E. Pemikiran dan Doktrin Hizbut Tahrir Dalam Kenegaraan
Diantara pemikiran dan doktrinnya adalah : 1. Penerapan kehidupan Islami dengan cara terlebih dahulu menegakkan negara
Islam di negara-negara Arab, kemudian di negara Islam di luar Arab. 2. Setelah negara Islam terbentu kemudian melancarkan dakwahnya ke Negara-
negara non muslim melalui umat Islam yang sudah terbentuk. 3. Ingin mengembalikan kepercayaan terhadap Islam melalui aktifitas keilmuan
di satu sisi dan malalui politik disisi lain. 4. Dalam melakukan perubahan, Hizbut Tahrir membagi langkahnya menjadi
tiga tahap, yaitu : a. Tahap konflik yaitu pertarungan pemikiran dengan melontarkan faham-
faham dan ide-ide. b. Tahap Refolusi berfikir, dan ini berlangsung dengan adanya interaksi
masyarakat melalui aktifitas tsaqafah siasi politik. c.
Tahap mengambil alih kekuasaan melalui gerakan massa, dan pengambilan kekuasaan ini harus menyeluruh dan menurutnya untuk
mencapainya harus minta bantuan pemerintah, panglima militer, pimpinan suatu jamaah, ketua suku dan sebagainya.
5. Untuk mencapai tujuannya Hizbut Tahrir membuat program limit waktu 13 tahun, dalam jangka waktu tersebut Hizbut Tahrir harus sudah dapat
mendirikan Negara Islam, kemudian limit tersebut diperpanjang hingga tiga dasawarsa karena sikon yang tidak memungkinkan. Namun sampai saat ini
belum juga berhasil merampas kekuasaan dan mendirikan Negara Islam.
47
47
Abdullah M. Sufyan Raji, Mengenal Aliran-aliran dalam Islam dan Ciri-ciri ajarannya, Jakarta, Pustaka AL-Riyadl, 2007, h. 130-131.
F. Keanggotaan Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka orang Arab atau bukan,
berkulit putih atau hitam. Hizbut Tahrir adalah partai untuk seluruh kaum Muslim, dan menyerukan kepada umat untuk mengemban dakwah Islam serta mengambil
dan menetapkan seluruh aturan-aturan Islam, tanpa memandang lagi ras, bangsa, warna kulit maupun madzhab mereka. Hizbut Tahrir melihat semuanya dari sudut
pandang Islam. Cara mengikat individu-individu di dalam Hizbut Tahrir adalah dengan
memeluk akidah akidah Islam, matang dalam tsaqafah Hizbut Tahrir, mengambil dan menetapkan ide-ide serta pendapat Hizbut Tahrir. Dia sendirilah yang
mengajukan dirinya menjadi anggota Hizbut Tahrir, setelah sebelumnya terlibat dengan Hizbut Tahrir. Hal itu muncul ketika dakwah telah berinteraksi
dengannya, dan dia telah mengambil dan menetapkan ide-ide serta persepsi- persepsi Hizbut Tahrir. Jadi, ikatan yang menjalin anggota Hizbut Tahrir adalah
akidah Islam dan tsaqofah Hizbut Tahrir yang lahir dari akidah tadi. Halqah- halqah pembinaan wanita di dalam Hizbut Tahrir, terpisah dengan halqah laki-
laki. Yang memimpin halqah-halqah wanita adalah para suami, muhrimnya, atau para wanita.
48
G. Pola Organisasi Hizbut Tahrir