KONDISI NON FISIK

2.3. Kondisi Kependudukan

A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2011 adalah 500.642 jiwa terdiri dari 243.363 laki-laki dan 257.279 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduknya

sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2007 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3

tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Catatan dari tahun 1880 memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa 3 .

Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan (Soloraya - Surakarta + Kartasura, Colomadu, Baki, Grogol, Palur), maka luasnya adalah 130 km 2 . Penduduknya berjumlah 850.000 jiwa.

3 Surakarta, dalam Retrobibliothek Online dari Meyers Knversationslexikon, Leipzig & Wien. 1885-1892

Kelompok Umur

Jenis Kelamin

Pria dan Wanita

Tabel 3.3 Jumlah penduduk kota Surakarta tahun 2011

(Sumber: www.surakarta.go.id)

commit to user

B. Penggolongan Penduduk Berdasar Kegiatan

Jenis Kegiatan

Jenis Kelamin

Angkatan Kerja

Mengurus Rumah Tangga

Bukan Angkatan Kerja

Usia Kerja

Bukan Usia Kerja

(15 Th Keatas)

C. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Indonesia (SUSENAS), jumlah penduduk kota Surakarta mencapai 534.540 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 84,44, yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 88 penduduk laki-laki.

Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta mencapai 12.716 jiwa/km 2 .

Adapun proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

2.4. Kondisi Perekonomian

Surakarta merupakan kota terbesar kedua di Jawa Tengah yang layak untuk dijadikan tujuan investasi. Beberapa alasan yang melatarbelakanginya adalah:

1. Kondisi perekonomian dan sosial politik yang relatif stabil menjadikannya sebagai tempat yang nyaman untuk berinvestasi.

2. Penduduknya memiliki tingkat pendidikan dan ketrampilan yang beragam ditunjukkan dengan banyaknya universitas, akademi, sekolah tinggi, dan institut. Menjadikan Surakarta sebagai penghasil sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Lokasi yang strategis di kawasan perdagangan Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang) memudahkan untuk terkoneksi satu sama lain.

4. Beberapa industri mempunyai prospek ekonomi yang cukup baik.

Tahun

Luas (km2)

Jumlah penduduk

(jiwa)

Tk. Kepadatan (jiwa/km 2 )

Tabel 3.4 Penggolongan jumlah penduduk berdasar kegiatan

(Sumber: www.surakarta.go.id)

Tabel 3.5 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta

(Sumber: Biro Pusat Statistik)

commit to user

5. Pelayanan perizinan investasi yang dapat dipercaya, efisien, mudah dan transparan.

Adapun potensi Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Surakarta, kota dagang bersejarah yang hingga saat ini masih memegang peranan sebagai pusat perdagangan dan jasa di wilayah Solo. Kota ini menawarkan kesempatan yang begitu besar karena didukung oleh letak kota yang strategis sebagai salah satu titik pusat perdagangan di Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang), dekat dengan Bandara Internasional Adi Sumarmo, dan didukung oleh infrastruktur lainnya seperti terminal antar propinsi, Stasiun Kereta Api Antar Propinsi, Rumah Sakit Nasional terkemuka, Hotel Bintang Lima, Universitas Terkemuka, Pusat Perbelanjaan Besar dan kondisi jalan raya yang baik. Tradisi manufaktur serta kualitas institusi pendidikan yang dimiliki menjadikan kota ini memiliki angkatan kerja yang berdaya jual untuk menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri.

2. Wisatawan baik domestik maupun mancanagera merasakan kebanggaan tersendiri ketika mengunjungi kota sejarah ini saat menyaksikan kemegahan

budaya dan peninggalan sejarah kerajaan pada masa itu. Ketenangan, keramahtamahan masyarakatnya serta industri pariwisata Keraton Surakarta menjadi prospek usaha luar biasa yang ditawarkan kota ini.

3. Dalam hal potensi investasi, kota yang dibatas oleh sungai Bengawan Solo di bagian timur dan selatan ini dikenal sebagai kota yang fokus terhadap

sektor Manufaktur dengan angka kontribusi sebesar 25% diikuti dengan perdagangan, restoran & hotel yang menyumbang 22,02%. Kota ini juga dikenal dalam sektor keuangan, pusat perdagangan dan jasa di wilayah Solo dan penyedia tulang punggung manufaktur yang penting.

4. Hampir semua produk yang dihasilkan dipasarkan keluar wilayah melalui jalur Surakarta itu sendiri, sehingga kota ini juga dikenal sebagai pusat pemasaran hasil pertanian. Potensi yang kuat dalam peranannya sebagai pusat distribusi dan bidang jasa menjadikan bidang tersebut fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut.