Pengaruh tayangan kartun animasi Upin dan ipin di Media Nusantara Citra Televisi terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatyl athfal-al- bariyyah karmat jati Jakarta Timur

(1)

PENGARUH TAYANGAN KARTUN ANIMASI

UPIN DAN IPIN DI MEDIA NUSANTARA CITRA

TELEVISI TERHADAP PENGGUNAAN KOSA KATA

MURID RAUDHATUL ATHFAL AL-BARIYYAH

KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Maspupah

107051002588

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M


(2)

PENGARUH TAYANGAN KARTUN ANIMASI UPIN DAN

IPIN DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI TERHADAP

PENGGUNAAN KOSA KATA MURID RAUDHATUL ATHFAL

AL-BARIYYAH KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh:

Maspupah

NIM. 107051002588

Di Bawah Bimbingan:

Dra. Hj. Asriati, M. Hum

NIP. 19610422 199003 2 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 26 Mei 2011


(5)

i Maspupah

Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur.

Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun menonton televise sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Kartun animasi Upin & Ipin menceritakan tentang kisah kehidupan sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang pendiam, dan rakus, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mael yang pandai berhitung dan berdagang.

Maka perumusan masalah adalah Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah? Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya menggambarkan fenomena sosial yang terjadi pada murid RA Al-Bariyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kata-kata yang ditiru, tepat dalam kalimat utuh, sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama.

Teori yang digunakan adalah teori imitasi, yaitu suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya.

Murid RA Al-Bariyyah dalam kesehariannya menggunakan kata Cik Gu untuk memanggil guru di sekolah. Tidak hanya kata Cik Gu tetapi penggunaan kosa kata para tokoh sangat berpengaruh terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah seperti Guru Besar, kata Nasi Lemak, Sedap, Kasut, Rehat, Amak, Gula-gula, Surau, Seronok, Budak, Basikal, Datuk, Dusun,


(6)

ii

Segala puji hanya milik Allah SWT Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabatnya.

Suka dan cita mengiringi pembuatan skripsi ini. Untuk itu kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas ikut serta membantu secara tenaga, pikiran, materi, maupun do`a, peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Dengan kerendahan hati dan rasa hormat, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Djalal, MA, Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, MA.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.Si yang menjadi inspirasi sekaligus dosen favorit peneliti.

3. Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti selama masa kuliah untuk menyelesaikan nilai akademis di kampus ini.

4. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum selaku pembimbing yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Drs. Study Rizal LK, MA dan Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku penguji yang telah memberi saran dan kritik sehingga skripsi menjadi lebih baik.


(7)

iii

6. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan, bermanfaat dan berguna untuk peneliti.

7. Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi berupa buku-buku yang menunjang dalam skripsi ini.

8. Mama dan ayahku yang telah menjaga dengan kesabaran, membesarkan dengan cinta dan kasih sayang, mendidik dengan pengorbanan yang tidak mengharapkan balik jasa dari buaian hingga saat ini, serta do`a-do`anya dengan harapan peneliti menjadi manusia yang berguna untuk masyarakat, negara, dan khususnya agama Islam. Kepada adik-adikku, Dwi Balqis Noviyanti, Ahmad Noval, dan Suheini Rizqiyyah, yang selalu memberi semangat serta keceriaan. Semoga Allah SWT menjadikan kita keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Kepada tiga keponakan kecilku, Nafisah, Sakinah, dan M. Dhiya Ulhaq, yang menjadi penyemangat peneliti ketika mendapat kejenuhan dalam mengerjakan skipsi ini.

9. Kepala sekolah Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Jakarta Timur dan guru-guru, staf-staf, wali murid serta murid-murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian sehingga selesainya skripsi ini.


(8)

iv

10. Sahabat-sahabat KPI B angkatan 2007, khususnya Mia Fitria, Aam Aminah, Chairunnisa, Rifanur Musthofa, M. Fuad Faidzin, S. Kom. I., Muhammad Iqbal, Syamsul Bahri, Ahmad Khumaedi, juga untuk teman-teman KKN REMIGIO 2010, terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang tak pernah putus kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Sepupu peneliti, Muhammad Hafiz dan Faqih, terima kasih untuk semangat kalian.

Dengan harapan yang tinggi, semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda atas bantuannya kepada peneliti secara moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya. Kurang dan lebihnya peneliti mohon maaf yang sedalam-dalamnya.

Jakarta, 26 Mei 2011


(9)

v

ABSTRAK …………..……….…………. i

KATA PENGANTAR .………. ii

DAFTAR ISI ….……… v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .……… 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ….……….. 9

D. Metodologi Penelitian …….………... 10

E. Kajian Pustaka ….……….. 12

F. Pedoman Penulisan ………... 14

G. Sistematika Penulisan ….……… 14

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengaruh …………..……….………. 16

B. Film Animasi ……...………..…… 19

1. Pengertian Film Animasi ……...………... 19

2. Jenis-jenis Film Animasi ……….. 21

C. Televisi ………... 21

D. Kosa Kata ………..………. 23

E. Komunikasi Massa ………. 26

F. Teori Peniruan / Imitasi (Imitation Theory)……...…………. 29

BAB III GAMBARAN UMUM A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin .………..….. 34

1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin ……….. 34

2. Sejarah Penyiaran ……….….……….. 37


(10)

vi

b. Upin & Ipin : Setahun Kemudian (2008) ..……… 37

c. Upin & Ipin dan Kawan-kawan (2009) ……….……… 38

3. Karakter Tokoh …….……… 38

B. Media Nusantara Citra Televisi ………. 42

C. Profil Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ...……… 45

D. Profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ……… 48

1. Sejarah dan Landasan Berdiri ……….. 48

2. Visi dan Misi Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ….………. 51

3. Sarana dan Prasarana ………. 52

4. Prestasi ………...………... 53

5. Keadaan Sekolah ………. 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media Televisi, Khususnya Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah ……….…………. 56

B. Peniruan Kosa Kata dari Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin ………...……….. 66

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….….... 79

B. Saran ………..…. 80

DAFTAR PUSTAKA ..……….. 82 LAMPIRAN


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak dengan unsur-unsur radio (dapat didengar). Tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada gambar.1

Dalam perkembangannya, televisi membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimilikinya, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola berpikirnya, maka pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.2

Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya.

1

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif analisis TPI, (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3.

2

Darwanto, S. S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 117.


(12)

Televisi juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana. Televisi mampu secara efektif berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi dengan gambar hidup, berwarna-warni dan bergerak. Televisi dapat memikat, membius dan menggiring seluruh perhatian para pemirsanya. Itulah sebabnya, sebagian besar pemirsa menganggap bahwa informasi apa saja yang ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah baik. Sehingga pemirsanya memutuskan bahwa televisi merupakan satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan televisi dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal, mempelajari, dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dibandingkan dengan membaca berbagai buku bacaan yang dianggap menyita waktu.

Salah satu media yang digunakan dalam menyampaikan dakwah adalah media film animasi, yang mana selain banyak diminati juga dimengerti karena menggunakan atau memadukan dua unsur yaitu suara dan gambar.3

Pada film-film orang dewasa, tayangan seks seperti ciuman ataupun adegan ranjang merupakan hal yang biasa. Adegan seks dijadikan ”bumbu” untuk menarik orang agar mau menonton film tersebut. Begitu pula dengan adegan kekerasan.

Namun ternyata tayangan seks ataupun kekerasan tidak hanya ada pada film-film orang dewasa, tetapi juga ada film kartun ataupun film anak-anak.

3


(13)

Terutama pada film-film yang berasal dari Jepang atau Amerika. Film tersebut tentu saja akan mengganggu akhlak dan moral sang anak.

۞ ًايبس ءاسو ۗ ًةشحٰف ا هَإ ىٰ ِّلااوبر ت او

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”[Al Israa’:32]

Pada film anak-anak seperti Doraemon, Sinchan, Sailor Moon,

Naruto, One Piece, Dragon Ball, Tom and Jerry, Donald Duck, dan

sebagainya, ada tayangan wanita yang mengumbar aurat. Meskipun berupa gambar kartuntetap saja memberi efek buruk kepada si anak.

