memompa darah untuk bersirkulasi ke seluruh bagian tubuh termasuk otak . Hal ini menyebabkan kematian jaringan otak, sehingga risiko stroke meningkat bahkan
menyebabkan kematian.
4,14
2.10. Pencegahan Meninggal Akibat Stroke
Pencegahan ini ditujukan kepada orang yang didiagnosis mengalami stroke. Pencegahan ini meliputi pencegahan sekunder dan tersier.
2.10.1. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah terjadinya stroke berulang dan mengurangi faktor risiko stroke bagi yang sudah pernah mengalami stroke.
Pencegahan ini dilakukan dengan mencari dan mengobati penyakit lain yang dapat mempengaruhi perjalanan stroke, membantu pemulihan misalnya melalui terapi obat,
terapi fisik, terapi psikis untuk mencegah terjadinya kematian.
35
Jika seseorang mengalami serangan stroke, segera melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya dan kemudian mengobati penyakit yang
merupakan faktor risiko terjadinya stroke seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus, dan secara teratur berobat ke dokter.
Penatalaksanaan umum stroke dilakukan dengan terapi. Terapi pada stroke hemoragik bertujuan untuk menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan
ulang, mencegah spasme arteri, memberikan penderita istirahat total agar penyembuhan luka pembuluh darah lebih baik, mencegah komplikasi sekunder
sebagai akibat menurunnya kesadaran misalnya gangguan pernapasan dan
Universitas Sumatera Utara
hipoventilasi, mengidentifikasi sumber perdarahan yang mungkin dapat diperbaiki dengan tindakan bedah.
17
Gangguan yang cukup berat pada stroke iskemik menyebabkan sel saraf mati. Disamping sel saraf yang mati ada juga sel otak yang sekarat. Tujuan terapi pada
stroke iskemik supaya sel yang sekarat jangan sampai mati dengan mencegah pembentukan edema sembab di sebagian dari otak, perubahan susunan
neurotransmiter, perubahan vaskulariasi regional, perubahan tingkat metabolisme, mencegah dan mengurangi terjadinya gumpalan darah dan embolisasi trombus.
Penyakit stroke dapat didiagnosis melalui 3 tiga langkah yaitu dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik penderita stroke, pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi.
14
a. Anamnesis Anamnesis biasanya dilakukan dokter terhadap penderita dan keluarga penderita.
Anamnesis ditujukan untuk menentukan faktor risiko stroke yang dimiliki oleh penderita seperti kebiasaan merokok, meminum alkohol, riwayat hipertensi,dan
sebagainya. Selain itu, anamnesis juga diperlukan untuk mendiagnosis riwayat keluarga, tipe stroke yang diderita, serta perencanaan pengelolaan stroke yang tepat.
b. Pemeriksaan Fisik Adapun pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan fisik secara