17
2.5.4.3 Logam Besi dalam Air
liat. Besi merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir
setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air, besi yang ada didalam air dapat berupa;1.terlarut sebagai Fe
2+
fero atau Fe
3+
feri.2. Tersuspensi sebagai butir koloidal diameter atau lebih besar seperti Fe
2
O
3
, FeO, Fe OH
3
dan sebagainya. 3.Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik atau seperti tanah
Pada air permukaan jarang dijumpai kadar Fe yang lebih besar dari 1 mgl, tetapi didalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Pada air yang tidak
mengandung oksigen O
2
seperti seringkali air tanah, besi berada sebagai Fe
2+
yang cukup larut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe
2+
teroksidasi menjadi Fe
3+
. Fe
3+
ini sulit larut pada pH= 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi ferihidroksida Fe OH
3
atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan dapat mengendap. Demikian halnya didalam sungai,besi berada sebagai
Fe
2+
, Fe
3+
terlarut dan Fe
3+
dalam bentuk senyawa organik berupa kolodial. Sumber masuk besi kedalam tatanan lingkungan perairan; dari buangan industri, limbah
pertambangan, pengelasan logam, pipa-pipa air Manahan, 1994.
2.5.5. Nikel Ni
Nikel dengan nomor atom 28 dan massa atom 58,69, dalam Sistem Periodik Unsur terletak pada periode 4, golongan VIII B.Nikel adalah logam putih perak
yang keras, bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455
C, dan bersifat sedikit magnetis. Vogel,1979. Sumber masuk ketatanan lingkungan perairan dari aktifitas manusia berupa pencucian dinding kapal,
buangan industri, dan lain sebagainya. Nikel dapat terdapat sebagai unsur bebas dan juga sebagai senyawa dimana nikel nantinya dalam bentuk ion dengan valensi 2 dan
3. Nikel dapat menyebabkan kanker walaupun dalam jumlah kecil Agusnar,2008
Universitas Sumatera Utara
2.5.6. Zinkum Zn
Zinkum dengan nomor atom 30 dan massa atom 65,38 dalam Sistem Periodik Unsur terletak pada periode 4 dan golongan IIB. Zinkum adalah logam
yang putih kebiruan, logam yang mudah ditempa dan liat pada suhu antara 110- 150
C. Zinkum melebur pada suhu 410 C dan mendidih pada 906
C. Logamnya yang murni,melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Vogel,1979.
Zinkum masuk ketatanan lingkungan perairan melalui limbah industri, pengelasan logam, patri.Zinkum merupakan unsur penting dalam banyak metaloenzim,obat
luka. Manahan, 1994. Tubuh yang normal membutuhkan 12-15 miligram Zinkum setiap hari.
Kebanyakan orang dapat mendapatkan zat tersebut secara alami melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun jika zat Zinkum yang masuk ke dalam
tubuh berlebihan, maka dapat mengakibatkan keracunan Zinkum. Usus tertekan, muntah, kram perut, diare dan mual berkepanjangan. Gejala tersebut jika tidak
segera ditangani dapat menyebabkan sakit kuning, kejang, demam, dan tekanan darah rendah, bahkan kematian.
Sedangkan Eamens dkk, 1984 dalam Darmono, 1995 menyatakan
keracunan Zinkum dengan gejala-gejala: osteomalasea, kalkulirenalis, dan proteinuria. Keracunan Zinkum sering dijumpai bersamaan dengan keracunan
Kadmium secara kronis.
2.6 Interaksi antar Logam
Mempelajari interaksi antar logam esensial dan nonesensial dapat membantu mempelajari mekanisme toksitas logam tersebut.
Interaksi antar logam tersebut banyak di teliti di laboratorium dan kemudian diaplikasikan di lapangan,ternyata kejadiannya hampir sama dengan di lapangan
secara ilmiah baik pada hewan maupun pada manusia. Daya keracunan dari suatu logam berat nonesensial dapat meningkat atau
Universitas Sumatera Utara