Dalam Islam, aurat tidak boleh diperlihatkan. Rasulullah SAW bersabda: “Aurat mukmin terhadap mukmin yang lain haram”. (HR. Ath-Thahawi)

Pada film Doraemon diceritakan ketertarikan Nobita kepada Shizuka. Kemudian pada film Sinchan, meski Sinchan ceritanya hanya berumur 5 tahun, tetapi menunjukkan ketertarikan pada wanita-wanita cantik dan seksi. Film Sailor Moon, Naruto, One Pice, Dragon Ball, dan sebagainya sering menampilkan wanita-wanita seksi yang terbuka auratnya. Memang film-film tersebut sangat lucu dan menghibur.

Bahkan film Avatar yang disajikan untuk anak-anak pun memuat kisah percintaan antara Aang dan Katara serta Zuko dengan pacarnya. Bahkan adegan ciuman pun ditampilkan.

Bagi orang-orang Barat, ciuman dianggap sebagai sesuatu yang manis (cute). Tak heran jika bukan hanya perzinahan yang merajalela, tetapi juga perkosaan. Di Amerika Serikat, 1 dari 3 wanita pernah diperkosa selama


(14)

hidupnya (Ohio University). Setiap menit, lebih dari 1 wanita diperkosa di sana. Itulah akibat berbagai tayangan yang membangkitkan birahi yang ditayangkan dari mulai usia dini.4

Film kartun seperti Barney pun yang tidak ada adegan seksnya, bukan berarti tidak merusak perilaku anak. Meski sebagian besar tayangannya cukup bagus, film Barney yang bisa merusak aqidah anak. Terutama film dengan tema atau judul Hari Natal atau Christmas.

Mungkin hal itu dianggap remeh, tetapi bagi Allah, syirik itu adalah dosa terbesar yang tidak terampuni:

ف هاب رشي م و ۗ ءاشي ل ل ٰ ود ام رفغيو هب رشي أ رفغي ا ها َ إ

۞اً يعبۢ ًاٰلض لض

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu)

dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”. [An

Nisaa’:116]

Adapula acara di televisi yang dikhususkan pesertanya anak-anak, ada pada acara perlombaan nyanyi Idola Cilik yang ditayangkan di salah satu televisi swasta terbesar di Indonesia. Acara tersebut dibuat sedemikian rupa, mirip dengan acara jenis yang sama yang dikhususkan remaja dan orang dewasa seperti Indonesian Idol. Baik itu setting panggung, penampilan bahkan lagu-lagunya.

4

http://media-islam.or.id/2009/08/11/mewaspadai-tayangan-kekerasan-dan-seks-pada-film-kartunanak-anak/ diakses di Jakarta, 25 Desember 2010.


(15)

Hal ini membuat cemas sebagian orang tua, karena acara-acara tersebut hampir semua anak-anak menyanyikan lagu-lagu yang sebenarnya tidak sepatutnya mereka nyanyikan, seperti lagu-lagu bertema cinta antara lawan jenis. Padahal masih banyak lagu anak-anak yang bagus untuk mereka nyanyikan, seperti lagu Burung Kutilang, Abang Becak, Abang Tukang

Bakso, Ibu Kartini dan lain-lain.

Meskipun televisi memiliki efek negatif, akan tetapi munculnya film animasi telah menjadi sebuah media dakwah yang lengkap. Hal tersebut dikarenakan Islam tidak memilih objek dakwah, asalkan bernilai positif dan menunjang suksesnya dakwah.

Salah satu produk film animasi yang bernilai dakwah adalah film animasi Upin & Ipin, produksi Les' Copaque, Malaysia. Film animasi asal Malaysia berkisah tentang anak kembar bernama Upin & Ipin yang lucu, polos, cerdas dan juga menggemaskan. Film ini menyedot atensi penonton anak-anak, bahkan orang dewasa.

Awalnya anak kembar yang lucu ini adalah tokoh sampingan film Geng, film animasi produksi Les'Copaque. Ternyata penonton Malaysia sangat tertarik dengan tingkah Upin & Ipin. Maka dibuatlah serial Upin & Ipin. Cerita awal dalam serial Upin & Ipin adalah Ramadhan.

Ternyata tanggapan anak- anak sangat heboh. Mereka suka serial ini karena kelucuan dan kenakalan tingkah Upin & Ipin. Sedangkan orang tua suka film serial ini karena kisah-kisahnya menceritakan Ramadhan seperti


(16)

Upin & Ipin tayang pertama kali pada 14 September 2007 di TV9 Malaysia. Awalnya film ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak agar menghayati bulan suci Ramadhan. Sejak serial pertamanya, Upin & Ipin menyedot perhatian pemirsa di negeri jiran sana. Tidak hanya anak-anak, bahkan, remaja, hingga orang tua pun menggemari sosok lucu dan menggemaskan ini. Tak heran karena laris dan ditunggu-tunggu pemirsa, muncul edisi kedua, Setahun Kemudian. Beberapa tahun terakhir, hadir Upin & Ipin edisi ketiga, Upin & Ipin dan Kawan-kawan. Meski di edisi kali ini tak lagi berlatar belakang puasa, esensi cerita tetap tidak berubah ke arah yang negatif.

Sukses di Malaysia, Upin & Ipin juga digemari di Indonesia. Stasiun televisi MNC TV yang memperkenalkan dua bocah lucu ini di Indonesia pada bulan Ramadhan tahun 2008. Sambutan yang sangat positif dari pemirsa, membuat MNC TV kembali menayangkannya di bulan Ramadhan tahun 2009. Kini serial ini tayang setiap hari mulai pukul 15.00 dan 19.00 WIB. Upin & Ipin ditonton 10,5 % dari seluruh pemirsa Indonesia. Padahal, acara lain di MNC TV rata-rata mendapat rating hanya 5 %.

Upin & Ipin ialah sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin sekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang rakus, Fizi


(17)

(sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mail yang pandai berhitung dan berdagang.

Kampung Durian Runtuh diketuai oleh Isnin bin Khamis yang lebih dikenali sebagai kakek Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Datuk Dalang menanam pohon rambutan untuk dijual dan memelihara ayam jantan bernama Rembo. Penduduk lain kampung Durian Runtuh yang terkenal diantaranya Muthu, penjual makanan kampung yang tinggal bersama anaknya Rajoo dan sapi peliharaannya. Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh seorang gadis bernama Susanti yang pindah sekeluarga dari Indonesia.

Dewasa ini tayangan animasi Upin & Ipin sangat digandrungi oleh semua kalangan. Siapa yang tak kenal dengan Upin & Ipin. Hanya dalam empat tahun, Upin dan Ipin sudah terkenal dan disiarkan di 17 negara.5 Film animasi ini merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi perilaku dan gaya bahasa anak. Terlebih lagi target pasar film adalah anak-anak dibawah umur 10 tahun, sebab di usia ini, anak-anak rentan sekali menerima efek pesan media. Hal itu disebabkan daya pikir mereka yang masih minim, pengalaman yang kurang, serta dangkalnya pengetahuan dan informasi membuat anak dapat dengan mudah menyerap pesan media, sehingga akan mudah terpengaruh dan cenderung melakukan tindakan meniru. Sebagai contoh murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang terpengaruh oleh tayangan kartun animasi Upin & Ipin .

5

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/16/04293583/main.ke.rumah.upin..ipin diakses di Jakarta, 25 Desember 2010.


(18)

Raudhatul Athfal (RA) Al-Bariyyah merupakan taman kanak-kanak Islam yang muridnya diajarkan nilai-nilai Islam. Hal itu dimaksudkan untuk menanamkan aqidah Islam sejak dini. RA Al-Bariyyah terletak di kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Sekolah ini terletak di tempat yang cukup strategis (perkotaan), sehingga diyakini subjek sudah terbiasa menyaksikan tayangan Upin & Ipin. Dengan ditayangkan film animasi Upin & Ipin di Indonesia memberikan pengaruh yang baik terhadap murid RA. Bahkan tidak sedikit dari murid RA yang mengikuti tingkah laku, gaya bahasa, dan kosa kata beberapa tokoh seperti tingkah laku, gaya bahasa, dan kosa kata dari Upin, Ipin, Jarjit dan Mail.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin Dan Ipin Di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Mengingat bahwa tayangan film animasi ini telah berjalan beberapa tahun, dan untuk mempermudah di dalam memahami penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh dalam level rendah, yang tidak merubah watak apalagi kepercayaan


(19)

seseorang. Pengaruh dibatasi hanya pada perubahan gaya bicara dan penggunaan kosa kata anak, khususnya murid RA Al-Bariyyah kelas B.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka masalah-masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah?

2. Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah.

b. Untuk mengetahui apa saja kosa kata dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah. 2. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan memperkaya ilmu komunikasi terutama dari penggunaan bahasa melalui pengaruh tayangan kartun animasi terhadap penggunaan kosa kata khususnya anak-anak.


(20)

b. Kegunaan Praktis

1) Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian yang serupa di waktu mendatang.

2) Menjadi masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi dalam mengendalikan pesan yang akan disampaikan dan memperhatikan proses penyampaiannya terhadap khalayak khususnya anak-anak.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya.6 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada persoalan kedalaman data bukan banyaknya data tersebut. Penelitian ini berupaya menggambarkan atau menjelaskan kata-kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah, tepat dalam kalimat utuh atau sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama. Sebagai akibat atau pengaruh dari tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV.

Sedangkan desain penelitiannya menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Tujuannya untuk menggambarkan peristiwa bukan untuk menjelaskan hubungan antar variabel atau menguji suatu hipotesis. Tetapi hanya menggambarkan

6

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 58.


(21)

karakteristik variabel yang diteliti. Karena itu, penelitian ini bersifat

mendalam dan ”menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu relatif lama.7

2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Al-Bariyyah jalan Raya Inpres No. 25 kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2011. 3. Subjek dan Objek

Istilah ”Subjek Penelitian” menunjuk pada orang atau individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.8 Subjek penelitian adalah murid RA Al-Bariyyah, khususnya kelas B. Objek penelitian adalah pengaruh tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC Tv tentang penggunaan kosa kata.

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.9 Dokumentasi diperlukan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan yang diperoleh dari foto-foto selama penelitian, artikel-artikel, dan arsip-arsip (dalam bentuk apapun) melalui media massa seperti majalah. Berkaitan

7

Burhan Bungin, Penelitian Kualitattf, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 69.

8

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007), h.109.

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.157.


(22)

dengan hal itu jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis berupa catatan harian dan foto.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan adalah sebagai berikut : a. Observasi

Observasi yang digunakan adalah observasi tidak berstruktur yang dilaksanakan sebelum dan saat penelitian berlangsung (participant

observation), mencatat yang berkaitan dengan objek penelitian. Dan

peneliti ikut terlibat langsung di lapangan atau RA Al-Bariyyah. b. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tertutup dan sistematik. Peneliti mewawancarai murid RA Al-Bariyyah kelas B yaitu 5 anak, wali murid, dan wali kelas.

6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun secara sistematis. Kemudian diklasifikasikan untuk dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.

E. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Peneliti menemukan beberapa mahasiswa yang obyek penelitiannya adalah film dan video animasi Upin &


(23)

Ipin, yaitu skripsi yang dibuat oleh Akhmad Bayhaki dengan judul ”Analisis Semiotik Film Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam skripsinya, Akhmad Bayhaki menggunakan metode analisis Semiotika John Fiske. Hasil skripsinya adalah film animasi Upin & Ipin lebih banyak menyajikan moral prososial atau pesan dakwah dalam dunia Islam dibandingkan dengan pesan moral antisosial. Semua itu terkonstruksi dalam simbol-simbol serta perilaku tokoh menjalankan puasa, sahur, tarawih serta ibadah-ibadah lain yang terdapat di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Kemudian peneliti juga membaca skripsi yang ditulis oleh Sa`ada Pueri Natasari dengan judul ”Respon Murid SDI Al-Bayan Larangan Indah Tangerang Terhadap Video Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam skripsinya, Sa`ada Pueri Natasari menulis tentang respon siswa SDI Bayan terhadap video animasi. Seluruh murid SDI Al-Bayan menyukai video animasi Upin & Ipin. Alasannya karena tokoh utama yang lucu dan apa adanya serta ceritanya yang menarik.

Peneliti juga membaca skripsi yang dibuat oleh Enggar Pramessinta dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Kelas XI MAN 7 Jakarta”, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun 2001. Hasil penelitiannya menjelaskan penguasaan kosa kata bahasa Arab siswa MAN 7 Jakarta yang diajarkan dengan menggunakan lagu lebih tinggi


(24)

penguasaan kosa kata bahasa Arab dari siswa yang diajarkan dengan tidak menggunakan lagu.

Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjiplak atau mengambil hasil karya orang lain, peneliti menjelaskan bahwa dalam skripsi ini peneliti meneliti tentang ”Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah.”

F. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2007.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam tulisan ini terdiri dari lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.


(25)

BAB II KAJIAN TEORI membahas teori-teori yang menunjang dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam skripsi ini, yaitu : pengertian pengaruh, pengetian film animasi, pengertian televisi, pengertian kosa kata, pengertian komunikasi massa, efek komunikasi massa, teori peniruan atau imitasi (imitation theory).

BAB III GAMBARAN UMUM berisi tentang profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur dan sekilas tentang tayangan animasi Upin & Ipin serta tentang MNC Tv.

BAB IV ANALISIS DATA berisi tentang peniruan kosa kata dari tayangan kartun animasi Upin & Ipin dan pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah. BAB V PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.


(26)

16

KAJIAN TEORI

A. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan sesuatu yang muncul dan dapat membentuk perilaku seseorang, terlebih lagi jika pengaruh itu adalah pengaruh yang positif dan ditanam sejak kecil. Tentu saja dapat membentuk perilaku sang anak menjadi baik.

Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.2

Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami suatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif pada dirinya baik perbuatan maupun perkataan. Pengaruh yang dimaksud di sini adalah kekuatan yang ada dan

1

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849.

2

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998), h. 165.


(27)

timbul dari seseorang yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan atau perilaku seseorang.

Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour). Pada tingkat

pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan persepsi misalnya, ketika perang teluk meletus media barat memojokkan Presiden Irak Saddam Husain sebagai diktator, sehingga orang cenderung berpihak pada Amerika. Akan tetapi ketika Televisi CNN berhasil menampilkan Saddam Husain dalam keadaan segar bugar dengan rasa simpatik menyapa satu per satu orang Amerika yang ditawan, maka orang melihat saddam Husain sebagai pribadi yang baik.

Sementara itu, perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat perubahan penilaian terhadap sesuatu objek karena adanya informasi yang lebih baru, misalnya pendapat seorang ahli tentang situasi perekonomian suatu negara atau adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi yang lebih canggih. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi dapat diorganisasi menjadi pendapat.

Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap, ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan atau ideologi, orang bisa berubah sikap


(28)

karena melihat bahwa apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Oleh karena itu ia berubah sikap untuk mengganti dengan kepercayaan lain.

Sementara itu, yang dimaksud dengan perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. Misalnya seorang pengemudi yang sering melaju dengan kecepatan 90-100 km per jam mengurangi kecepatannya menjadi 60-80 km per jam, sesudah ia menyaksikan kecelakaan lalu lintas di dalam tayangan televisi. Antara perubahan sikap dan perilaku juga terdapat hubungan yang erat, sebab perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap. Namun dalam hal tertentu, bisa juga perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku.

Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh, ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima, umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar atau saran.3

Namun perlu diketahui bahwa umpan balik memiliki konsekuensi yang dapat mematahkan kreativitas komunikator jika hal itu bertendensi negatif, sebaliknya bisa juga mendorong komunikator untuk lebih maju dan lebih baik, jika umpan balik bersifat positif. Oleh karena itu dalam memberi umpan balik kepada komunikator, penerima perlu mawas diri dengan penuh kebijakan sehingga bisa tetap menjadi mitra yang baik dalam hubungan antar manusia.

3Ibid.,


(29)

B. Film Animasi

1. Pengertian Film Animasi

Film merupakan media ekspresi, dan karena ditujukan untuk khalayak ramai, maka film merupakan komunikasi massa yang khas. Film adalah media massa khusus yang memberikan tampilan audio dan visual, yang dikemas semenarik mungkin dengan tujuan memberikan suatu tampilan yang memudahkan komunikan menerima dengan baik atau terkadang malah membingungkan dalam penerimaan pesan yang tersirat.

