PEMBAHASAN Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, total responden adalah 284 orangtua SD kelas 3 dan 4 dari 2 SD di Kecamatan Medan Sunggal dan 2 SD di Kecamatan Medan Kota. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan pengetahuan dan sikap terhadap penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen. Menurut pendapat Notoadmodjo 2007 bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan dan sumber-sumber informasi yang digunakannya, sedangkan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan yang diperoleh. 7 Hasil yang diperoleh orangtua laki-laki 96 orang 33,8 dan 188 orangtua perempuan 66,2. Jumlah perempuan adalah 2 kali lebih jika dibandingkan dengan laki-laki. Pada penelitian di Brazil juga menunjukkan hasil yang sama dimana responden perempuan lebih banyak dari responden laki-laki dengan responden perempuan 99 orang 92,5 dan responden laki-laki 8 orang 7,5 5 . Hasil yang sama juga di penelitian Kuwait orangtua perempuan lebih banyak 21 orang 3 dan orangtua laki-laki 1 orang 2. 13 Hal ini kemungkinan karena ibu lebih dekat dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak serta memegang peranan penting terhadap kehidupan anak. 2 Jumlah responden yang paling banyak adalah golongan usia 35 tahun hingga 44 tahun dengan 186 orang 41,3. Penelitian Santos et.al menunjukkan golongan usia responden 25 hingga 50 tahun 83 orang 77.6 golongan usia yang tertinggi. 5 Pendidikan orangtua paling banyak adalah SD SMP SMA sebanyak 240 orang 84,5. Hal yang sama diperoleh di penelitian Santos et.al pendidikan orangtua yang paling banyak adalah elementary school SD dengan jumlah 52 orang 50,5. Berdasarkan data pekerjaan diketahui responden yang bekerja sebesar 69 sedangkan tidak bekerja sebesar 31 dan responden dengan perekonomian rendah Universitas Sumatera Utara sebesar 5,6 dan perekonomian tinggi sebesar 94,4. Status sosial ekonomi dinilai berdasarkan 2 hal yaitu pekerjaan dan jumlah pendapatan total keluarga responden. Berdasarkan data yang diperoleh sosioekonomi tertinggi adalah kategori yang baik dengan 190 orang 66,9. Data hasil menunjukkan orangtua yang pernah mendapat informasi mengenai cedera gigi dan mulut hanya 159 orang 56 sedangkan 125 orang 44 tidak pernah mendapatkan informasi mengenai cedera gigi. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di India yang menunjukkan hasil orangtua yang pernah dapat informasi sebanyak 26,3 sedangkan 74,7 tidak pernah dan di Turki peneliti memperoleh bahwa orangtua yang pernah memperoleh informasi mengenai cedera gigi dan mulut sebanyak 36,6 dan yang tidak pernah sebanyak 63,4. 1,2 Hasil penelitian di Egypt menunjukkan 18,9 pernah mendapatkan informasi sebanyak 18,9 dan 82,1 tidak pernah mendapatkan informasi serta dari 60 responden yang mendapatkan informasi tentang cedera gigi dan mulut melalui dokter gigi. 13 Hal ini didukung dengan penelitian Ozer et.al dimana informasi yang diperoleh paling banyak dari dokter gigi 19 dari seluruh jenis sumber informasi. 2 Pengukuran pengetahuan orangtua diperoleh dari 9 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang penanganan darurat trauma avulsi pada gigi permanen anak. Sebanyak 105 responden 37 menjawab dengan benar yaitu tindakan pertama orangtua lakukan dengan menenangkan anak, hentikan perdarahan dengan mengigit kain sambil membawa ke pelayanan medis. Penelitian Santos et.al menunjukkan 86 orangtua akan menenangkan anak, hentikan perdarahan dengan mengigit kain sambil membawa ke pelayanan medis. 5 Hal ini menunjukkan bahwa orangtua memiliki pengetahuan yang baik tentang tindakan pertama dalam penanganan trauma avulsi sehingga dapat prognosis perawatan lanjutan gigi avulsi yang baik. Jenis gigi yang terlepas adalah gigi permanen hanya 63 orang 22,2 jawab dengan benar. Waktu ekstraalveolar adalah kurang dari 60 menit setelah cedera hanya 15 orang 5,3 jawab dengan benar. Penelitian di Kuwait menunjukkan hasil yang sama dengan hanya 6 orangtua 10 jawab dengan benar. 13 Cara pengembalian gigi avulsi gigi ke posisi semula adalah dengan membersihkan gigi dengan air mengalir Universitas Sumatera Utara selama 10 detik dan sebanyak 121 orang 42,6 responden telah jawab dengan benar. Cara pengembalian gigi avulsi gigi ke posisi semula adalah dengan membersihkan gigi dengan air mengalir selama 10 detik dan sebanyak 121 orang 42,6 responden telah jawab dengan benar. Namun menurut penelitian Santos et.al hanya 19 yang menggunakan cara yang benar dalam pengembalian gigi avulsi. 5 Transportasi dan cara yang paling baik membawa gigi avulsi adalah dengan susu. Responden yang jawab benar adalah sebanyak 6,7. Hal yang sama di penelitian di Brazil, dan Egypt yang respondennya tidak tahu tentang kepentingan susu dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen dengan persentase 3, 15,6. 5,21 Jumlah tersebut menunjukkan bahwa orangtua tidak memiliki pengetahuan mengenai cara transportasi gigi avulsi yang kotor ke medium susu dan pengetahuan untuk tetap menjaga vitalitas sel ligamen periodontal pada waktu yang bersamaan. Waktu yang baik dalam replantasi gigi avulsi adalah dalam 30 menit untuk mendapatkan prognosis yang baik dan hanya 57 orang 20,1 jawab dengan benar sedangkan 227 orang 79,9 menjawab salah. 87 responden tidak tahu tentang waktu replantasi gigi avulsi di penelitian Kuwait. 13 Perawatan lanjut trauma avulsi gigi harus didapat di klinik dokter gigi dan sebanyak 266 orang 93,7 telah jawab dengan benar. Hal ini menunjukkan orangtua asumsi bahwa klinik gigi memang dipersiapkan untuk menangani pasien dengan kasus trauma avulsi. 20 Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden di kategori yang baik adalah 39 orang 13,7, kategori kurang sebanyak 245 orang 86,3. Hal ini menunjukkan pengetahuan orangtua di Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Kota adalah sangat rendah tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen. Penelitian Santos et.al di Brazil dan Shashikiran di India juga menyatakan bahwa pengetahuan orangtua mengenai penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen pada anak adalah rendah. 