Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak
No Pengetahuan
n Benar
Salah
1. Tindakan pertama saat cedera gigi dan mulut
terjadi 10537
17963 2.
Jenis gigi yang avulsi berdasarkan ilustrasi kasus pada kuesioner
6322,2 22177,8
3. Tindakan pertama terhadap gigi avulsi
155,3 26994,7
4. Waktu terbaik menerima perawatan gigi dan
mulut setelah terjadi avulsi 14551,1
13948,9 5.
Perlakuan sebelum dilakukan replantasi pada gigi avulsi
12142,6 16357,4
6. Cara membawa gigi yang mengalami avulsi
227,7 26292,3
7. Media penyimpanan gigi avulsi
196,7 26593,3
8. Waktu ekstraalveolar gigi avulsi
5720,1 22779,9
9. Tempat mendapatkan perawatan lanjutan
26693,7 186,3
Berdasarkan hasil pertanyaan mengenai pengetahuan tersebut diatas, maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan orangtua sebagai berikut; responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 39 orang 13,7, tingkat pengetahuan kurang sebanyak 245 orang 86,3. Tabel 7
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Kategori Frekuensi
Persentase
Baik 39
13,7 Kurang
245 86,3
4.3 Gambaran Umum Sikap tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen
Sikap responden tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen yang meliputi 8 pertanyaan meliputi pernyataan tentang; setiap orangtua harus
mengetahui tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut, mencari gigi anak yang hilang setelah terjadi cedera gigi dan mulut, waktu pengembalian gigi yang
lepas dilakukan segera setelah cedera terjadi, membersihkan gigi yang terlepas pada tempat yang kotor dengan cara disikat sampai bersih, membawa anak dan gigi yang
Universitas Sumatera Utara
terlepas ke dokter gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi, membawa gigi terlepas ke dokter gigi dengan dibalut menggunakan tissue jika gigi terlepas tidak
langsung dikembalikan ke posisi semula, menyimpan gigi yang terlepas ke dalam kantong berisi susu sebelum dibawa ke dokter gigi dan bersedia menerima
penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut. Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Penanganan Darurat
Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak
No. Sikap
n SS
S RR
TS STS
1. Setiap orangtua harus
mengetahui tentang penanganan darurat
cedera gigi dan mulut.
16558,1 7024,7
155,3 165,6
186,3
2. Mencari gigi anak
yang hilang setelah terjadi cedera gigi
dan mulut. 10737,7
9633,8 4114,4 3211,3
82,8
3. Waktu pengembalian
gigi yang lepas dilakukan segera
setelah cedera terjadi. 11038,7
8730,6 5218,3
279,5 82,8
4. Membersihkan
gigi yang terlepas pada
tempat yang kotor dengan cara disikat
sampai bersih. 11841,5
7927,8 5720,1
279,5 31,1
5. Membawa anak dan
gigi yang terlepas tersebut ke dokter
gigi segera setelah cedera gigi dan mulut
terjadi. 14551,1 10737,7
144,9 165,6
20,7
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak
No .
Sikap n
SS S
RR TS
STS
6. Mengembalikan gigi
anak yang terlepas ke posisinya semula,
maka BapakIbu akan membawa gigi
tersebut ke dokter gigi dengan dibalut
menggunakan tissue. 10336,3 11139,1 3913,7 2910,2
20,7
7. Menyimpan gigi
yang terlepas tersebut ke dalam kantong
berisi susu sebelum dibawa ke dokter
gigi. 6221,8
5218,3 8228,9 7727,1 113,9
8. Menerima
penyuluhan lebih lanjut tentang
penanganan darurat cedera gigi dan
mulut. 13547,5
9031,7 186,3
144,9 279,5
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sangat setuju jika setiap orangtua harus mengetahui tentang penanganan
darurat cedera gigi dan mulut sebanyak 58,1. Responden yang menyatakan tidak setuju mencari gigi anak yang hilang setelah terjadi cedera gigi dan mulut sebanyak
32 orang 11,3. Responden yang menyatakan sangat setuju bahwa waktu pengembalian gigi yang lepas dilakukan segera setelah terjadi sebanyak 110 orang
38,7. Responden menyatakan sangat tidak setuju membersihkan gigi yang terlepas pada tempat yang kotor dengan cara disikat sampai bersih sebanyak 3 orang 1,1.
Responden yang menyatakan setuju membawa anak dan gigi terlepas ke dokter gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi adalah sebanyak 107 orang 37,7.
Responden yang menyatakan ragu- ragu membawa gigi terlepas ke dokter gigi dengan dibalut menggunakan tissue jika gigi terlepas tidak langsung dikembalikan ke
Universitas Sumatera Utara
posisi semula sebanyak 39 orang 13,7. Responden yang menyatakan sangat setuju menyimpan gigi yang terlepas ke dalam kantong berisi susu sebelum dibawa ke
dokter gigi sebanyak 62 orang 21,8. Responden yang menyatakan setuju untuk bersedia menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi
dan mulut sebanyak 90 orang 31,7. Berdasarkan hasil pertanyaan mengenai sikap diatas, maka dapat
dikategorikan sikap orangtua sebagai berikut; responden yang memiliki sikap sangat baik sebanyak 4,9, sikap baik sebanyak 19,7, sikap tidak baik sebanyak 75,4.
