Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru Bp4 Medan Tahun 2000-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian yang dilakukan Turno Junaidi 2001 di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie dengan desain Cross Sectional yang memperoleh hasil
proporsi tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SLTP sebesar 66,67.
36
6.2.6. Pekerjaan
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pekerjaan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru
BP4 Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse terdapat pada wiraswasta sebesar 47,7, kemudian petani,supir,tukang
sebesar 23,4 dan proporsi terendah adalah PNSTNIPOLRIPensiunan sebesar 2,7.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa seseorang yang terinfeksi TB Paru bukan karena dipengaruhi oleh tingkat aktifitas pekerjaan yang tinggi tetapi dapat juga
dipengaruhi dari lingkungan tempat tinggal seperti : kelembaban rumah, keadaan
Proporsi Pekerjaan Penderita TB Paru Relapse
2.7 10
16.2
23.4 47.7
Wiraswasta Petani,supir,tukang
IRT PelajarMahasiswa
PNSTNIPOLRIPensiunan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru Bp4 Medan Tahun 2000-2007, 2009.
USU Repository © 2009
ventilasi rumah, keadaan jendela rumah, serta pencahayaan alami yang masuk ke ruangan rumah.
Penelitian yang dilakukan oleh Turno Junaidi di Puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie dengan desain Cross Sectional yang memperoleh hasil proporsi
tertinggi Penderita TB Paru berdasarkan sanitasi perumahan 57,78 tidak memenuhi syarat kesehatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Domen Silalahi 2005 di Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar dengan desain Case Series yang memperoleh
hasil proporsi tertinggi terdapat pada pekerja wiraswasta sebesar 28,1.
41
6.2.7. Status Perkawinan
Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Status Perkawinan di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru BP4 Medan Tahun 2000-2007
Proporsi Status Perkawinan Penderita TB Paru Relapse
70.3 29.7
Kawin Belum Kawin
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru Bp4 Medan Tahun 2000-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse terdapat pada status kawin sebesar 70,3 dan proporsi terendah terdapat
pada status belum kawin sebesar 29,7. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tingginya proporsi penderita TB Paru
Relapse pada status kawin jika dikaitkan dengan umur penderita disebabkan oleh karena banyaknya penderita yang menikah 15 tahun hal itu dapat dilihat dari
tingginya proporsi umur 15-55 tahun. Kontak intensif pada orang yang kawin memiliki resiko untuk terkena
penyakit TB Paru, karena penderita TB Paru akan menularkan penyakit pada anggota keluarga sendiri. Oleh sebab itu penderita TB Paru sebaiknya di tempatkan dikamar
yang terpisah serta melakukan pengobatan secara tuntas dan adekuat agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarga.
17
Penelitian yang dilakukan oleh Vevi Hairani 2006 di Puskesmas Pantai Cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat
pada status kawin sebesar 87,5.
39
6.2.8. Pengawas Menelan Obat PMO