Menurut bahasa, kata animasi diambil dari bahasa latin “anima” yang berarti jiwa, hidup, nyawa semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah bergerak karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan atau mengingat gambar yang terlihat sebelumnya.4

Animasi pada dasarnya adalah suatu cara untuk mentransformasikan objek lebih lanjut, animasi bisa dikerjakan secara interaktif maupun non interaktif. Pada animasi yang bersifat interaktif, pergerakan objek akan selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh pemakai lewat piranti interaktif. Model animasi seperti ini dilaksanakan pada kebanyakan program-program yang sifatnya permainan (games). Sedangkan animasi yang bersifat non interaktif, pergerakan objek tidak lagi dikendalikan oleh pemakai, melainkan sudah ditentukan langsung oleh orang yang membuatnya melalui program-program pembuat animasi itu sendiri.5

4

Cinemags, The Making of Animation, (Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera, 2004), cet. ke-1, h. 6.

5

Eryanto Sitorus, “Membuat Animasi Menggunakan Kool Moves”, (Category: Computer Grapihics), Published, 24 Mei 2005, h.1.


(30)

Film animasi adalah media komunikasi massa yang timbul dari perkembangan teknologi dan kemajuan media komunikasi massa elektronik seperti adanya radio dan televisi. Film adalah salah satu dari media komunikasi massa elektronik yang dinilai cukup efektif dalam menyebarluaskan suatu isi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang komunikator.

Teknik film animasi, seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan kecepatan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24 gambar tiap detiknya. Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat perubahan kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanya suatu fenomena yang terjadi pada waktu kita melihat, disebut Parsistence of Vision, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita.

Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan objek yang bergerak, lalu dianalisis satu per satu menjadi beberapa gambar diam pada tiap bingkai pita seluloid. Sedangkan film animasi, gerak gambar diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar atau kerangka demi kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi gerak dengan menggunakan kamera stop-frame, kamera yang memakai alat mesin penggerak frame by frame, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai


(31)

per bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24 bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.6 2. Jenis-jenis Film Animasi

a. Film Animasi Pendek (Short Animation Films), adalah jenis film animasi yang memiliki durasi di bawah 60 menit. Film animasi ini biasanya dilakukan oleh orang yang sedang berlatih membuat film. b. Film Animasi Cerita Panjang (Feature Longth Animation Films), yaitu

jenis film animasi yang berdurasi lebih dari 60 menit yang termasuk disini adalah film animasi yang biasa diputar di bioskop atau home video.

c. Video Klip (Music Video), menjadikan animasi sebagai bagian dari video klip menjadi sebuah trend. Jenis film ini merupakan sarana yang sangat membantu dalam pemasaran bagi produser musik.

d. Program Televisi (TV Programe), jenis film animasi ini diproduksi untuk bahan tontonan pemirsa televisi.

e. Iklan Televisi (TV Comercial), adalah salah satu sarana penyebaran informasi pemasaran produk. Animasi ini digunakan supaya lebih menarik perhatian dan dapat dicerna cepat khususnya bagi anak-anak.

C. Televisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi merupakan sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau

6

http://ao-dhie.blogspot.com/2008/09/animasi-merupakan-sutu-teknik-yang.html diakses di Jakarta, 25 April 2011.


(32)

melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.7

Dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.

Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah dijumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.

Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Apa yang disaksikan pada layar televisi, semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar mengubah getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang

7


(33)

elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.

D. Kosa Kata

Istilah kosa kata sering terdengar, namun jika diperhatikan masih banyak para ahli yang masih berbeda dalam menafsirkan maknanya. Untuk itu, diperlukan lebih banyak lagi pendapat untuk mendapatkan kesimpulan mengenai pengertian kosa kata. Soedjito dalam Tarigan memaparkan bahwa kosa kata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.8

Kemudian Keraf dalam bukunya mengemukakan bahwa kosa kata atau pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.9 Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan bahwa sesungguhnya kosa kata itu merupakan keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Pendapat tersebut mengupas mengenai istilah kata. Maka perlu juga dibahas mengenai istilah kata tersebut.

8

Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), h. 447. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.

9

Gorys Keraf, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Widiasatya, 1991), h. 24. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.


(34)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.10 Hocket mengemukakan pendapatnya mengenai istilah kata. Pendapatnya tersebut menyebutkan bahwa kata itu didasarkan pada „kesenyapan’ dan „isolabilitas’. Kemudian pendapat Hocket tersebut dipertegas dalam Parera bahwa kata adalah tiap segmen dari sebuah kalimat yang diapit oleh sendi-sendi yang berturut-turut memungkinkan adanya kesenyapan.11 Selanjutnya Keraf memberikan definisi mengenai kata yaitu sebagai berikut ini.

Tidak ada suatu batasan mengenai kata yang sahih bagi semua bahasa di dunia. Dalam mendeskripsikan banyak bahasa di dunia diperlukan suatu atau sebuah unit yang disebut kata, namun bagi sebagian pengertian kata dibatasi secara fonologi, sedangkan bagi bahasa yang lain dibatasi secara morfologis. Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas dan mobilitas posisional yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (entah fonologis, entah morfologis) dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas.12

Simpulnya, kata didefinisikan sebagai satu kesatuan utuh, berbentuk dan bermakna serta dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya yang memiliki sebuah ide dan gagasan yang bermakna. Dengan demikian kita tidak bisa merangkai begitu saja seenaknya, tetapi kita harus merangkai dengan rangkaian yang bermakna dan sistematik.

Selanjutnya dalam salah satu tulisan Kridalaksana dalam Tarigan yang menyatakan bahwa kosa kata adalah (1) komponen bahasa yang memuat

10

Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 513. 11

Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat,(Jakarta: Erlangga, 1992), h. 3. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.

12


(35)

secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.13

Kosa kata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.14 Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata-kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosa kata.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosa kata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

Dengan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kosa kata adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa yang dimiliki seorang penulis ataupun juga dimiliki seorang pembicara. Kosa kata ini memiliki

13

Tarigan, h. 446.

14


(36)

peranan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa, sebab penguasaan kosa kata sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki, semakin terampil pula seseorang dalam berbahasa. Dengan penguasaan kosa kata ini memungkinkan seseorang lebih terampil dalam menulis, seperti menulis narasi. Menulis ini membutuhkan kosa kata yang banyak untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada pembacanya.

E. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern.15 Komunikasi Massa sebagai bagian dari ilmu sosial yang bersifat dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk segala kondisi dan kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Ilmu komunikasi berperan aktif, jangkauannya yang luas seperti pembagian cabang pada ilmu makro dalam komunikasi yaitu komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, komunikasi politik serta komunikasi antar budaya dan agama.

Efek Komunikasi Massa16

Sumber utama keprihatinan di kalangan pendidik dan para pemimpin masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa khususnya dalam hal delinkuensi (kenakalan) dan kejahatan adalah kesadaran akan besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk

15

Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 79.

16

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 76.


(37)

meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa kemudian dipengaruhi oleh media tersebut. Namun pada saat yang sama terbentang pada harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan oleh media massa.

Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita atau pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan, dan bentuk-bentuk yang lain. Segala sesuatu yang digambarkan dan disajikan oleh media kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka.

Dalam berbagai tulisan para ahli telah mengemukakan bahwa media massa merupakan saluran bagi bermacam-macam ide, gagasan, konsep, yang menimbulkan selain banyak efek bagi masyarakat. Efek tersebut ada yang bersifat langsung, artinya mengenai mereka yang dikenai (exposured) media massa yang bersangkutan, tetapi ada pula yang tidak langsung.

Hasil dari berbagai penelitian hingga kini menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.

Membicarakan efek media massa juga memerlukan pembedaan yang jelas antara yang dimaksud sebagai efek yang segera (immediated effect)


(38)

ataukah efek yang baru kelihatan kemudian (delayed effect). Efek yang segera merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi media massa. Misalnya kita baca di surat kabar, kejadian pemirsa televisi yang langsung tewas di saat menyaksikan kalahnya seseorang dalam pertandingan tinju. Sekalipun secara medis mungkin hal seperti itu sebagai akibat dari penyakit jantung yang dideritanya. Namun melihat peristiwanya, kita dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah contoh yang ekstrim dari efek yang segera akibat mengkonsumsi media massa. Sedangkan efek yang baru muncul belakangan, terjadi beberapa waktu kemudian setelah seseorang mengkonsumsi media massa. Setelah menonton siaran televisi tentang bencana alam, misalnya seseorang kemudian merasa terketuk hatinya untuk menyumbang dana bantuan sosial. Jadi tidak langsung segera di saat sedang mengkonsumsi media massa. Adapula pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya. Padahal justru menyangkut masalah kehidupan masyarakat luas.

Perbedaan intensitas atau kedalaman suatu komunikasi juga membuat efek yang ditimbulkan berbeda. Jika seseorang mengkonsumsi media massa sebagai hiburan, habis dibaca lalu melupakannya, tentu berbeda dengan jika ia mengkhususkan diri dengan penuh konsentrasi membaca suatu berita atau tulisan, ataupun menonton televisi. Termasuk ke dalam intensitas adalah frekuensi seseorang dalam mengkonsumsi media massa. Sesuatu yang


(39)

dikonsumsi hanya sekali tentu berbeda efeknya dengan yang dikonsumsi setiap hari atau bekali-kali dalam sehari.

Salah satu perubahan yang mencolok pada kehidupan masyarakat pasca agraris (maksudnya mata pencaharian utama masyarakat tidak lagi hanya pada sektor pertanian, tetapi telah berkembang ke bidang lain) adalah menyebarluasnya media massa hampir ke seluruh lapisan sosial serta semakin terasa fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Teori Peniruan atau Imitasi (Imitation Theory)

Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.17

Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada

17


(40)

generasi selanjutnya. Imitasi sering dikaitkan pula dengan teori belajar sosial dari Albert Bandura. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya.

Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja (mimikri) maupun peniruan tujuan (emulasi), namun pada proses imitasi manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan (goal).

Media massa dapat menimbulkan efek peniruan atau imitasi, khususnya yang menyangkut delinkuesi dan kejahatan, bertolak dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang ia peroleh dari media massa. Kemudahan isi media massa untuk dipahami memungkinkan khalayak untuk mengetahui isi media massa dan kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Perilaku khalayak jelas amat dipengaruhi oleh media massa, hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya isi media massa dapat memberikan dua pengaruh pada khalayak. Isi media massa yang disukai khalayak cenderung akan ditiru oleh masyarakat, sebaliknya bila isi media massa itu tidak disukai khalayak, maka khalayak pun akan cenderung untuk menghindarinya. Sebagai contoh tayangan kriminal di televisi. Masyarakat yang tidak menyukai tindak kriminal tentu akan menghindari perilaku yang ditayangkan di televisi seperti membunuh, memperkosa, mencuri dan sebagainya. Tetapi lain dengan


(41)

masyarakat yang berdarah kriminal alias penjahat. Mereka tentu akan meniru isi media massa tersebut dan bahkan ”memperbaharui” tindak kejahatan tersebut agar tidak tertangkap polisi. Bukankah itu suatu kemungkinan yang amat mungkin terjadi pada manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial.

Dalam teori ini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya.18 Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan oleh orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media piktorial seperti televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh. Melalui televisi, orang meniru perilaku idola mereka. Teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu berperan dalam menyebarkan mode – berpakaian, berbicara, atau berperilaku tertentu lainnya.

Seorang sosiolog bernama Gabriel Tarde berpendapat bahwa semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau bahkan melebihi) tindakan orang disekitarnya. Ia berpendapat bahwa mustahil bagi dua individu yang berinteraksi dalam waktu yang cukup panjang untuk tidak menunjukan peningkatan dalam peniruan perilaku secara timbal balik. Ia juga memandang imitasi memainkan peranan yang sentral dalam tranmisi

18

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 216.


(42)

kebudayaan dan pengetahuan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Dengan pengamatannya tersebut, Tarde sampai pada pernyataannya yang

mengatakan bahwa “society is imitation…”. Pernyataan ini didukung oleh Mc Dougal, pengarang buku teks psikologi yang pertama.19

Pandangan Tarde tersebut banyak dikritik belakangan ini kerena kecenderungan manusia meniru orang lain sebagai suatu bawaan sejak lahir tidak cocok dengan kenyataan, karena seringkali pengamatan terhadap orang lain justru membuat kita menghindari untuk meniru perilaku tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa pernyataan Tarde tidak dipertegas dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peniruan, cara seseorang dalam memilih model tertentu yang akan ditirunya, ataupun jenis perilaku yang akan disamainya itu.

Hal tersebut membuat teori yang dikemukakan Tarde ditinggalkan secara perlahan-lahan di lingkungan psikologi dan digantikan oleh teori yang berpendapat bahwa kecenderungan untuk meniru orang lain adalah sesuatu yang dipelajari (learned), atau diperoleh melalui suatu proses pengkondisian agar orang melakukan peniruan terhadap perilaku tertentu. Kelemahan terbesar dari teori yang mengatakan bahwa tayangan kekerasan di televisi menimbulkan kekerasan adalah bahwa teori ini diperolah dari studi-studi

laboratory yang bersifat eksperimen. Jadi studi ini tidak berdasarkan studi

yang dipelajari dari kehidupan nyata. Aliran ini dipimpin oleh Seymour Feshbach dan kawan-kawan (1971) yang menyatakan bahwa daripada

19

http://denontarr.blogspot.com/2008/11/teori-peniruan-atau-imitasi.html diakses di Jakarta, 14 April 2011.


(43)

memicu perilaku kekerasan, menonton perilaku kekerasan di televisi justru memberikan efek katarsis bagi khalayak. Menurut mereka, dengan menonton kekerasan pada televisi, kita justru menjadi frustasi dan itu mengurangi serta memperkecil kemungkinan kepada khalayak untuk meniru kekerasan yang ditampilkan oleh televisi atau media lainnya.


(44)

34

GAMBARAN UMUM

A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin

Menjelang lebaran tahun 2008, Upin & Ipin yang merupakan film kartun Malaysia menjadi idola baru para pemirsa televisi di Indonesia. Upin & Ipin adalah film kartun yang menggunakan animasi gambar dan kecanggihan teknologi komputer yang sangat baik. Kepopuleran Upin & Ipin kabarnya telah diangkat menjadi sebuah film layar lebar atau bioskop. Di Indonesia sendiri film kartun Malaysia tersebut ditayangkan oleh stasiun MNC TV setiap sore menjelang buka puasa. Banyak keluarga Indonesia yang setia menonton film Upin & Ipin sambil menunggu menikmati nikmatnya menu buka puasa di rumah.

Film kartun Upin & Ipin menceritakan tentang kehidupan dua bocah kecil di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dimana mereka tinggal. Kepolosan, kenakalan dan kecerdasan seorang anak diceritakan dengan gaya yang cukup santun. Hal ini mengingatkan dengan kepopuleran si Unyil pada masanya. Dengan meningkatnya popularitas Upin & Ipin maka

Free Download Video kartun tersebut juga banyak ditunggu oleh para

penggemar download gratis di tanah air.

Upin & Ipin mengambil jalan cerita sehari-hari yang seringkali ditemui anak-anak. Masalah dan konflik mampu mereka selesaikan dengan kepolosan dan keluguan mereka. Karakter yang dibangun untuk tokoh Upin


(45)

& Ipin juga sangat kuat dan lucu. Hal inilah yang membuat film kartun tersebut semakin banyak digemari masyarakat Indonesia.

1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin

Siapa yang tidak tahu film Upin & Ipin. Film Upin & Ipin ini cukup populer dan banyak digemari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak karena materinya sangat mendidik dan ceritanya pun menarik. Upin & Ipin mulai dirilis pada tahun 14 September, 2007 di Malaysia di siarkan di TV9 dan diproduksi oleh Les’ Copaque. Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Kini Upin & Ipin sudah mempunyai tiga episode. Di Indonesia Upin & Ipin hadir di MNC TV. Di Turki, Upin & Ipin disiarkan di Hilal TV. Film ini berdurasi 5-7 menit setiap episodenya. Kartun ini tayang setiap hari di TV9 pukul 16.30. Dan di MNC TV tayang setiap hari pukul 15.00 dan 19.00 WIB.

Pada awalnya Upin & Ipin dibuat oleh Mohd Nizam Abdul Razak,

Mohd Safwan Abdul Karim dan Usamah Zaid, para pemilik Les’ Copaque.

Ketiganya merupakan alumni dari Multimedia University, Malaysia, yang awalnya bekerja sebagai pekerja di sebuah organisasi animasi sebelum akhirnya bertemu dengan bekas pedagang minyak dan gas, Haji Burhanuddin Radzi dan istrinya bernama H. Ainon Ariff pada tahun 2005, lalu membuka

organisasi Les’ Copaque.

