BAB I PENDAHULUAN
DAKWAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA DPD BOGOR
A. Latar Belakang Masalah
☺ ☺
’’Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung.’’ Q.S. Ali Imran :104
Masalah dakwah dewasa ini sangat penting bagi perkembangan ajaran
Islam. Pada hakikatnya dakwah adalah realisasi dari amar ma’ruf nahi munkar, yakni mengajak manusia kepada kebajikan dan mencegah manusia dari
kemunkaran. Bila demikian maka dakwah Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dakwah berjalan tanpa mengenal kurun waktu selama di dunia masih ada
manusia, maka dakwah Islam tetap diperlukan. Islam telah mewajibkan kaum muslimin untuk mengemban Dakwah
Islamiyah di setiap waktu dan keadaan. Kaum wajib berusaha dan berusaha mengubah keadaan mereka, teruma tatkala kekufuran telah merajalela dan Islam
telah lenyap dari kehidupan. Disamping itu, Syeikh Mustopa Al-Galaya seperti dikutip H. Amura menyebutkan dalam bukunya “al-Islam ruhul madaniyah”
bahwa dakwah adalah kehidupan agama, tidak akan berdiri agama tanpa dakwah, serta kebaikannya harus disebarluaskan di antara manusia.
1
Islam adalah agama dakwah,
1
artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, mengajak dan
menyeru orang lain untuk menerima Islam, dan meyakininya dengan cara tersendiri. Dakwah menjadi penting karena meliputi semua persoalan yang di
dakwahinya oleh karena itu manusia di anugrahi akal sehingga dituntut untuk berusaha mencurahkan potensi insaninya dengan mempelajari, memahami,
merenungkan, serta mengamalkan pesan dakwah tersebut sehingga bisa di ambil manfaat darinya.
Dakwah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pengalaman keislaman seseorang dalam sosio-budayanya, maka penyampaian pesan dakwah
ini pun dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan keahliannya.
2
Selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip kaidah ajaran Islam, maka dakwah dapat dilakukan dengan cara: Lisan, Tulisan, Seni, Sastra, Budaya dan
Sebagainya. Baik di lakukan secara individu atau kelompok. Islam telah memberi kemudahan bagi seluruh pemeluknya yang ingin
menyebarluaskan seluruh perintah dan larangan Allah SWT khususnya, bagi para juru dakwah baik personal maupun kelompok. Allah memberikan kebebasan
dalam menyapaikan pesan dakwah dengan berbagai metode dakwah, serta kendaraan yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Dalam
Surat an-Nahl ayat 125, Allah berfirman:
1
M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Jakarta: Al-Amin Press, 1997
2
Fathi Yakan, Membongkar jahilyah Meraih Sukses Dakwah, Solo: Intermedia, 2003, h. 55
Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk QS. An-
Nahl : 125.”.
Akan tetapai seiring dengan semakin kompleksnya kehidupan karena terjadinya berbagai differensiasi dalam sendi kehidupan, maka keinginan untuk
menghadirkan ajaran agama Islam yang lebih kontributif dan konstektual manjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi Point of no return.
Karena sebagaimana diketahui, betapapun sempurananya ajaran suatu agama yang terekam dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an dan
al-Hadits, ajaran-ajaran tersebut tidak akan mempunyai makna, ketika tidak mampu di break down menjadi panduan fungsional yang dapat dirasakan bagi
kebutuhan umat manusia.
3
Dengan demikian maka tugas dakwahpun menjadi lebih kompleks lagi, sehingga tidak jarang kita dengar ada yang disebut dengan dakwah melalui
internet, dakwah melalui media cetak, elektronik. Berangkat dari kompleksnya kehidupan itu pula maka tidak sedikit masyarakat yang mendirikan lemabaga-
lembagainstitusi yang bergerak di bidang dakwah, salah satunya adalah Hizbut Tahrir Indonesia atau yang biasa kita sebut dengan HTI. Lembaga yang sudah
memiliki cabang di manca negara ini didirikan dengan tujuan untuk melanjutkan
3
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah-Kajian Ontologis, Epistemologi dan Aksiologis, Pustaka Pelajar Walisongo Press, cet-E, h. xi
kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, yang di lakukan secara terorganisir. Maka dengan alasan ini pula kemudian penulis
tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia yang berada di Bogor. Untuk itu penulis mengangkat kajian ini mejadi
sebuah tema utama dalam skripsi penulis, yang penulis beri judul : “Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia DPD Bogor”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah