menjadi menurun oleh karena hadir atau absennya logam esensial.
Mn Fe
Cd Cu
Zn Pb
Ca Se
Hg Cr
Darmono,1995.
Gambar2.6: Interaksi Antar Logam dalam Tubuh Manusia
2.7. Spektrofotometer Serapan Atom SSA
Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu metode pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam cuplikan berdasarkan penerapan cahaya
pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom dalam bentuk gas dalam keadaan dasar. Ahli kimia telah lama menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang
tereksitasi dalam suatu nyala sebagai alat analitis.
2.7.1. Prinsip Dasar Spektrofotometer Serapan Atom
Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka sebagian cahaya akan diserap,
dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Hal ini merupakan dasar penentuan kuantitatif
logam-logam dengan menggunakan SSA Walsh,1995.
2.7.2. Cara kerja Spektrofotometer Serapan Atom SSA
Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA6-300 terdiri atas tiga komponen berikut:
a. Unit atomisasi b. Sumber radiasi
c. Sistem pengukur fotometrik
Universitas Sumatera Utara
20
Cara kerja Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA6-300 mengikuti Hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan
kadar zat. Persamaan garis antara kadar zat dengan absorbansi adalah persamaan garis lurus dengan koefisien arah positip. Y = a + b X. Dengan memasukan nilai
absorbansi larutan contoh ke dalam persamaan garis dari larutan standar, maka kadar logam berat dalam contoh akan dapat diketahui. Horas P. Hutagalung 1997,
hal59 Oleh karena yang mengabsorbsi sinar adalah atom, maka ion senyawa logam berat
dalam contoh harus dirubah menjadi bentuk atom. Perubahan bentuk ionsenyawa menjadi bentuk atom biasanya dilakukan pada suhu tinggi 2000
C melalui pembakaran asetylen-udara atau dengan energi listrik.
2.7.3 Contoh Penentuan Kadar Logam Dalam Sampel
No Xi Xi-X
Xi-X
2
1 0,2992 0,0108 0,0001
2 0,2869 0,0015 0,0001
3 0,2792 -0,0092 0,0001
n = 3 X = 0,2884
∑ Xi-X
2
= 0,0003
SD =
Xi=absorbansi
= X=rerata
absorbansi Kadar logam = X ± SD
= 0,2884 ± 0,0141 mgL
Universitas Sumatera Utara
21
Selanjutnya,apabila hasil yang didapat ini hendak dikonversikan dalam bentuk satuan mgKg dapat dipergunakan rumus:
Kadar logam = .
mgKg
Dimana : X = kadar logam dalam sampel mgL V = volume larutan sampel L,misalnya 50 mL=0,05 L
Berat contoh mg,misalnya 1 g = 1000 mg Jadi ; Kadar logam=
.0,05L.10
6
mgKg =
0,01442.10
3
mgKg dengan SD=0,0141 maka =
14,42 ±0,0141
mgKg
2.7.4 Keuntungan Penggunaan Metode SSA