Pada awalnya Upin & Ipin ditayangkan khusus untuk menyambut Ramadhan pada tahun 2007 untuk mendidik anak-anak mengenai arti dan kepentingan bulan suci. Kata Safwan, ”Kami memulai seri animasi empat


(46)

menit ini untuk menguji penerimaan pasar lokal serta mengukur bagaimana reaksi pada kemampuan penceritaan kami.” Sambutan meriah terhadap kartun

pendek ini mendorong Les’ Copaque agar menerbitkan satu musim lagi

menyambut bulan Ramadan yang seterusnya.1

Nizam percaya bahwa aspek kebudayaan Malaysia yang berlatarkan sebagai sebuah kampung yang sederhana pasti dapat menarik minat pasar internasional. Seperti pada kartun animasi Doraemon asal Jepang dapat laris di seluruh dunia meskipun berlatarkan budaya setempat dan bukannya budaya

internasional. Dan lagi, reputasi Les’ Copaque sebagai organisasi terkenal

mulai dibentuk oleh popularitas Upin & Ipin bukan saja di Malaysia, malah di beberapa negara lain yang mengimpor kartun ini khususnya Indonesia.

Proses animasi Upin & Ipin (dan juga film Geng) menggunakan perangkat lunak CGI Autodesk Maya. Di sebuah sidang media perangkat lunak animasi pada tahun 2009, Ketua Perancang Las Copaque, Fuad Md.

Din memberitahukan, “Salah satu tujuan kami memilih kartun ini adalah karena dibuatnya amat mudah. Lagipula kami sudah berpengalaman

membuatnya sebelum ini.”

Pada tahun 2009, Nizam, Safwan dan Anas meninggalkan Les’

Copaque untuk mendirikan sebuah studio animasi terbaru, yaitu Animonsta Studios; namun seri animasi Upin & Ipin masih tetap diteruskan di bawah pimpinan Haji Burhanuddin sebagai direktur.

1

http://www.adipedia.com/sejarah-pembuatan-film-upin-dan-ipin/ diakses di Jakarta, 10 Januari 2011.


(47)

2. Sejarah Penyiaran

a. Episode pertama (2007)

Episode pertama Upin & Ipin disiarkan pada pukul 19.30 malam Jum`at, Sabtu dan Minggu, bersamaan dengan menyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri, yang menceritakan Upin dan Ipin yang sedang belajar menghayati bulan yang mulia. Empat episode pertama diperkenalkan pada awal bulan puasa, diikuti untuk hari berikutnya antara 22 September dan 11 Oktober yang disiarkan ulang dan diakhiri dengan dua episode baru bersamaan dengan menyambut Lebaran. Seri ini memenangi anugerah Animasi Terbaik di Festival Film Antarabangsa Kuala Lumpur 2007.

b. Upin & Ipin: Setahun Kemudian (2008)

Episode kedua pun disiarkan pada pukul 19.30 malam setiap episode. Episode kali ini terdiri dari 12 episode, episode yang paling awal disiarkan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu selama bulan Ramadhan (tayangan pertama di awal bulan, tayangan ulang di akhir bulan) dan episode selanjutnya bersamaan dengan menyambut Hari Raya Idul Fitri dari 1 hingga 6 Syawal.


(48)

c. Upin & Ipin dan Kawan-Kawan (2009)

Episode ketiga Upin & Ipin bermula pada 2 Februari 2009. Sehingga pertengahan bulan Mei, tiga episode ditayangkan (termasuk siaran ulang) setiap Minggu pada hari Senin hingga Sabtu, pukul 7 malam.

Mulai 14 Mei, waktu siaran Upin & Ipin ditayangkan pada Jum`at hingga Minggu, pukul 5.30 petang. Selain itu, syarikat TM diumumkan sebagai sponsor utama seri Upin & Ipin dan Kawan-kawan hingga kini.

Pada bulan September, siaran Upin & Ipin kembali tayang setiap hari Senin hingga Minggu dengan episode-episode baru bersamaan dengan menyambut bulan puasa dan libur sekolah akhir tahun. Episode baru terkini selama ini, Kembara ke Pulau Harta Karun (bagian VIII) keluar pada 30 Desember 2009.

3. Karakter Tokoh2 Tokoh Utama :

Upin : Sebagai kakak dari Ipin, karakternya selalu ingin tahu, Iseng dan jahil, tetapi lebih vokal dibandingkan tokoh Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti Diaz.

Ipin : Sebagai adik dari Upin, karakternya selalu ingin tahu, Iseng dan jahil, tetapi lebih pasif dibandingkan tokoh

2

http://www.solfacorners.com/entertainment/movie-corners/tv-series/217-upin-ipin-dan-animasi-indonesia diakses di Jakarta, 10 April 2011.


(49)

Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti Diaz.

Kak Ros : Sebagai kakak dari Upin & Ipin, karakternya cenderung mudah emosi tetapi sayang kepada adik-adiknya. Karakter ini diperankan oleh Noor Ezdiani binti Ahmad Fawzi (season 1), Ida Shaheera (season 2).

Mak Uda/Opah : Sebagai nenek Upin, Ipin dan Ros. Dia berhati bersih dan sering memanjakan Upin dan Ipin. Ia mengetahui banyak hal duniawi dan keagamaan. Ia lebih sering dipanggil Opah. Karakter ini diperankan oleh Hj. Ainon binti Ariff.

Fizi : Sebagai teman Upin & Ipin. Dia bersifat penuh keyakinan dan amat dimanjakan orangtuanya. Terkadang dia kelihatan suka besar mulut, tetapi sebenarnya baik hati dan menyayangi orangtuanya. Dia sering terlihat berdua dengan Ehsan. Karakter ini diperankan oleh Ida Rahayu Yusoff.

Ehsan : Sebagai teman Upin & Ipin dan sepupu Fizi. Meskipun suka makan, menyendiri dan cerewet, dia tetap seorang teman setia. Dirumahnya ia dipanggil Bobob. Sedangkan oleh Fizi ia terkadang dipanggil intan payung atau anak manja. Karakter ini diperankan oleh Mohd. Syahmid bin Abdul Hamid.


(50)

Rajoo : Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan India. Ia lebih tua lima tahun dibandingkan Upin & Ipin. Oleh karena itu seolah-olah ia menjadi kakak kepada mereka. Mereka bertiga selalu bermain bersama di kampung mereka. Karakter ini diperankan oleh Kannan A/L Rajan.

Mei Mei : Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan Cina, dia seorang teman sepermainan dan juga teman sekelas Upin & Ipin. Selain cantik dan banyak yang menyayanginya, ia adalah anak terpintar di kelasnya. Karakternya diperankan oleh Yap Ee Jean / Tang Ying Sowk.

Mail : Sebagai teman sekelas Upin & Ipin. Dia juga iseng dan jahil seperti Upin & Ipin tetapi ia gegabah dan tidak bisa diandalkan. Sepanjang bulan Ramadhan, edisi kedua, Mail tidak pernah menunaikan puasa walaupun sudah cukup umur, tetapi dia juga membantu ibunya menjual makanan di Pasar Ramadhan. Di kelasnya dan di kalangan teman-temannya ia dijuluki Mail 2 seringgit. Karakter ini diperankan oleh Mohd Hasrul.

Jarjit : Sebagai teman sekelas Upin & Ipin, ia dari keturunan Sikh Benggali. Dia selalu ikut serta dalam permainan anak-anak lain, namun setiap kali terjadi sesuatu yang menyebabkannya ditinggalkan. Dia pandai berpantun


(51)

dan berteka-teki. Karakter ini diperankan oleh Mohd Syafiq.

Cikgu Jasmin : Guru kelas Upin & Ipin dan kawan-kawan di sekolah Tadika. Di episode kesembilan, dia terlihat tidak berpuasa ketika bulan Ramadhan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin karena sedang datang bulan. Karakter ini diperankan oleh PN Jasmin Ally.

Dato Dalang : Kakek yang merupakan tetangga Upin & Ipin. Dia adalah orang yang baik terhadap dua saudara kembar itu. Dia sangat kaya akan tetapi dia pelit dan sangat malas karena ia sering menyuruh keduanya untuk membersihkan rumahnya. Karakter ini diperankan oleh Abu Shafian bin Abd. Hammid.

Badrol : Cucu Dato tuan Dalang Rangi. Ia merantau ke Kuala Lumpur untuk meneruskan pendidikannya. Meski sangat ceroboh, dalam salah satu episode Badrol sangat menyukai Kak Ros. Karakter ini diperankan oleh Amir Izwan.

