Konstruksi Sabuk-V Perencanaan Sabuk-V dan puli

Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi rantai, dan trasmisi kabel atau tali. Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada pully silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 m dengan perbandingan putaran antara 11 sampai 61. Dlam kelompok kedua, sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara 2 poros yang jaraknya sampai 5 m dengan perbandingan putaran antara 11 sampai 71. Kelompok terakhir terdiri atas sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai mencapai 2 m, dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 11 sampai 61. Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penanganannya dan harganya pun murah. kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 ms pada umumnya, dan maksimum 25 ms. daya maksimum yan dapat ditransmisikan kurang lebih sampai 500 kw.

2.5.1 Konstruksi Sabuk-V

Sabuk V terbuat dari karet yang mempunyai penampang trapesium. tenunan tetoran atau semacamnya dipergunakan sebagai sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan daya yang besar pada tengangan yang relatif rendah. hal ini merupakan salah satu keunggulan Universitas Sumatera Utara sabuk V dibandingkan dengan sabuk rata. dapat dilihat konstruksi sabuk V pada gambar 2.10. : Gambar 2.10. Konstruksi Sabuk-V

2.5.2 Perencanaan Sabuk-V dan puli

Pada pemilihan penampang sabuk-V ini dengan menggunakan penampang standar tipe B yang terlihat pada tabel 2.3 terlampir : Dalam hal perencanaan sabuk-V dan pully dapat ditentukan daya dan putaran rpm yang diperlukan terutama menentukan penampang sabuk yang terlihat pada tabel 2.4 : Tabel 2.4 Ukuran puli-V Penampang Sabuk-V Diameter Nominal diameter lingkaran jarak bagi d p α W L K K e f A 71-100 101-125 126 atau lebih 34 36 38 11,95 12,12 12,30 9,2 4,5 8,0 15,0 10,0 B 125-160 161-200 201 atau lebih 34 36 38 15,86 16,07 16,29 12,5 5,5 9,5 19,0 12,5 C 200-250 251-315 316 atau lebih 34 36 38 21,18 21,45 21,72 16,9 7,0 12,0 25,5 17,0 D 355-450 451 atau lebih 36 38 30,77 31,14 24,6 9,5 15,5 37,0 24,0 E 500-630 631 atau lebih 36 38 36,95 37,45 28,7 12,7 19,3 44,5 29,0 Sumber Tabel: Dasar Perencanaan dan Pemilihan, Sularso, hal 166 Diameter puli yang terlalu kecil akan memperpendek umur sabuk. Dalam Tabel 2.5 diberikan diameter minimum yang dianjurkan dan yang diizinkan menurut jenis sabuk yang digunakan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Diameter minimum puli yang diizinkan dan dianjurkan mm Penampang A B C D E Diameter min. yang diizinkan 65 115 175 300 450 Diameter min. yang dianjurkan 95 145 225 350 550 Dimana putaran puli pengger ak dan yang digerakkan berturut-turut adalah n 1 rpm dan n 2 rpm, dan diameter nimnal masing- masing adalah d p mm dan D p mm, serta perbandingan putaran u dinyatakan dengan n 2 n 1 atau d p D p karena sabuk –V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi I i1, di mana i u dp Dp i n ni 1 ; 1 2 = = = = 2-29 Kecepatan linier sabuk –v ms adalah v 1000 60 1 x dpn = 2-30 jarak sumbu poros dapat dihitung dengan persamaan 2-31 : 2 k k D d C + = 2-31 Maka diameter lingkaran jarak bagi puli d p , D p mm diameter luar puli d k, D k mm dan diameter naaf d B , D B dapat dilihat pada persamaan 2-32: D p = d p x i 2-32 maka; d k = d p + 2 x K 2-33 D k = D p +2 x K 2-34 Universitas Sumatera Utara jika d B dan D B berturut-turut adalah diameter bos atau naaf puli kecil dan puli besar d s1 dan d s2 berturut-turut adalah diameter poros penggerak dan yang digerakkan. d B ≥ 53 d s1 + 10 mm D B ≥ 53 d s2 + 10 mm Besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh satu sabuk P kw diberikan oleh persamaan 2-35 biasanya dipakai untuk sabuk-V standar. P = d p n{ C 1 d p n -0,09 -C 2 d p - C 3 d p n 2 } – C 2 n x {1 – 1C 5 } 2-35 dimana C 1 sampai C 5 adalah konstanta-konstanta. untuk menyerderhanakan perhitungan, setiap produsen sabuk mempunyai katalog yang berisi daftar untuk memilih sabuk. tabel.2.6. yang terlampir menunjukkan daftar kapasitas dari daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk bila dipakai puli dengan diameter minimum yang dianjurkan.

2.6 Penentuan Bantalan