Sebanyak 53 orang responden 93,0 menyatakan setuju bahwa harus patuh di dalam mengikuti PTRM meskipun timbul keinginan untuk memakai Napza lagi, dan
sebanyak 4 orang responden 7,0 menyatakan tidak setuju bahwa harus patuh di dalam mengikuti PTRM meskipun timbul keinginan untuk memakai Napza lagi.
Tabel 4.49. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Perilaku
Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.
No Sikap
Jumlah Orang Persentase
1 Baik
57 100,0
2 Sedang
- -
3 Kurang
- -
Jumlah 57
100,0
Dari hasil penelitian, pada Tabel 4.49. dapat dilihat bahwa seluruh responden memiliki sikap baik yaitu sebanyak 57 orang responden 100,0.
4.8.3. Tindakan Responden Tabel 4.50.
Hal Yang Dilakukan Agar Terhindar Dari Dampak Buruk Penyalahgunaan Napza.
No. Hal yang dilakukan untuk menghindari dampak buruk
penyalahgunaan Napza
1. Tidak memakai Napza melalui jarum suntik
2. Menggunakan jarum suntik steril
3. Tidak menggunakan jarum suntik bersama-sama
4. Mengikuti program terapi rumatan metadon
5. Mengurangi pemakaian Napza
6. Mengikuti penyuluhan mengenai Napza
7. Lainnya
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.51. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Hal Yang
Dilakukan Agar Terhindar Dari Dampak Buruk Penyalahgunaan Napza.
No Tindakan Untuk Terhindar Dari
Dampak Buruk Penyalahgunaan
Napza Jumlah Orang
Persentase
1 Responden menjawab 2
21 36,8
2 Responden menjawab 3-5
24 42,1
3 Responden menjawab 6
11 19,3
4 Tidak Melakukan apa-apa
1 1,8
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.51. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab 3-5 hal yang dilakukan agar terhindar dari dampak buruk penyalahgunaan Napza yaitu
sebanyak 24 orang responden 42,1, sebanyak 21 orang responden 36,8 menjawab 2 hal yang dilakukan agar terhindar dari dampak buruk penyalahgunaan
Napza, sebanyak 11 orang responden 19,3 menjawab 6 hal yang dilakukan agar terhindar dari dampak buruk penyalahgunaan Napza, dan sebanyak 1 orang
responden 1,8 menjawab tidak melakukan apa-apa untuk terhindar dari dampak buruk penyalahgunaan Napza.
Tabel 4.52. Alasan Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon
No. Alasan mengikuti program terapi rumatan metadon
1. Agar berhenti dari penyalahgunaan Napza
2. Agar terhindar dari penyakit menular seperti HIV dan Hepatitis
3. Menghindari kematian akibat overdosis
4. Agar sehat secara fisik dan psikologis
5. Lainnya
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.53. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Alasan
Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon.
No Alasan Mengikuti Metadon
Jumlah Orang Persentase
1 Responden Menjawab 1
30 52,6
2 Responden Menjawab 2-4
26 45,6
3 Responden Menjawab 5
1 1,8
4 Tidak ada alasan
- -
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.53. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab 1 alasan mengikuti program terapi metadon yaitu sebanyak 30 orang responden
52,6, sebanyak 26 orang responden 45,6 menjawab 2-4 alasan mengikuti program terapi rumatan metadon, dan sebanyak 1 orang responden 1,8 menjawab
5 alasan mengikuti program terapi rumatan metadon.
Tabel 4.54. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Jumlah
Kunjungan Ke PTRM Dalam Seminggu.
No Jumlah Kunjungan Ke PTRM
Jumlah Orang Persentase
1 Setiap hari
56 98,2
2 3-5 kali dalam seminggu
1 1,8
3 1-2 kali dalam seminggu
- -
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.54. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengunjungi klinik metadon setiap hari dalam seminggu yaitu sebanyak 56 orang responden
98,2, dan yang mengunjungi klinik metadon 3-5 kali dalam seminggu yaitu sebanyak 1 orang 1,8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.55. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Kejadian
Drop Out Yang Dialami Pasien PTRM.
No Kejadian Drop Out Yang
Dialami Responden Jumlah Orang
Persentase
1 Satu kali
8 14,0
2 Lebih dari satu kali
1 1,8
3 Tidak pernah
48 84,2
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.55. dapat dilihat bahwa sebagian responden tidak pernah mengalami Drop Out yaitu sebanyak 48 orang responden 84,2, responden yang
pernah mengalami Drop Out satu kali yaitu sebanyak 8 orang responden 14,0, dan yang pernah mengalami Drop Out lebih dari satu kali yaitu sebanyak 1 orang
responden 1,8.
Tabel 4.56. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan
Menyatakan Keluhan Pada Petugas Kesehatan Bila Mengalami Efek Samping Metadon.
No Menyatakan Keluhan Pada
Petugas Kesehatan Jumlah Orang
Persentase
1 Ya
47 82,5
2 Tidak
10 17,5
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.56. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan keluhan pada petugas kesehatan bila mengalami efek samping metadon yaitu
sebanyak 47 orang responden 82,5, dan yang tidak menyatakan keluhan pada petugas kesehatan bila mengalami efek samping metadon yaitu sebanyak 10 orang
responden 17,5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.57. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan
Pemakaian Napza Lain Selama Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon.
No Memakai Napza Lain
Jumlah Orang Persentase
1 Ya
35 61,4
2 Tidak
22 38,6
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.57. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menggunakan Napza lain selama mengikuti terapi metadon yaitu sebanyak 35 orang responden
61,4, dan yang tidak menggunakan Napza lain selama mengikuti terapi metadon yaitu sebanyak 22 orang responden 38,6.
Tabel 4.58. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan
Pemakaian Napza Suntik Secara Bersama-sama Dengan Teman Selama Mengikuti Terapi Metadon.
No Memakai Napza Suntik Secara
Bersama-sama dengan Teman Jumlah Orang
Persentase
1 Ya
5 8,8
2 Tidak
52 91,2
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.58. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak memakai Napza suntik secara bersama-sama dengan teman selama mengikuti terapi metadon
yaitu sebanyak 52 orang responden 91,2, dan yang memakai Napza suntik secara bersama-sama dengan teman selama mengikuti terapi metadon yaitu sebanyak 5
orang responden 8,8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.59. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Pernah
Mengalami Overdosisintoksifikasi Karena Penyalahgunaan Metadon.
No Mengalami Overdosis Karena
Penyalahgunaan Metadon Jumlah Orang
Persentase
1 Ya
3 5,3
2 Tidak
54 94,7
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.59. dapat dilihat bahwa sebagian responden tidak pernah mengalami overdosisintoksifikasi karena penyalahgunaan metadon yaitu sebanyak
54 orang responden 94,7, dan yang pernah mengalami overdosisintoksifikasi karena penyalahgunaan metadon yaitu sebanyak 3 orang responden 5,3.
Tabel 4.60.
Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Terhadap Perilaku Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi
Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.
No Tindakan
Jumlah Orang Persentase
1 Baik
9 15,8
2 Sedang
48 84,2
3 Kurang
- -
Jumlah 57
100,0
Dari Tabel 4.60. dapat dilihat bahwa sebagian besar tindakan responden dikategorikan sedang yaitu sebanyak 48 orang responden 84,2, tindakan
responden baik yaitu sebanyak 9 orang responden 15,8, dan tidak ada satupun tindakan kurang dari responden.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perilaku pengguna Napza suntik di dalam
mengikuti program terapi rumatan metadon di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010 dapat dilihat sebagai berikut :
5.1. Faktor Internal Responden 5.1.1. Umur
Pengguna Napza Suntik penasun pada umumnya berada pada golongan manusia yang berusia produktif. Menurut Komisi Penanggulangan AIDS 2009
bahwa usia 15-29 merupakan usia produktif, sedangkan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB bahwa umur 15-24 adalah tergolong sebagai Generasi
Pemuda. Berdasarkan hasil penelitian, umur responden lebih banyak pada golongan
usia 15-29 tahun 56,1 daripada golongan usia 30 tahun 43,9. Hal ini berarti bahwa Pengguna Napza Suntik banyak terjadi pada generasi muda dimana
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya merupakan suatu ancaman yang dapat menghancurkan generasi muda. Sumber daya manusia
merupakan modal utama pembangunan di segala sektor kehidupan, generasi muda merupakan salah satu sumber daya manusia yang menjadi kunci suksesnya
pembangunan dan mereka berada pada posisi utama untuk mempersiapkan masa depan bangsa dan negara Bahri, 2005.
Universitas Sumatera Utara