Ragam Bahasa Hakikat Bahasa Indonesia

5. Rina sedang masak nasi. Ragam bahasa tulis sangat terikat dengan tanda baca dan pemakaian kata baku. Kadang-kadang orang yang tidak biasa memakai bahasa tulis akan merasa sangat berat dan sulit ketika sedang mengarang. Oleh sebab itu, bagi mahasiswa, pembelajaran bahasa Indonesia lebih ditekankan kepada bahasa tulis. Hal ini sangat berhubungan dengan perkuliahan yang menuntut mahasiswa untuk dapat menulis karya ilmiah berupa makalah atau skripsi. Di samping ragam bahasa, dikenal pula adanya laras bahasa. Laras ini dipengaruhi oleh temapat bahasa tersebut digunakan. Hal ini akan muncul bahasa selaras. Ada kosakata laras bahasa biologi, misalnya: kawin. Ada juga kosakata laras bahasa hokum, misalnya: nikah. Apa beda sudut dengan pojok? Kata sudut adalah kosakata laras bahasa geometrid dan pojok adalah kosakata laras bahasa umum, misalnya: Garis itu membentuk sudut 90 derajat tidak tepat Garis iru membentuk pojok 90 derajat. Laras bahasa agama digunakan dalam komunikasi keagaman. Demikian pula laras-laras yang disesuaikan dengan profesi atau strata sosial. 38 Ragam bahasa juga bisa dibedakan, berdasarkan penutur atau pembicara pemakainya yaitu : 1. Ragam regional dialek Varian bahasa yang disebabkan adanya perbedaan daerah. Contoh : dialek Jakarta, dialek Batak dan sebagainya. 2. Ragam pribadi idiolek Varian bahasa yang disebabkan adanya kebiasaan atau cara berbahasa yang khas pada seseorang. Idiolek merupakan ciri khas kebahasaan seseorang. 3. Ragam sosial sosiolek Varian bahasa yang disebabkan adanya perbedaan kelompok sosial tertentu dalam masyarakat. Seperti, kelompok cendekiawan, pengusaha, pegawai, remaja, orang tua, dan sebagainya. 3 8 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., Displin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS, 2010, hal 2. 4. Ragam temporal Varian bahasa yang dipakai dalam kurun waktu tertentu. Seperti bahasa yang dipakai dalam tahun 1945 Djakarta tetapi zaman sekarang sudah menjadi Jakarta .

5. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Di atas sudah dinyatakan bahwa adanya bahasa sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan tersebut melahirkan ragam bahasa. Ragam bahasa baku digunakan di forum ilmiah. Demsikian pula, ragam tidak baku digunakan di forum tidak resmi. Ragam bahasa anak muda digunakan di forum anak muda. Ragam bahasa pasar digunakan di pasar. Berbicara dengan orang yang rendah pendidikannya, kita harus menggunakan kosakata yang sederhana. Para ulama menggunakan bahasa agama dalam berkomunikasi dengan umatnya. Semua ragam itu tidak dapat ditukar. Jika ditampilkan dengan pakaian, ragam bahasa adalah jenis pakaian yang selalu disesuaikan dengan peruntukannya. Pakaian renang tentu tidak baik dipakai pada forum pesta. Demikian pula sebaliknya. Pakaian senam tidak sesuai digunakan pada forum resmi misalnya rapat atau sebaliknya. Demikian pula dengan bahasa, jika ditukar penggunaan bahasa menjadi tidak baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa yang baik adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini biasanya berhubungan dengan nilai rasa. Seseorang bisa saja menguasai bahasa lisan secara fasih, namun sulit menguasai bahasa tulis dengan baik karena berbeda ragamnya. Orang yang menguasai bahasa Indonesia ragam lisan belum tentu dapat menggunakan ragam tulis dengan baik. Adapun bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang ada. Bahasa yang benar harus menggunakan tatabahasa, sistem ejaan, artikulasi, dan kalimat yang sesuai dengan aturan bahasa. 39 Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang sudah ditetapkan seperti EYD Ejaan Yang Disempurnakan dan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar harus sesuai dengan kondisi dan situasi di mana seseorang melakukan komunikasi. 39 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., Displin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS, 2010, hal 2.