Hubungan Antara Tenaga Kerja Dengan FDI
2.4. Hubungan Antara Tenaga Kerja Dengan FDI
Pengertian tenaga kerja menurut World Bank merupakantotal tenaga terdiri dari orang-orang usia 15 dan atau lebih tua yang memenuhi definisi International Labour Organization penduduk aktif secara ekonomi: semua orang yang memasok Pengertian tenaga kerja menurut World Bank merupakantotal tenaga terdiri dari orang-orang usia 15 dan atau lebih tua yang memenuhi definisi International Labour Organization penduduk aktif secara ekonomi: semua orang yang memasok
tenaga kerja untuk produksi barang dan jasa selama jangka waktu tertentu. Termasuk yang bekerja maupun menganggur.
Sementara itu dalam prakteknya setiap negara memilikki perbedaan dalam memberikan perlakuan definisi dari angkatan kerja itu sendiri. Seperti kelompok angkatan bersenjata dan pekerja musiman atau paruh waktu, secara umum angkatan kerja mencakup angkatan bersenjata, pengangguran, dan orang yang baru mencari kerja, tetapi tidak termasuk ibu rumah tangga, relawan dan pekerja di sektor informal.
Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi. Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting daripada sarana produksi yang lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya. Karena manusialah yang menggerakkan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang (Bakir dan Manning, didalam Tindaon, 2011).
Pada dasarnya tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a) Angkatan kerja yaitu tenaga kerja berusia 10 tahun yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab. Di samping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap sedang mencari pekerjaan atau mengharapkan pekerjaan.
b) Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang berusia 10 tahun ke atas yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan sebagainya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat b) Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang berusia 10 tahun ke atas yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan sebagainya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat
menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering dinamakan potential labor force.
Teori tentang ketenagakerjaan yang dikemukakan oleh Lewis menjelaskan bahwa kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain. Selanjutnya Lewis mengemukakan bahwa ada dua sektor di dalam perekonomian negara sedang berkembang, yaitu sektor modern dan sektor tradisional. Sektor tradisional tidak hanya berupa sektor pertanian di pedesaan, melainkan juga termasuk sektor informal di perkotaan (pedagang kaki lima, pengecer, pedagang angkringan). Sektor informal mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada selama berlangsungnya proses industrialisasi, sehingga disebut katub pengaman ketenagakerjaan (Todaro, 2000).
Dengan terserapnya kelebihan tenaga kerja disektor industri (sektor modern) oleh sektor informal, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Peningkatan upah ini akan mengurangi perbedaan tingkat pendapatan antara pedesaan dan perkotaan, sehingga kelebihan penawaran pekerja tidak menimbulkan masalah pada pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya kelebihan pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi perpindahan tenaga kerja dari sektor tradisional ke sektor modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak pernah menjadi terlalu banyak.
Ketersediaan tenaga kerja memilikki hubungan yang erat dengan aktivitas investasi. Karena dalam operasional kegiatan produksi perusahaan membutuhkan input faktor produksi yang salah satunya adalah tenaga kerja itu sendiri. Sesuai yang dikemukan oleh Nicholson W (2002) menjelaskan bahwa fungsi produksi suatu Ketersediaan tenaga kerja memilikki hubungan yang erat dengan aktivitas investasi. Karena dalam operasional kegiatan produksi perusahaan membutuhkan input faktor produksi yang salah satunya adalah tenaga kerja itu sendiri. Sesuai yang dikemukan oleh Nicholson W (2002) menjelaskan bahwa fungsi produksi suatu
barang atau jasa tertentu (q) adalah q = f (K, L) dimana k merupakan modal dan L adalah tenaga kerja yang memperlihatkan jumlah maksimal suatu barang/jasa yang dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antara K dan L maka apabila salah satu masukan ditambah satu unit tambahan dan masukan lainnya dianggap tetap akan menyebabkan tambahan keluaran yang dapat diproduksi.
Tambahan keluaran yang diproduksi inilah yang disebut dengan produk fisik marjinal (Marginal Physcal Product). Selanjutnya dikatakan bahwa apabila jumlah tenaga kerja ditambah terus menerus sedang faktor produksi lain dipertahankan konstan, maka pada awalnya akan menunjukkan peningkatan produktivitas namun pada suatu tingkat tertentu akan memperlihatkan penurunan produktivitasnya serta setelah mencapai tingkat keluaran maksimal setiap penambahan tenaga kerja akan mengurangi pengeluaran.
Menurut Pourshahabi (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat sumber daya manusia akan berasosiasi positif terhadap keuntungan yang didapatkan dari kegiatan investasi termasuk FDI.Sehingga bisa dijelaskan bahwa adanya ketersediaan tenaga kerja berhubungan positif terhadap penanaman modal tidak terkecuali dalam bentuk FDI.
Seperti diketahui salah satu tujuan adanya FDI adalah untuk mencari sumber daya (resource seeking). Sumber daya yang dimaksud diantaranya adalah ketersediaan tenaga kerja itu sendiri sebagai penunjang kegiatan produksi perusahaan, selain itu dengan penawaran tenaga kerja yang banyak membuat harga dari tenaga kerja itu sendiri menjadi murah, sehingga perusahaan bisa memangkas biaya produksinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id