dimaksud bersifat jangka pendek yang ber isiko, dalam r angka mendorong pengalihan modal asing ke instrumen dengan jangka lebih panjang, dan sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya pembalikan dana asing secara tiba-tiba dalam jumlah yang besar , maka sejak bulan Novem ber 2010, Bank I ndonesia mengambil kebijakan untuk menghentikan lelang SBI bertenor 1 dan 3 bulan. Dalam APBN 2011, suku bunga SBI 3 bulan digunakan sebagai basis dalam penyusunan postur. M engingat SBI 3 bulan sudah tidak dilelang, penetapan asumsi untuk suku bunga beralih ke suku bunga Surat Perbendaharaan Negara SPN 3 bulan. Sampai dengan Juni 2011, SPN 3 bulan telah dilakukan lelang sebanyak 5 kali, dengan besaran suku bunga r ata-rata mencapai sebesar 5,1 persen. Sejalan dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan, dalam keseluruhan tahun 2011, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan mencapai 5,6 persen. Sem ent ar a i t u, kecender ungan nai k nya har ga k om odi t as pangan dan ener gi sel ai n diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya harga beberapa komoditas domestik, juga akan menaikkan ekspektasi inflasi masyarakat. Seiring dengan tren pergerakan harga minyak internasional, harga rata-rata minyak mentah I ndonesia I ndonesian Cr ude Pr ice I CP pada tahun 2011 diperkirakan mengalami peningkatan hingga mencapai USD95 per bar el, atau nai k USD15,0 per bar el bi l a di bandi ngkan dengan r at a-r at a har ga m i nyak I CP yang diasumsikan dalam APBN 2011 sebesar USD80,0 per barel lihat Tabel I .1. Perkembangan harga I CP tersebut, ditambah dengan faktor inter nal, seperti peningkatan per m i nt aan dom est i k sej al an dengan sem aki n m em bai knya per ekonom i an nasi onal diperkirakan akan mendorong laju inflasi tahun 2011. Di lain pihak, koordinasi yang semakin baik antara Pemerintah, Bank I ndonesia, dan PemerintahDaerah diharapkan dapat menekan ekspektasi inflasi masyarakat. Dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi - Pertum buhan ekonom i y-o-y 6,4 6,5 - I nflasi y-o-y 5,3 5,65 - Tingkat bunga SPN 3 bulan 1 6,5 5,6 - Nulai tukar Rp USD1 9.250,0 8.700,0 - Harga m inyak U SD barel 80,0 95,0 - Lifting m inyak ribu barel per hari 970,0 945,0 1 APBN 2 0 11 m en ggu n ak an t i n gk at su k u bu n ga SBI 3 bu l an Sum ber : Kem ent er i an Keuangan U RAI AN T ABEL I .1 ASU M SI EKON OM I M AKRO 2011 20 11 APBN APBN -P