risiko karsinoma serviks uteri. Namun, peningkatan risiko akan muncul setelah penggunaannya selama 10 tahun McFarlane-Anderson, 2008. Selain itu, faktor
resiko yang diperkirakan adalah, diet, etnis dan faktor sosial juga pekerjaan Rasjidi, 2008.
2.1.4. Patologi Kanker Serviks
Pada mulanya penyakit ini diawali oleh lesi prakanker, yang disebut juga sebagai
neoplasia intraepitel serviksNIS
Cervical Intraepithelial NeoplasiaCIN, merupakan awal dari perubahan menuju karsinoma serviks uteri
yang invasif. Pada lesi prakanker ini, mulai terjadi perubahan struktur sel menjadi abnormal. Sel berubah bentuk dan ukurannya, inti sel membesar, dan sitoplasma
sel berkurang Rasjidi, 2008. HPV adalah anggota famili papoviridae yaitu sekelompok virus heterogen
yang memiliki untaian ganda DNA tertutup. Gen virus ini mengkode 6 protein pembaca kerangka pembuka awal early open reading frame protein, yaitu E1,
E2, E3, E4, E6, dan E7, yang berfungsi sebagai protein pengatur. Selain itu, gen virus ini juga mengkode 2 protein pembaca kerangka pembuka lambat late open
reading frame protein L1 dan L2 yang menyusun kapsid virus. Patogenesis virus HPV genitalis risiko-tinggi dimulai saat virus masuk ke dalam tubuh melalui
epitel skuamosa yang mengalami luka mikro saat koitus atau melalui epitel skuamosa yang imatur di daerah zona transisional T zone Garcia, 2009.
Pada awalnya virus menempel di permukaan sel, kemudian virus melakukan penetrasi melalui membran plasma sel. Virus memasukkan DNAnya
ke dalam sel dan melakukan uncoating atau pelepasan kapsid. DNA virus yang telah memasuki sel kemudian melakukan penyisipan insertion pada
protoonkogen DNA manusia Garcia, 2009. Protoonkogen yang telah mengalami mutasi tersebut selanjutnya disebut sebagai onkogen Sukardja, 2000. Menurut
Sukardja 2000 pada sel normal protoonkogen mengkode pembuatan peptida yang merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel, tetapi tidak menimbulkan
kanker. Sebaliknya, protoonkogen yang telah mengalami transformasi menjadi onkogen mengkode pembuatan peptida yang dapat menimbulkan kanker.
Universitas Sumatera Utara
Onkogen tersebut menyebabkan terjadinya mutasi pada gen penekan-tumor tumor suppressor gene TP53 sehingga terjadi degradasi protein p53 melalui
pengikatan dengan E6 dan RB melalui pengikatan dan penginaktivasian protein Rb oleh E7 sehingga sel mengalami resistensi terhadap apoptosis, menyebabkan
pertumbuhan sel yang tak terkontrol setelah terjadinya kerusakan DNA. Akhirnya, inilah yang menyebabkan terjadinya malignansi Garcia, 2009.
2.1.5. Gambaran Klinis Kanker Serviks