BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
2.1.1 Definisi
Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Persepsi adalah kesadaran
intuitif berdasarkan firasat terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu Komaruddin, 2000.
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan
dengan lingkungannya melalui indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium Slameto, 2003. Menurut Neufeldt 1996 persepsi adalah pemahaman,
pengetahuan, dan lain-lain, yang diperoleh dengan merasakan atau mengobservasi ide, konsep, kesan, dan lain-lain.
Persepsi bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif
dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi suatu struktur, hasil persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya sangat subjektif Roger, 1965 dikutip dari Walgito 2004.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
Secara umum, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang Siagian, 1995 yaitu : Yang pertama, dari diri orang yang bersangkutan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh
seperti sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapannya. Yang kedua, sasaran persepsi tersebut yang berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya
berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya, misalnya kehadiran orang yang sangat cantik atau sebaliknya yang penampilannya sangat “mencolok” akan lebih
menarik perhatian dibandingkan dengan orang-orang yang “biasa-biasa saja”. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi
turut menentukan cara pandang orang yang melihatnya. Yang ketiga adalah faktor situasi. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana
persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan persepsi seseorang. Misalnya, seorang anak akan
menunjukkan suatu pola perilaku tertentu bila berhadapan dengan orangtua seperti sopan, tertib, dan sejenisnya, berbeda dengan perilakunya apabila berada di tengah-
tengah rekannya yang sebaya. Menurut Walgito 2003 dalam persepsi, individu harus mengorganisasikan dan
menginterpretasikan stimulus yang diterimanya sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Faktor-faktor stimulus terdiri dari 3 yaitu : Pertama, objek yang dipersepsi adalah objek mengenai
alat indera atau reseptor. Stimulus yang datang dari luar individu langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Stimulus juga dapat datang dari dalam
diri individu, langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu tersebut. Kedua, alat indera,
Universitas Sumatera Utara
saraf dan susunan saraf pusat. Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada ke susunan saraf pusat yaitu otak
sebagai pusat kesadaran sebagai alat untuk mengadakan respon yang diperlukan saraf motorik. Ketiga, perhatian untuk menyadari sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2.2 Alat kontrasepsi