Penilaian Terhadap Perilaku Anak

Namun jika pengganti ibu menggunakan metode pendidikan anak yang berbeda dari metode orangtuanya atau seandainya anak merasa diabaikan bila hadir seorang pengganti orang tua, mereka tidak akan menyukai pengalihan pengasuhan mereka dari ibu ke orang lain. Bila anak menyukai orang yang mengasuh mereka, satu – satunya pengaruh terhadap hubungan keluarga adalah membuat ibu merasa cemburu terhadap pengganti ibu untuk sementara waktu. Sebaliknya ketidaksukaan dengan pengganti ibu dapat menyebabkan malapetaka dalam hubungan keluarga. Pada anak timbul perasaan tidak senang terhadap ibu sebab ibu mengalihkan pengasuhannya kepada orang yang tidak disukainya. Hal ini mengakibatkan hubungan ibu – anak yang buruk dan suasana rumah yang diwarnai perselisihan Hurlock, 2007. Studi – studi menunjukkan bahwa reaksi anak terhadap bentuk pengasuhan dari pihak pengganti peran ibu dalam hal pengasuhan anak akan berubah dengan bertambahnya usia anak Hurlock, 2007. Faktor yang menjadi alasan mengapa hampir semua ibu bekerja akan menyerahkan tanggung jawab pengasuhan anak kepada orang lain yang telah menjadi kepercayaan keluarga adalah untuk mengatasi deprivasi maternal yang akan dialami anak ketika ibu harus bekerja, mencegah terjadinya perilaku kriminalitas yang dapat terjadi pada anak ketika ibu bekerja, membantu anak untuk memenuhi semua kebutuhannya ketika ibu bekerja, mengawasi tingkah laku dan perkembangan sosial yang terjadi pada anak Ahmadi, 2005.

2.4 Penilaian Terhadap Perilaku Anak

Menjalin hubungan emosional dengan anak bukan suatu hal yang mudah, karena seringkali anak membuat orang tua menjadi marah karena penyimpangan 24 Universitas Sumatera Utara perilaku yang dilakukan anak. Anak sering sekali bertingkah laku tidak sesuai dengan yang orang tua harapkan. Beberapa jenis penyimpangan perilaku yang sering dilakukan anak yaitu suka jahil, iri hati, mencela, rewel, agresif, gagap, takut, protes dan malas belajar. Sifat – sifat ini yang sering sekali membuat orang tua khususnya ibu menjadi marah dan kesal bahkan tidak jarang orang tua menjadi risih dan malu terhadap tanggapan orang lain. Semua orang tua tentu berharap anak mereka dapat menunjukkan perilaku yang manis, patuh, cerdas, mampu berempati, mampu menyesuaikan diri, tidak banyak menuntut, punya pengertian, mandiri, kreatif, punya sikap hormat dan ramah Surya, 2004. Dibutuhkan kesabaran dan pengambilan keputusan yang tepat untuk menentukan pola asuh yang paling benar sesuai dengan tingkat usia anak. Menghukum anak atas kesalahan dan perbuatan yang anak lakukan tidak selalu merupakan jalan keluar yang paling tepat. Sering kali anak bukan menunjukkan perubahan perilaku menjadi perilaku yang lebih baik melainkan memberi reaksi perlawanan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tentunya anak akan melawan secara verbal maupun fisik, seperti membalas dengan kata- kata kasar dan melawan dengan anggota tubuhnya atau menepis dengan tangannya atau memukul balik. Secara tidak langsung tentunya akan menunjukkan reaksi non – verbal, seperti menunjukkan wajah cemberut, mata melotot, murung, menangis keras dan mengurung diri. Bila kondisi seperti ini yang terjadi kepada anak, orang tua dikatakan gagal memperbaiki penyimpangan perilaku anak dan hubungan emosional dengan anak semakin memburuk. Bahkan, intensitas penyimpangan perilaku anak akan semakin memburuk Surya, 2004. 25 Universitas Sumatera Utara Kurang bijaksana bila orang tua juga bertindak kasar terhadap perilaku menyimpang anak. Yang harus orang tua lakukan adalah tindakan proaktif untuk menemukan cara yang tepat untuk mengatasi perilaku anak. Orang tua harus mengenali dan menganalisa penyebab penyimpangan perilaku pada anak kemudian mencari solusi untuk mengatasi penyimpangan tersebut Surya, 2004. 3. Suku Jawa 3.1 Kebudayaan Suku Jawa