1.3 Rata – Rata Persentasi Pola Asuh Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja
Pada kelompok ibu bekerja, dari hasil rata – rata persentasi pola asuh yang diterapkan ibu untuk mengasuh anak, pola asuh demokratis adalah pola asuh
yang paling banyak digunakan ibu dalam mengasuh anak, yaitu sebesar 94, 02 . Dan pola asuh penelantar adalah pola asuh yang paling jarang digunakan oleh ibu
bekerja, dari hasil rata – rata, pola asuh penelantar digunakan ibu untuk mengasuh anak yaitu sebesar 28, 80 .
Pada kelompok ibu tidak bekerja juga tidak jauh berbeda dengan ibu bekerja, ibu bekerja juga cenderung menerapkan pola asuh demokratis dalam
mengasuh anak, rata – rata persentasi pola asuh demokratis yang digunakan ibu yaitu sebesar 92, 94 . Dan pola asuh yang paling jarang digunakan ibu untuk
mengasuh anak adalah pola asuh penelantar, rata – rata persentasi pola asuh penelantar yang digunakan ibu untuk mengasuh anak yaitu sebesar 15, 22 .
Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa baik ibu bekerja maupun ibu tidak bekerja memiliki kesamaan dalam penerapan pola asuh kepada
anak. Namun, terdapat sedikit perbedaan dalam penerapannya, yaitu ibu bekerja cenderung lebih demokratis dan lebih penelantar dalam melakukan pengasuhan
terhadap anak. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor – faktor tertentu. Faktor ibu yang selalu bekerja di luar rumah memang terkadang harus memaksa ibu
untuk lebih demokratis kepada anak agar kebutuhan anak tetap terpenuhi walau ibu harus membagi waktu antara pekerjaan dengan anak. Pola asuh penelantar
juga cenderung lebih digunakan ibu bekerja dari pada ibu tidak bekerja, hal ini dipengaruhi karena faktor intensitas ibu yang lebih sering berada di luar rumah
Universitas Sumatera Utara
untuk bekerja dari pada berada di rumah untuk menemani anak, jadi tidak salah kalau pola asuh penelantar lebih besar diterapkan oleh ibu bekerja dari pada ibu
tidak bekerja. Dari hasil rata – rata persentasi pada pola asuh otoriter dan permisif, ibu
tidak bekerja cenderung lebih otoriter dan lebih permisif dari pada ibu bekerja, yaitu rata – rata 52, 72 ibu tidak bekerja menerapkan pola asuh otoriter kepada
anak dan rata – rata 34, 78 ibu tidak bekerja menerapkan pola asuh permisif. Hal ini disebabkan karena intensitas waktu ibu yang banyak untuk anak dalam
mengontrol semua kegiatan dan tingkah laku yang diterapkan oleh anak sehingga ibu cenderung lebih otoriter terhadap anak. Sedangkan pola asuh permisif yang
lebih besar penerapannya pada ibu tidak bekerja yaitu terlihat dari peran ibu yang selalu berada dirumah untuk menyiapkan semua kebutuhan anak, seperti
merapikan tempat tidur, menyiapkan sarapan dan mengantar anak sekolah. Hal ini merupakan salah satu penerapan pola asuh permisif yang dilakukan oleh ibu
kepada anaknya, yang terkadang justru membuat anak menjadi manja. Sedangkan pada ibu bekerja, rata – rata persentasi pola asuh otoriter ibu
yaitu sebesar 51, 63 , terlihat sedikit lebih kecil dari pada ibu tidak bekerja. Hal ini disebabkan oleh intensitas waktu ibu yang sedikit dengan anak sehingga ibu
tidak dapat menerapkan pola asuh otoriter yang melebihi ibu tidak bekerja yang intensitas waktunya lebih banyak dengan anak. Sehingga ibu tidak dapat
mengontrol semua kegiatan dan tingkah laku yang dilakukan anak selama ibu berada di luar rumah untuk bekerja. Pola asuh permisif yang diterapkan ibu
bekerja yaitu sebesar 30, 80 . Kebanyakan ibu bekerja menerapkan pola asuh permisif karena perasaan bersalah terhadap anak, biasanya mereka berlaku
55
Universitas Sumatera Utara
permisif dengan cara membelikan hadiah – hadiah tertentu atau menambah uang saku anak untuk membuat anak merasa senang. Namun dari hasil rata – rata
persentasi yang diperoleh, ibu bekerja sedikit lebih kecil berlaku permisif dibandingkan dengan ibu bekerja, hal ini disebabkan karena faktor ibu yang tidak
memiliki waktu yang banyak untuk membantu anak menyiapkan kebutuhan sehari – hari seperti yang dilakukan oleh ibu tidak bekerja yaitu seperti mengantar anak
sekolah atau merapikan tempat tidur anak. Itu sebabnya kebanyakan anak dari ibu bekerja cenderung lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari – hari, karena
mereka telah terbiasa untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan dari ibu ketika ibu tidak dapat membantu karena harus bekerja di luar rumah.
Tabel 6. Persentasi rata – rata pola asuh ibu bekerja dan ibu tidak bekerja
Pola Asuh Ibu Bekerja
Ibu Tidak Bekerja
Demokratis 94, 02
92, 94 Otoriter
51, 63 52, 72
Permisif 30, 44
34, 78 Penelantar
28, 80 15, 22
2. Pembahasan
Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan perbedaan pola asuh anak antara ibu yang bekerja dengan ibu
yang tidak bekerja pada suku Jawa dan dalam penelitian ini jumlah responden yang terlibat adalah 46 keluarga yang bersuku Jawa yang terbagi atas 23 keluarga
dengan ibu bekerja dan 23 keluarga dengan ibu tidak bekerja.
56
Universitas Sumatera Utara