pengetahuan. Notoatmodjo 2003 menyebutkan bahwa pengetahuan memiliki 6 enam tingkatan, yaitu : Tahu, Memahami, Aplikasi, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi.
5.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Dampak Buruk Yang Diperoleh Pengguna Napza Suntik Di Dalam Penyalahgunaan Napza
Dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa dampak buruk akibat penyalahgunaan Napza dapat menyebabkan keta gihan dan
ketergantungan, dapat menyebabkan penularan penyakit seperti HIVAIDS, Hepatitis, TB Paru, juga dapat menyebabkan penyakit lever, ginjal. Susi Adisti 2007
menyatakan bahwa narkoba yang disalahgunakan mampu merusak susunan saraf pusat otak dan organ lainnya hati, jantung, ginjal, paru-paru, usus, dan penyakit
komplikasi lainnya sehingga berpengaruh pula pada kesehatan mental dan emosional, daya ingat, pengendalian diri, dan perkembangan moral, selain itu juga
dapat menyebabkan penyakit HIVAIDS, Hepatitis akibat alat suntik yang tidak steril.
5.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Metadon dan Terapi Rumatan Metadon
Dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa metadon adalah suatu zat yang memiliki efek yang sama dengan heroin berbentuk
cairan dan digunakan dengan cara diminum sehingga digunakan sebagai terapi penyembuhan untuk ketergantungan Napza. Namun, sebagian besar responden tidak
mengetahui bahwa yang dimaksud terapi rumatan metadon adalah terapi yang menggantikan narkotika jenis heroin yang menggunakan jarum suntik menjadi
metadon yang berbentuk cair yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diminum
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari penyalahgunaan Napza melalui jarum suntik. BNN 2006 menyatakan bahwa Terapi Metadon adalah Terapi Substitusi
yang menggantikan narkotika jenis heroin yang menggunakan jarum suntik, menjadi metadon yang berbentuk cair yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diminum.
5.3.3. Pengetahuan Responden Tentang Kelemahan Dari Metadon
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa kelemahan metadon ialah terjadinya penyalahgunaan seperti
heroin. Menurut Preston 2006, bahwa kelemahan dari metadon adalah karena sifatnya yang sama dengan heroin, maka penyalahgunaan dapat terjadi.
5.3.4. Pengetahuan Responden Tentang Hal Yang Dilakukan Agar Tidak Terjadi Penyalahgunaan Metadon
Dari hasil penelitian, sebagian besar responden mengetahui bahwa agar tidak terjadi penyalahgunaan metadon maka hal yang harus dilakukan adalah mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan oleh klinik terapi metadon yaitu meminum metadon sampai habis di depan petugas kesehatan dan bila metadon dibawa pulang maka
keluarga pasien yang memantau pasien meminum metadon. KepMenKes No. 494 Tahun 2006 menyatakan bahwa metadon akan diberikan oleh asisten apoteker atau
perawat yang diberi wewenang oleh dokter. Pasien harus segera menelan metadon tersebut di hadapan petugas PTRM. Untuk dosis bawa pulang lebih awal dari dua
bulan dalam program hanya dapat dipertimbangkan bila orang tuakeluarga pasien mau, bertanggung jawab atas penyimpanan dan penggunaan dosis bawa pulang itu.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti maka tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh sebagian besar responden masih berada pada
tingkatan pertama dari pengetahuan yaitu tahu. Responden mengingat materi mengenai terapi metadon namun belum sepenuhnya memahami dan menjelaskan
secara benar mengenai terapi metadon. Selain itu, jumlah pertanyaan untuk tingkatan pertama dari pengetahuan yaitu Tahu lebih banyak sebesar 53 dibandingkan
jumlah pertanyaan pada tingkatan pengetahuan yang lainnya.
5.4. Sikap Responden Terhadap Program Terapi Rumatan Metadon