Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Permasalahan Batasan Proyek

tepat dipinggiran pantai kota yaitu Hotel Dian Rana dan Hotel Panorama, dua penginapan yang hanya memberikan pemandangan ke teluk kota. Ada beberapa hal lainnya yang membuat kota Tapak tuan hingga beberapa waktu yang lalu belum sepenuhnya menjadi sebuah kota wisata yaitu lambatnya perhatian pemerintah setempat untuk mengembangkan fasilitas –fasilitas rekreasi di tengah kota yang merupakan kawasan teluk, hal tersebut bisa dilihat dari pembangunan – pembangunan yang ada, lebih kepada ruko - ruko sepanjang jalan kota hingga pada petimbunan tanah sebagai upaya memperluas lahan kota yang sudah sempit. Namun saat ini pemerintah melalui dinas pariwisata mulai menunjukkan keseriusannya untuk mengembangkan berbagai objek wisata yang berpotensi mendatangkan wisatawan ke daerah Aceh Selatan, seperti perencanaan alun-alun budaya kota Tapaktuan, Water Boom di Pelabuhan kota, dan wisata danau buatan bekas Tsunami dan banyak lainnya. Situs-situs lagenda yang diyakini sebagai bukti fiksi dari asal usul terbentuknya daerah tapaktuan sendiri masih berada pada tempatnya, seperti yang ada di bukit Lampu yaitu Jejak tapak Tuan Tapa yang dimensinya sekitar 5m x 2m, Topi dan Tongkat Tuan Tapa yang sudah membatu berada di lepas pantai, dan bekas darah dan hati Naga yang sekarang bernama desa batu merah dan desa batu itam, dan lannya yang masih dapat disaksikan hingga sekarang, namun tempat tersebut kurang di eksplorasi dengan baik sehingga potensi yang ada tidak terperhatikan dengan baik. Kota Naga, itulah sebutan lain dari kota Tapaktuan, yang dikenal oleh masyarkat Aceh sebagai ibukota Kabupaten Aceh Selatan, dan lagendanya yang terkenal yaitu Tuan Tapa dan sepasang Naga serta putrinya. Kota kecil yang terletak pada bagian pesisir barat – selatan aceh ini memiliki segudang potensi alam yang masih asri dan alami, dari bagian hulu dengan potensi bukit, gunung, dan sungainya, hingga ke hilir dengan potensi pantai dan lautnya yang biru mempesona. Menyadari akan hal ini maka perlu dipikirkan sarana akomodasi yang dapat menarik serta mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Aceh Selatan umumnya dan kecamatan Tapaktuan khususnya. Pemilihan judul ”Hotel Resort Putri Naga” sebagai ajuan judul tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi yang dapat mendukung sektor pariwisata, karena dalam membicarakan pariwisata kita tidak dapat terlepas dari sektor akomodasi seperti hotel dan sejenisnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Universitas Sumatera Utara Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan sebuah penginapan baru bagi para pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan kecamatan Tapak tuan dan sekitarnya, sebuah tempat penginapan yang letaknya sangat strategis di tengah-tengah kota Tapaktuan dengan jaminan kenyamanan dan pemandangan ke arah pegunungan dan teluk ataupun lautan. Selain itu, dengan adanya penginapan ini dapat memberikan wajah baru yang lebih dinamis, dan berkembang ke arah pariwisata daerah, hal tersebut juga dapat merangsang masyarakat maupun pemerintah dalam meningkatkan kuliatas pariwisata kota yang memiliki prospek ekonomi yang besar dimasa mendatang. Tempat penginapan yang baik sangatlah dibutuhkan di kawasan kota Tapaktuan, karena dengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan memberikan kemanjaan kepada pengunjung dengan beberapa fasilitas tambahan, akan memberikan kepuasan dan nilai jual yang tinggi bagi hotel atau penginapan lainnya.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam mendesain dan membangun sebuah bangunan, pastinya seorang desainer memiliki beberapa batasan dan permasalahan. Adapun batasan dan permasalahan tersebut adalah : • Bagaimana menciptakan fungsi bangunan resort dilahan bukit tengah kota yang berkontur. • Bagaimana menciptakan kualitas ruang luar dan dalam yang layak dan nyaman disesuaikan dengan tema yang diambil yaitu Modern Tropis. • Bagaimana mendesain sebuah hotel yang sesuai dengan kebutuhan akomodasi yang ada pada kawasan kota.

1.4 Batasan Proyek

- Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk dibangun, proses pemilikan, pengosongan tanahm dan sebagainya tidak dibahas. - Penghitungan biaya dan manajemen proyek perhotelan tidak dibahas. - Fasilitas, kebutuhan ruang, dan fasilitasnya ditentukan berdasarkan studi banding dan studi literatur maupun survey, data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan, sedangkan data yang kurang lengkap diambil dari proyek sejenis dan asumsi.

1.5 Kerangka Berpikir