Susanti : Teman Upin & Ipin yang merupakan pindahan dari Indonesia. Baru tinggal di Malaysia ini, dan belum terbiasa dengan obrolan teman lainnya. Pertama kali muncul pada episode "Berpuasa Bersama Kawan Baru". Sepertinya diam-diam Mail tertarik dengan Susanti.


(52)

Dzul & Ijat : Dua orang teman sekelas Upin & Ipin yang senantiasa muncul secara berdampingan karena Ijat buta aksara sehingga dia memerlukan bantuan Dzul untuk "menterjemahkan" kata-katanya. Karakter Dzul diperankan oleh Mohd Amirul Zarizan, sedangkan Ijat diperankan oleh Muhammad Izzat Ngathiman.

B. Media Nusantara Citra Televisi

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) telah resmi mengganti nama menjadi Media Nusantara Citra (MNC). Menyusul pergantian nama itu maka label TPI di layar kaca berubah menjadi MNC TV mulai rabu, 20 Oktober 2010. Media Nusantara Citra adalah konglomerasi media milik Hary Tanoesoedibjo.

Menurut Arya Mahendra Sinulingga yang menjabat sebagai Head of

Corporate Secretary MNC Group, nama MNC TV dipilih karena alasan

bahwa nama besar MNC sudah memiliki kualitas yang baik di industri media, khususnya penyiaran.3

Perusahaan menilai bahwa kesan TPI yang dulu kurang bisa menjual atau kurang komersil. Hal ini terbukti dari rating acara TPI yang berada di nomor 4 tetapi dari sisi pendapatan tidak berhasil memberikan korelasi yang sesuai dengan posisi rating tersebut.

3

http://portaljakarta.com/tpi-ganti-nama-jadi-mnc-tv diakses di Jakarta, 18 April 2011.


(53)

Fakta tersebut, dapat dilihat dari jumlah iklan di TPI yang tidak banyak. Sementara televisi lain dengan rating yang lebih rendah bisa membukukan perolehan iklan dalam jumlah yang lebih besar.4

Karena itu perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan nama demi perbaikan kesan dan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan.

Jika hubungan politik Indonesia dengan Malaysia sedang tak manis, justru Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) kian mesra. Betapa tidak, berkat tayangan anak upin & Ipin yang notabene asal negeri Jiran itu, MNC TV berhasil meraih sukses sebagai televisi peringkat pertama untuk tayangan anak.

Meledaknya tayangan anak kembar itu bahkan mampu menyaingi program anak di televisi lain, seperti Si Bolang dan Laptop Si Unyil. ”Sejak setahun lalu, rating tayangan anak MNC TV meningkat drastis,” ujar Nana Putra, Managing Director MNC TV.5

Masalah yang membelit stasiun MNC TV tak akan memengaruhi penayangan serial kartun anak-anak Upin & Ipin. Les’ Copaque, perusahaan film serial tersebut, sudah merencanakan penayangan 42 episode kartun anak-anak bernuansa Islami ini di MNC TV di tahun 2010.

”Kami mementingkan silaturahim dan tidak mempunyai rencana untuk menukar kepada channel lain di Indonesia. Kami telah diberi jaminan oleh pengurus MNC TV atas kerja sama kami. Soal MNC TV bankrupt, kami

4Ibid.,

5

http://www.tempointeraktif.com/hg/film/2010/08/28/brk,20100828-274674,id.html diakses di Jakarta, 18 Januari 2011.


(54)

tidak mau mempercayainya dan kami percaya tidak ada siapa pun yang mau

bankrupt. Semua mau MNC TV masih utuh sebagai stesenTV yang berjaya,”

kata Haji Burhanuddin Md Radzi, Managing Director Les’ Copaque, Malaysia, melalui email yang diterima Warta Kota.6

Kerja sama MNC TV dan Les’ Copaque untuk penayangan Upin & Ipin sudah berlangsung sejak tahun 2008 setelah sebelumnya Les’ Copaque menjual serial ini kepada TVRI di tahun 2007. Pihak MNC TV mengaku mereka cukup puas menayangkan serial yang rating dan share-nya sangat tinggi.

Meski sudah ditayangkan pada Ramadan 2008, Upin & Ipin justru meraih jumlah penonton terbesar pada 2009. Pada tahun 2009, serial anak kembar itu tidak hanya ditayangkan selama Ramadhan tetapi juga tetap ditayangkan setelah Ramadhan.

Serial yang ditayangkan setiap hari dari Senin sampai Sabtu ini berdurasi 30 menit dan setiap episode terdiri atas tiga cerita. Satu cerita berdurasi 5-7 menit. Di awal penayangannya, serial Upin & Ipin mengambil tema puasa karena tayang di saat bulan Ramadhan. Namun serial ini juga memiliki cerita tentang persoalan anak-anak di luar Ramadhan.

Karakter Upin & Ipin sebenarnya sudah muncul di dalam film kartun

produksi Les’ Copaque berjudul Geng. Namun, kedua anak ini hanya jadi bintang tamu dan bukan pemain utamanya. Namun, Burhanuddin kemudian melihat bahwa kedua karakter ini memiliki watak anak-anak yang alami dan

6


(55)

gambaran anak Melayu pada umumnya. Setelah berdiskusi dengan sang istri untuk proses cerita Upin & Ipin, ia memutuskan untuk mengeluarkan karakter Upin & Ipin dari serial Geng dan menjadikannya tokoh utama untuk serial baru.

C. Profil Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah

1. Nama Lengkap : Muhammad Agil Gozeli Nama Panggilan : Agil

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 7 April 2005 Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat dan Nomor Telepon : Gg. Remaja II RT.01/010 No. 44

Kramat Jati Jakarta Timur Telp. 8096301

Anak ke- : 3 (Tiga)

Jumlah Saudara kandung : 3 (Tiga)

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia Nama Ayah Kandung : Hoseli Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu Kandung : Warsi

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2. Nama Lengkap : Mentari Cantika Putri Rachmad Nama Panggilan : Mentari


(56)

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Agustus 2005 Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Rahayu RT.001/01 No. 66 Kp. Tengah Kramat Jati Jakarta Timur

Anak ke- : 1 (Satu)

Jumlah Saudara kandung : 2 (Dua)

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Nama Ayah Kandung : Basuki Rachmad Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu Kandung : Sidem Tunari Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

3. Nama Lengkap : Muhammad Hafizh Nama Panggilan : Hafizh

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Maret 2005 Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. SMP 126 Gg. Cempedak III RT.001/03 Kramat Jati Jakarta Timur

Anak ke- : 1 (Satu)

Jumlah Saudara kandung : 2 (Dua)

Agama : Islam


(57)

Nama Ayah Kandung : Bowo Leksono

Pekerjaan : Karyawan

Nama Ibu Kandung : Lussy Avianti Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

4. Nama Lengkap : Surya Akbar Abdu Ghofur Nama Panggilan : Surya

Tempat dan Tanggal Lahir : Depok, 28 Januari 2005 Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat dan Nomor Telepon : Jl. Sekolahan RT.04/02 Kramat Jati Jakarta Timur Hp. 08128324204

Anak ke- : 1 (Satu)

Jumlah Saudara kandung : -

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia Nama Ayah Kandung : Dedy

Pekerjaan : Karyawan swasta Nama Ibu Kandung : Marsiti Satyawati Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Nama Lengkap : Muhammad Farrel Dzaky Adinva Nama Panggilan : Farrel


(1)

Nama Informan : Surya Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : B2

Umur : 6 Tahun

Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2011

Waktu : 09.00 WIB - selesai

Tempat : Ruang kelas B2

1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Suka banget kak

2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku juga suka kak

3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Kalau aku nontonnya dari Tv.

4. Jam berapa biasanya adik nonton Upin & Ipin ? Jawab : Aku nonton yang jam 7 malam

5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya sendiri.

6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Ehsan sama Fizi, masih banyak lagi kak. 7. Paling suka sama tokoh siapa dik ?

Jawab : Aku paling suka sama Ehsan. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ?

Jawab : Karena Ehsan jago makan kayak aku hehehe. 9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Ehsan ?

Jawab : Ehsan kan suka ngomong sedapnye. 10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ?

Jawab : Iya, kalau ditanya makan aku suka ngikutin ngomong gitu 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ?