Tabel 9
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Orangtua
No. Sikap
n
1. Sangat baik
144,9 2.
Baik 5619,7
3. Tidak baik
21475,4
4.4 Hasil Analisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orangtua dengan Pengetahuan dan Sikap Orangtua Dalam Penanganan Darurat Trauma
Avulsi Gigi Permanen
Analisis hubungan variabel tingkat pendidikan dengan pengetahuan orangtua tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak dilakukan uji Chi
Square pada derajat kemaknaan p 0,05 dengan variable 3x3. Hasil penelitian pada tabel 10 menunjukkan tidak memenuhi persyaratan
karena terdapat nilai observasi 0 pada 2 sel dan nilai expected lebih dari 20 yaitu 33,3, sehingga dilakukan penggabungan pada tingkat pendidikan yang dari 3
kategori menjadi 2 kategori yaitu rendah dan tinggi, pada tingkat pengetahuan dari 3 kategori menjadi 2 kategori yaitu baik dan kurang. Penggabungan kategori ini akan
dipakai untuk uji Chi-Square selanjutnya.Tabel 11
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Hasil Analisis Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan n Total
p Baik
Cukup Kurang
Rendah 00
165,6 11339,8
12945,4 0,028
Sedang 00
155,3 9633,8
11139,1 Tinggi
20,7 62,1
3612,7 4415,5
Total 20,7
3713 24586,3
284100 Berdasarkan tabel 11 hasil uji statistik setelah penggabungan menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara pendidikan orangtua dengan pengetahuan orangtua dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak p= 0,037;
p0,05. Tabel 11. Hasil Analisis Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan n Total
p Baik
Kurang
Rendah 31 12,9
20987,1 240100
0,037 Tinggi
8 18,2 3681,8
44100 Total
3913,7 24586,3
284100 Analisis hubungan variabel tingkat pendidikan dengan sikap orangtua tentang
penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak dilakukan uji Chi Square pada derajat kemaknaan p 0,05 dengan variable 3x3.
Hasil penelitian pada tabel 12 menunjukkan tidak memenuhi persyaratan karena terdapat nilai expected lebih dari 20 dan sehingga dilakukan penggabungan
pada tingkat pendidikan yang dari 3 kategori menjadi 2 kategori yaitu rendah dan tinggi, pada tingkat sikap dari 4 kategori menjadi 3 kategori yaitu sangat baik, tidak
baik. Penggabungan
kategori ini
akan dipakai
untuk uji
Chi-Square selanjutnya.Tabel 13
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Orangtua
Tingkat Pendidikan
Sikap n Total
p Sangat
Baik Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Rendah 82,8
1816,3 7125
3211,3 12945,4
0,037 Sedang
20,7 2910,2
4515,8 352,3
11139,1 Tinggi
41,4 93,2
186,3 134,6
4415,5 Total
144,9 5619,7
13447,2 8028,2
284100 Berdasarkan tabel 13 hasil uji statistik setelah penggabungan menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara pendidikan orangtua dengan sikap orangtua dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak p= 0,038; p0,05.
Tabel 13. Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Orangtua
4.5 Hasil Analisis Hubungan antara Statistik Sosial Ekonomi Orangtua dengan Pengetahuan dan Sikap Orangtua dalam Penanganan Darurat Trauma
Avulsi Gigi Permanen
Analisis hubungan variabel sosioekonomi dengan pengetahuan orangtua tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak dilakukan uji Chi
Square pada derajat kemaknaan 0,05 sebagai berikut. Berdasarkan tabel 14 hasil uji statistik setelah penggabungan menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi orangtua dengan pengetahuan orangtua dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak p= 0,003; p
0,05.
Tingkat Pendidikan
Sikap n Total
P Sangat
baik Baik
Tidak Baik
Rendah 10 4,2
4719,6 18376,3
240100 0,038
Tinggi 49,1
920,5 3170,5
44100 Total
144,9 5619,7
21475,4 284100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Hasil Analitik Sosioekonomi dengan Pengetahuan
Sosio Ekonomi
Pengetahuan n Total
P Baik
Kurang
Baik 3518,4
15581,6 190 100
0,003 Sedang
44,6 8395,4
87100 Kurang
00 7100
7100 Total
3913,7 24586,3
284100 Berdasarkan tabel 15 hasil uji statistik setelah penggabungan menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi orangtua dengan sikap orangtua dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak p= 0,032; p0,05.
Tabel 15. Hasil Analisis Statistik Sosioekonomi dengan Sikap
Sosio Ekonomi
Sikap Total
P Sangat
Baik Baik
Tidak Baik
Baik 136,8
3618,9 14174,2
190100 0,032
Sedang 11,1
1921,8 6777,0
87100 Kurang
00 114,3
685,7 7100
Total 144,9
5619,7 21475,4
284100 Berdasarkan tabel 16 hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan orangtua dengan sikap orangtua dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen anak p= 0,042; p0,05.
Tabel 16. Hasil Analisis Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Orangtua
Pengetahuan Sikap n
Total p
Sangat Baik
Baik Tidak Baik
Baik 410,3
615,4 2974,4
39100 0,042
Kurang 104,1
5020,4 18575,5
245100 Total
144,9 5619,7
21475,4 284100
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN