yang diajak kedalam Islam.
17
Masyarakat sebagai objek dakwah atau sasaran dakwah adalah salah satu unsur yang penting didalam system dakwah yang tidak
kalah penting peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain. Oleh karena itu, masalah masyarakat atau sasaran dakwah ini haruslah dipelajari
dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke aktifitas dakwah yang sebenarnya. Maka dari itu sebagai bekal dakwah bagi seorang da’i atau muballigh
hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat. Dengan demikian, seorang
juru dakwah harus mampu menyesuaikan sasaran dakwah agar yang dilaksanakannya dapat berhasil dengan baik.
D. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah merupakan arah gerak yang hendak dituju seluruh aktivitas dakwah. Tujuan dakwah sangat menentukan dan berpengaruh terhadap
pengguanaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah.
Tujuan dakwah adalah mengajak seluruh umat manusia meliputi orang muslim maupun non muslim kepada jalan yang benar serta diridhai Allah SWT.
agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan di akhirat. Tujuan Khusus dakwah adalah:
1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2. Membina mental agama Islam bagi kaum yang masih muallaf
17
Hasanudin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 1996, cet. Ke-1, h
3. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah SWT.
4. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
18
Adapun materi dakwah tidak lain adalah ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber utama yang meliputi
akidah, syari’ah, dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinya. Dan dalam penyampaian dakwah pun haruslah menyesesuaikan dengan
keadaan waktu, lingkungan, dan kemampuan seseorang mad’u dalam menerima dan memahami pesan yang disampaikan kadar intelektualitasnya. Maka dengan
itu, dakwah yang disampaikan kepada mad’u dapat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan seorang da’i dalam berdakwah.
E. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” melalui dan “bodos” jalan, cara. Maka, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Jerman metode berasal dari kata methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal
dari kata methodos artinya jalan, sedangkan dalam Bahasa Arab artinya thariq.
19
Sehingga metode adalah cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seorang da’i komunikator kepada mad’u untuk mencapai tujuan atas dasar hikmah dan kasih
18
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Islam, Surabaya, 1983, h. 54-58
19
Hasanudin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 1996, cet. Ke-1, h.35
sayang.
20
Para da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya menggunakan berbagai metode dan media sesuai dangan kebutuhan sasaran dakwah, paling tidak
proses pelaksanaan dakwah betul-betul bisa menyentuh sasarannya. Para da’i dalam menyampaikan dakwahnya mengunakan metode yang tertera dalam al-
Qur’an yang dijelaskan dalam QS. An-Nahl ayat 125.
☺ ☺
☺ ☺
Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk QS. An-
Nahl : 125.” a. Berdakwah menggunakan metode hikmah menurut Al-marhagi berdakwah
dengan ucapan yang sangat bijaksana disertai dengan alasan dan dalil yang dapat memperjelas kebenaran dan menghilangkan ketidakjelasan.
21
b. Mauidzah hasanah, menurut Ibnu Sayyidhi memberikan irjat yang dilakukan olehmu kepada orang lain dengan pahala dan siksa yang dapat menjinakan
hatinya. c. Berdakwah dengan mudjadalah ialah berdakwah dengan berdebat dan bertukar
pikiran untuk mendudukan orang yang menentang dan membangkang ajaran Islam yang di sampaikan oleh da’i dengan sangat hati-hati dan tetap
menghormati dan tidak menyalahkan.
20
Toto Asmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, cet. Ke-1
21
Imas Rosyanti, Sari Tafsir II, Bandung : Fa Sumatra, 1996, h. 14
F. Media Dakwah