Komunikasi Massa KAJIAN TEORI

meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan exposure terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa kemudian dipengaruhi oleh media tersebut. Namun pada saat yang sama terbentang pada harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan oleh media massa. Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita atau pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan, dan bentuk-bentuk yang lain. Segala sesuatu yang digambarkan dan disajikan oleh media kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka. Dalam berbagai tulisan para ahli telah mengemukakan bahwa media massa merupakan saluran bagi bermacam-macam ide, gagasan, konsep, yang menimbulkan selain banyak efek bagi masyarakat. Efek tersebut ada yang bersifat langsung, artinya mengenai mereka yang dikenai exposured media massa yang bersangkutan, tetapi ada pula yang tidak langsung. Hasil dari berbagai penelitian hingga kini menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang. Membicarakan efek media massa juga memerlukan pembedaan yang jelas antara yang dimaksud sebagai efek yang segera immediated effect ataukah efek yang baru kelihatan kemudian delayed effect. Efek yang segera merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi media massa. Misalnya kita baca di surat kabar, kejadian pemirsa televisi yang langsung tewas di saat menyaksikan kalahnya seseorang dalam pertandingan tinju. Sekalipun secara medis mungkin hal seperti itu sebagai akibat dari penyakit jantung yang dideritanya. Namun melihat peristiwanya, kita dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah contoh yang ekstrim dari efek yang segera akibat mengkonsumsi media massa. Sedangkan efek yang baru muncul belakangan, terjadi beberapa waktu kemudian setelah seseorang mengkonsumsi media massa. Setelah menonton siaran televisi tentang bencana alam, misalnya seseorang kemudian merasa terketuk hatinya untuk menyumbang dana bantuan sosial. Jadi tidak langsung segera di saat sedang mengkonsumsi media massa. Adapula pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar long term impact terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya. Padahal justru menyangkut masalah kehidupan masyarakat luas. Perbedaan intensitas atau kedalaman suatu komunikasi juga membuat efek yang ditimbulkan berbeda. Jika seseorang mengkonsumsi media massa sebagai hiburan, habis dibaca lalu melupakannya, tentu berbeda dengan jika ia mengkhususkan diri dengan penuh konsentrasi membaca suatu berita atau tulisan, ataupun menonton televisi. Termasuk ke dalam intensitas adalah frekuensi seseorang dalam mengkonsumsi media massa. Sesuatu yang dikonsumsi hanya sekali tentu berbeda efeknya dengan yang dikonsumsi setiap hari atau bekali-kali dalam sehari. Salah satu perubahan yang mencolok pada kehidupan masyarakat pasca agraris maksudnya mata pencaharian utama masyarakat tidak lagi hanya pada sektor pertanian, tetapi telah berkembang ke bidang lain adalah menyebarluasnya media massa hampir ke seluruh lapisan sosial serta semakin terasa fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Teori Peniruan atau Imitasi Imitation Theory

Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. 17 Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan animal study, antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada 17 http:id.wikipedia.orgwikiImitasi diakses di Jakarta, 28 April 2011. generasi selanjutnya. Imitasi sering dikaitkan pula dengan teori belajar sosial dari Albert Bandura. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya Theory of Mind melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya. Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja mimikri maupun peniruan tujuan emulasi, namun pada proses imitasi manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan goal. Media massa dapat menimbulkan efek peniruan atau imitasi, khususnya yang menyangkut delinkuesi dan kejahatan, bertolak dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa- apa yang ia peroleh dari media massa. Kemudahan isi media massa untuk dipahami memungkinkan khalayak untuk mengetahui isi media massa dan kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Perilaku khalayak jelas amat dipengaruhi oleh media massa, hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari- hari. Sebenarnya isi media massa dapat memberikan dua pengaruh pada khalayak. Isi media massa yang disukai khalayak cenderung akan ditiru oleh masyarakat, sebaliknya bila isi media massa itu tidak disukai khalayak, maka khalayak pun akan cenderung untuk menghindarinya. Sebagai contoh tayangan kriminal di televisi. Masyarakat yang tidak menyukai tindak kriminal tentu akan menghindari perilaku yang ditayangkan di televisi seperti membunuh, memperkosa, mencuri dan sebagainya. Tetapi lain dengan

Dokumen yang terkait

Film Animasi Upin & Ipin di TPI dan Minat Menonton Anak (Studi Korelasional Pengaruh Film Animasi Upin & Ipin di TPI Terhadap Minat Menonton Anak SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa)

2 58 139

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON SERIAL ANIMASI UPIN IPIN DENGAN KEPATUHAN ANAK

0 4 103

KAJIAN MATERI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN

0 3 177

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SERIAL ANIMASI UPIN DAN IPIN TERHADAP NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA Pengaruh Intensitas Menonton Serial Animasi Upin Dan Ipin Terhadap Nilai-Nilai Moral Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas IV SD Muhamm

0 2 15

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SERIAL ANIMASI UPIN DAN IPIN TERHADAP NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA Pengaruh Intensitas Menonton Serial Animasi Upin Dan Ipin Terhadap Nilai-Nilai Moral Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas IV SD Muhamm

0 2 14

PENDAHULUAN Muatan Pendidikan Nilai: Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan (Analisis Semiotik Terhadap Film Kartun Upin dan Ipin).

0 0 9

PESAN MORAL PADA FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN(Studi Semiotika Pada Film Animasi Upin dan Ipin Di Layar Lebar”Geng Upin Ipin Petualangan Bermula”).

11 57 67

PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP ISI PESAN DALAM TAYANGAN FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN DI MNC TV

0 0 11

PESAN MORAL PADA FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN (STUDI SEMIOTIKA PADA FILM LAYAR LEBAR ANIMASI UPIN DAN IPIN ” Geng Upin Dan Ipin Petualangan bermula”)

0 0 17

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SERIAL KARTUN UPIN DAN IPIN SERTA RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER

3 22 79