5 Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan secara statistik kemungkinan diakibatkan adanya perbedaan latar belakang pendidikan. 4 Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. 7 Data hasil penelitian memperoleh bahwa responden yang menyatakan sangat setuju jika setiap orangtua harus mengetahui tentang penanganan Universitas Sumatera Utara darurat cedera gigi dan mulut sebanyak 165 orang 58,1. Pertanyaan mengenai sikap orangtua dalam kepentingan mencari gigi anak yang hilang setelah terjadi gigi dan mulut sangat setuju oleh 107 orang 37,7. Pertanyaan mengenai kepentingan dalam replantasi gigi avulsi yang sangat setuju seramai 110 orang 38,7. Namun, sikap responden tentang membersihkan gigi yang terlepas pada tempat yang kotor dengan cara disikat sampai bersih menunjukkan hasil yang negatif. Sejumlah 118 orang 41,5 telah sangat setuju dengan pernyataan diatas sedangkan hanya 3 orang 1,1 telah sangat tidak setuju dengan pembersihan gigi avulsi. Pengetahuan responden dalam pembersihan gigi avulsi mempengaruhi sikap dalam penanggulan trauma avulsi gigi permanen menyebabkan responden sangat setuju dalam pembersihan gigi avulsi dengan disikat. Hal ini didukung oleh penelitian di Egypt yang menunjukkan 15 responden akan menggosok gigi yang kotor sebelum replantasi gigi tanpa tidak menyadari bahwa hal ini akan mengurangi kemungkinan sukses replantasi gigi avulsi. 21 Sikap responden tentang tindakan orangtua dalam membawa anak dan gigi avulsi tersebut ke dokter gigi setelah cedera gigi dan mulut menunjukkan hasil positif dengan 145 orang 51,1 sangat setuju. Sikap responden tentang cara membawa gigi tersebut ke dokter gigi dengan dibalut menggunakan tissue menunjukkan hasil negatif. Sebanyak 103 orang 36,3 telah sangat setuju dengan pernyataan diatas dan hanya 2 orang 0,7 telah sangat tidak setuju. Sikap responden orangtua tentang tindakan dalam menyimpan gigi avulsi ke dalam kantong berisi susu sebelum dibawa dokter gigi sangat setuju oleh responden sebanyak 62 orang 21,8 . Hal ini kemungkinan karena tissue paling mudah didapatkan. Cara membawa gigi avulsi yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan periodontal. Penggunaan media kering dapat mengakibatkan kekeringan pada jaringan periodontal sebelum dilakukan replantasi. 4 Pernyataan tindakan dalam menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut sangat disetujui oleh orangtua sebanyak 135 orang 47,5. Hal ini dapat memberikan penyuluhan dalam Universitas Sumatera Utara meningkatkan kesedaran tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen di masa depan. Gambaran keseluruhan sikap responden menunjukkan kategori tidak baik yang tertinggi dengan 214 orang 75,4. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan faktor sosioekonomi orangtua dengan pengetahuan orangtua tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen p=0,037 dan p=0,003. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang latar belakang pendidikan tinggi hanya 8 orang 18,2 golongan yang berpengetahuan baik tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen, malah yang lain lebih banyak di kategori kurang baik tingkat pendidikan tinggi, sedang dan rendah. Secara umum ditemukan bahwa, tingkat pengetahuan orangtua kurang tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen tanpa dipengaruhi tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia dan sosioekonomi. 1,2,4,5 Data ini menunjukkan latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan orangtua. Hal ini disebabkan oleh orangtua kurang atau bahkan tidak memperoleh informasi tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen. 2,3 Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan sosioekonomi orangtua dengan sikap orangtua tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen p=0,038 dan p=0,037. Data hasil menunjukkan bahwa lebih dari setengah setiap kategori sosial ekonomi baik, sedang dan kurang memiliki sikap yang tidak baik. Loo et.al menyatakan hal serupa bahwa respon antusias terhadap keingintahuan penanganan darurat trauma avulsi berhubungan langsung dengan tingkat pendidikan orangtua. 1 Penelitian lain tentang hubungan sikap dengan sosioekonomi belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini karena, dapat disebabkan oleh orangtua kurang atau bahkan tidak mempunyai kesadaran sikap dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen. 2 Data menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap orangtua tentang penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen p=0,042. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo, menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu kepercayaan, evaluasi emosional dan kecendrungan untuk bertindak. Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan dan berfikir memainkan peranan yang penting. 7 Berdasarkan data yang diperoleh responden yang berpengetahuan baik mempunyai sikap yang sangat baik dalam penanganan darurat trauma avulsi gigi permanen. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 41 104

Pengetahuan dan Sikap Orangtua tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Amplas dan Medan Baru

4 44 69

Pengetahuan dan Sikap Orangtua tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan Medan Perjuangan.

1 33 117

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 14 104

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 3

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 44

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 13

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 2

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 5

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 13