Pemilihan Bahan Perencanaan Diameter Poros Pemeriksaan Kekuatan Poros

Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapat beban berupa momen puntir. Oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama dari poros akan dihitung berdasarkan beban puntir serta kemungkinan-kemungkinan kejutantumbukan dalam pembebanan, seperti pada saat motor mulai berjalan. Besarnya momen puntir yang dikerjakan pada poros dapat dihitung dari: 2-22 di mana: M p = momen puntir kg ⋅mm P d = daya rencana kW n = putaran rpm .

2.3.3 Pemilihan Bahan

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang di-finish dingin disebut bahan S-C yang dihasilkan dari Ingot yang di-Kill baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan dicor, kadar karbon terjamin. Jenis-jenis baja S-C beserta sifat-sifatnya dapar dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Batang baja karbon yang difinis dingin Standar JIS Lambang Perlakuan Panas Diameter mm Kekuatan Tarik kgmm 2 Kekerasan H R C H R B H B S35C-D Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80 58 – 79 53 – 69 84 - 23 73 - 17 - 144 - 216 Tanpa dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80 63 – 82 58 – 72 87 - 25 84 - 19 - 160 - 225 S45C-D Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80 65 – 86 60 – 76 89 - 27 85 - 22 - 166 - 238 Tanpa dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80 71 - 91 66 – 81 12 - 30 90 - 24 - 183 - 253 S55C-D Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80 72 - 93 67 – 83 14 - 31 10 - 26 - 188 - 260 Tanpa dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80 80 - 101 75 – 91 19 - 34 16 - 30 - 213 - 285 sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin” n P 10 9,74 M d 5 p ⋅ ⋅ = Universitas Sumatera Utara Tegangan geser ijin dari bahan ini diperoleh dari rumus : 2-23 dimana: τ g = tegangan geser izin kgmm 2 σ b = kekuatan tarik bahan kgmm 2 Sf 1 = faktor keamanan yang bergantung pada jenis bahan, di mana untuk bahan S-C besarnya adalah 6,0. Sf 2 = faktor keamanan yang bergantung dari bentuk poros, di mana harganya berkisar antara 1,3 – 3,0 .

2.3.4 Perencanaan Diameter Poros

Diameter poros dapat diperoleh dari persamaan 2-24 : 2-24 di mana: d p = diameter poros mm τ a = tegangan geser izin kgmm 2 K t = faktor koreksi tumbukan, harganya berkisar antara 1,5 – 3,0 C b = faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya beban lentur, dalam perencanaan ini diambil 1,0 karena diperkirakan tidak akan terjadi beban lentur M p = momen puntir yang ditransmisikan kg ⋅mm . 3 1     ⋅ ⋅ ⋅ = p b t a p M C K 5,1 d τ 2 1 b Sf Sf p ⋅ = σ τ Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Pemeriksaan Kekuatan Poros

Ukuran poros yang telah direncanakan harus diuji kekuatannya. Pengujian dilakukan dengan memeriksa tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros. Apabila tegangan geser ini melampaui tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan maka poros akan mengalami kegagalan. Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros diperoleh dari persamaan 2-25: 2-25 di mana: τ p = tegangan geser akibat momen puntir kgmm 2 M p = momen puntir yang ditransmisikan kg ⋅mm d p = diamater poros mm .

2.4 Pasak