(2)

Nama Informan : Hafiz Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : B1

Umur : 6 Tahun

Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2011

Waktu : 09.20 WIB - selesai

Tempat : Ruang kelas B1

1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : aku suka banget

2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka kak

3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ?

Jawab : Aku nontonnya dari Tv. Aku juga pernah GTA Upin & Ipin kak. 4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton?

Jawab : Aku nonton jam 7 malam

5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya sendiri. Kadang-kadang sama dede.

6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Mail, Fizi, Ehsan.

7. Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Ipin. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ?

Jawab : Karena lucu.

9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Ipin ?

Jawab : Betul, betul, betul sama ayam goreng sama Cik Gu.

10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ?

Jawab : Iya, aku suka panggil bu guru Cik Gu. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ?


(3)

Nama Informan : Mentari

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : B4

Umur : 6 Tahun

Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2011

Waktu : 09.30 WIB - selesai

Tempat : Ruang kelas B4

1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Aku suka banget

2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka banget kak

3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nonton dari Tv.

4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton? Jawab : Aku nontonnya sore sama malam.

5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya bareng mama sama ayah aku.

6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Kak Ros, Opah, Mei-mei, Mail, Fizi, Ehsan. 7. Paling suka sama tokoh siapa dik ?

Jawab : Aku paling suka sama Mei-mei. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ?

Jawab : Karena dia pintar.

9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Mei-mei ? Jawab : Cik Gu.

10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ?

Jawab : Iya, aku suka panggil bu guru Cik Gu. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ?


(4)

Nama Informan : Agil Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : B3

Umur : 6 Tahun

Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2011

Waktu : 09.45 WIB - selesai

Tempat : Ruang kelas B3

1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Suka

2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka kak

3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nonton di Tv sama VCD.

4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton? Jawab : Aku nontonnya sore.

5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya bareng temen aq, namanya Umar.

6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Mail.

7. Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Mail. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ?

Jawab : Karena lucu.

9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Mail ?

Jawab : Dia suka ngomong dua singgit, dua singgit, dua singgit. Gitu ka. 10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ?

Jawab : Iya, aku suka ngomong gitu. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ?


(5)

Nama Informan : Farel Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : B1

Umur : 6 Tahun

Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2011

Waktu : 10.00 WIB - selesai

Tempat : Depan ruang kelas B1

1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Iya, suka banget kak

2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka kak

3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nonton di Tv sama di VCD .

4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton?

Jawab : Kalau di Tv, aku nontonnya sore. Kalau di VCD aku nontonnya Minggu pagi 5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ?

Jawab : Aku nontonnya sama kakak aku.

6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Mail, Ehsan, Jarjit.

7. Paling suka sama tokoh siapa dik ?

Jawab : Aku paling suka sama Upin Ipin. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ?

Jawab : Karena mereka pintar.

9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Upin & Ipin ?

Jawab : Kalau Upin suka ngomong macam mana ni Mail. Kalau Ipin betul betul betul.

10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ? Jawab : Iya, betul betul betul.

11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ? Jawab : Habisnya lucu jadi inget trus .


(6)

Data Populasi

No. Nama L/P No. Nama L/P

1. Adinda Sania P 47. Aji Fahri Andriansyah L

2. Ahmed Sybrakhoith A. L 48. Ananda Reza Fahlevi L

3. Averroes Al Qusyairi L 49. Ayu Cornelia Ananda P

4. Deasyalyya Sekararum S. P 50. Farissa Khaerunisa P

5. Dimas Rafdi Setiawan L 51. Faslah Suryadilaqsha L

6. Evano Viergio Widodo L 52. Maharani Tirta Mulya P

7. Hana Humaira Prasetyo P 53. Mardhi Fatullah L

8. Hana Khansa Rafifah P 54. Miftahul Rizqi L

9. Ibrahim Alvino Sudarman L 55. Mochammad Rafli A. L

10. Kansha Arya Buffon W. L 56. Moniq Angelica P

11. Luthfi Ashil L 57. Muhammad Agil Gozeli L

12. Muhammad Alief Taqi L 58. Muhamad Ihsan Rifa A. L

13. M. Arya Ramadhan L 59. Muhammad Kahfi L

14. M. Farrel Dzaky A. L 60. M. Rizal Alfarizi Laleno L

15. Muhammad Hafizh L 61. Nabila Millania P

16. M. Randi Rizkillah L 62. Nabila Mualima Aulia P

17. Royhan Syah Al-Bujzany L 63. Nadzhifah Zahra Safirah P

18. Raka Zidane Firyatullah L 64. Naila Rifda Alifah P

19. Sarah Fatimah Azahra H. P 65. Najwa Setyo Ardhanie P

20. Sri Ayu Widyaningrum P 66. Novazi Rengga Mahesa L

21. Syarifah Riquhaa A. P 67. Rafa Aulia Tsalasadila P

22. Umar Shofi L 68. Shafrina Shinta Amalia P

23. Yuda Aditia L 69. Syahdan Putra Kalasnikov L

24. Arya Yudhistira L 70. Abdurrahman Muzakki L

25. Asyifa Ayu Andhira P 71. A. Guntur Syaifullah L

26. Azmi L 72. Adhi Alamsyah L

27. Azzahra Azka Salsabila P 73. Alfi Ni`mah Ridwan P

28. Barra Rizki Bahari L 74. Ali Akbar Rafsanjani L

29. Dzaky Fahressanil L 75. Amalia Sholihah P

30. Fadhilah Ramadhan L 76. Anggi Putri Amelia P

31. Fitran Nugraha Miftahul K. L 77. Annisa Nazwa Nurijwati P

32. Ghizcha Dwi Susilo P 78. Irfan Nurdiansyah L

33. Ibnu Hibban L 79. Khuzaemah P

34. Indrajid Bayu Prasetya L 80. Mentari Cantika Putri R. P

35. Jihan Atthiyah Kezia Zahwa P 81. M. Andryan Eka R. L

36. Jovan Rafi Hafidh Azahri L 82. Muhammad Haikal L

37. Karini Putri Surya P 83. Nabila Maulani Putri P

38. Mutiara Citra Rizkiya P 84. Nisrina Nursavana A. P

39. Nazma Putri Fadila P 85. Rameyza Elya P

40. Nuruddin L 86. Revo Syahbandika Tahta L

41. Putri Dwi Safitri P 87. Syah Muhamad Fajar L

42. Risha Prihartono L 88. Taufan Hariadi Pratama L

43. Rizki Rahmat Dhani L 89. Tasya Larasati Pradini P

44. Surya Akbar Abdughafur L 90. Teuku Hamed Yazid Z. L

45. Syifa Fauziah P 91. Tiara Meylani P

46. Tyas Widyastuti P 92. Yasmin Bobsaid P

Keterangan : Laki-laki : 52 anak Perempuan : 40 anak


Dokumen yang terkait

Film Animasi Upin & Ipin di TPI dan Minat Menonton Anak (Studi Korelasional Pengaruh Film Animasi Upin & Ipin di TPI Terhadap Minat Menonton Anak SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa)

2 58 139

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON SERIAL ANIMASI UPIN IPIN DENGAN KEPATUHAN ANAK

0 4 103

KAJIAN MATERI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN

0 3 177

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SERIAL ANIMASI UPIN DAN IPIN TERHADAP NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA Pengaruh Intensitas Menonton Serial Animasi Upin Dan Ipin Terhadap Nilai-Nilai Moral Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas IV SD Muhamm

0 2 15

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SERIAL ANIMASI UPIN DAN IPIN TERHADAP NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA Pengaruh Intensitas Menonton Serial Animasi Upin Dan Ipin Terhadap Nilai-Nilai Moral Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas IV SD Muhamm

0 2 14

PENDAHULUAN Muatan Pendidikan Nilai: Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan (Analisis Semiotik Terhadap Film Kartun Upin dan Ipin).

0 0 9

PESAN MORAL PADA FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN(Studi Semiotika Pada Film Animasi Upin dan Ipin Di Layar Lebar”Geng Upin Ipin Petualangan Bermula”).

11 57 67

PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP ISI PESAN DALAM TAYANGAN FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN DI MNC TV

0 0 11

PESAN MORAL PADA FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN (STUDI SEMIOTIKA PADA FILM LAYAR LEBAR ANIMASI UPIN DAN IPIN ” Geng Upin Dan Ipin Petualangan bermula”)

0 0 17

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SERIAL KARTUN UPIN DAN IPIN SERTA RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER

3 22 79