Kromium Cr .1 Hasil Penelitian .1 Zinkum Zn
56
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Kadar Ferrum Fe pada Sedimen dari
Beberapa Stasiun di Kota Tanjung Balai Asahan
No Stasiun Perulangan Absorbansi
Y Konsentrasi
X Kadar Ferrum Fe
U1 0,1752 1,9182
U2 0,1760 1,9269
U3 0,1743 1,9083
U4 0,1742 1,9072
1 ST1
U5 0,1762 1,9284
1,9178 ± 0,0141 mgL 95,89±0,0141mgKg
U1 0,2243 2,4540
U2 0,2229 2,4387
U3 0,2199 2,4059
U4 0,2213 2,4155
2 ST2
U5 0,2236 2,4503
2,4329 ± 0,0245 mgL 121,645±0,0245mgKg
U1 0,1704 1,8658
U2 0,1727 1,8909
U3 0,1722 1,8854
U4 0,1704 1,8658
3 ST3
U5 0,1730 1,8966
1,8807 ± 0,0141 mgL 94,035±0,0141mgKg
4.1.5 Kromium Cr 4.1.5.1
Pengukuran logam Krom, Cr dengan SSA
a. Lampu katoda dari logam yang dianalisis dipasang pada alat SSA di posisi1
b. Alat SSA dihidupkan beserta komputer dan printer. c. Beberapa parameter pengukuran untuk logam Cr ditetapkan sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.21 Kondisi Parameter Spektroskopi Serapan Atom SSA untuk Unsur Cr dengan Shimadzu AA6-300
NO Parameter 1
Panjang Gelombang 357,9 nm
2 Type Nyala
Air Asetylen 3
Lebar Celah 0,7 nm
4 Lampu Katoda
10 mA Sumber:Petunjuk Penggunaan Alat Type Shimadzu AA6-300
d. Setelah kondisi diatas deprogram dengan komputer, kompresor dihidupkan. e. Kran udara pada kompresor yang menuju SSA dibuka,lalu
f. Kran asetilen yang menuju SSA dibuka. g. Tombol Ignisi ditekan selama 2-3 detik sehingga nyala kebiru- biruan
h. Pipa kapiler pada nebulizer dicelup pada blanko. i. Uji blanko hingga absorbansi 0
j. Larutan standar diaspirasi terhadap nyala dan nilai absorbansinya akan terlihat di komputer.
k. Dibuat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi. Lalu dilanjutkan dengan pengujian contoh uji yang sudah dipersiapkan
SNI.06.6989.4 -2004 4.1.5.2 Penentuan Kurva Standar Kromium Cr
Pembuatan kurva standar Kromium Cr dilakukan dengan larutan dengan berbagai konsentrasi larutan pengukuran yaitu 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0
mgL, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 357,9 nm. Data hasil pengukuran absorbansi larutan Kromium Cr dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.22 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kromium Cr
No Konsentrasi mgL
Absorbansi Rata-rata 1 0,1000
0,0104 2 0,2000
0,0154 3 0,3000
0,0210 4 0,4000
0,0272 5 0,6000
0,0373 6 0,8000
0,0492 7 1,0000
0,0585 Kurva standar larutan Kromium Cr diperoleh dari pengukuran absorbansi
larutan standar Kromium Cr terhadap konsentrasi larutan standar Kromium Cr, selanjutnya linearitas kurva standar dihitung dengan menggunakan metode least
square seperti data pada tabel 4.23 berikut: Tabel 4.23 Perhitungan Persamaan Garis Regresi Logam Kromium Cr
No Xi Yi Xi-X
Xi-X
2
Y-Yi Y-Yi
2
Xi-XY-Yi 1 0.1000 0.0104 -0.3857 0.1488 -0.0209 0.0004 0.0081
2 0.2000 0.0154 -0.2857 0.0816 -0.0159 0.0003 0.0045 3 0.3000 0.021
-0.1857 0.0345 -0.0103 0.0001 0.0019 4 0.4000 0.0272 -0.0857 0.0073 -0.0041 0.0001 0.0004
5 0.6000 0.0373 0.11429 0.0130 0.0060 0.0001 0.0007
6 0.8000 0.0492 0.31429 0.0988 0.0179 0.0003 0.0056
7 1.0000 0.0585 0.51429 0.2645 0.0272 0.0007 0.0140
∑ 3.4000
0,2185 0 0.6486
0 0.0020 0.0356
X = = 0,4857
Y = = 0,0313
a =
Universitas Sumatera Utara
a = a = 0,0543
b = Y – aX b = 0,0313 – 0,05430,4857
b = 0,0049 dimana,
a = slope b
= intersep
maka, persamaan garis regresinya adalah Y = 0,0543 X + 0,0049 Maka koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
r = r =
r = 0,9994
Dari hasil perhitungan kurva standar diperoleh persamaan garis regresi Y = 0,0543 X + 0,0049, dengan koefisien korelasi r 0,9994. Koefisien korelasi ini
Universitas Sumatera Utara
dapat diterima karena memenuhi syarat yang ditetapkan 0,9500. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kadar dan absorbansi
atau dengan kata lain meningkatnya konsentrasi maka absorbansinya juga akan meningkat.
4.1.6 Kadmium Cd 4.1.6.1 Pengukuran logam Kadmium,Cd dengan SSA