Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru Bp4 Medan Tahun 2000-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse terdapat pada status kawin sebesar 70,3 dan proporsi terendah terdapat
pada status belum kawin sebesar 29,7. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tingginya proporsi penderita TB Paru
Relapse pada status kawin jika dikaitkan dengan umur penderita disebabkan oleh karena banyaknya penderita yang menikah 15 tahun hal itu dapat dilihat dari
tingginya proporsi umur 15-55 tahun. Kontak intensif pada orang yang kawin memiliki resiko untuk terkena
penyakit TB Paru, karena penderita TB Paru akan menularkan penyakit pada anggota keluarga sendiri. Oleh sebab itu penderita TB Paru sebaiknya di tempatkan dikamar
yang terpisah serta melakukan pengobatan secara tuntas dan adekuat agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarga.
17
Penelitian yang dilakukan oleh Vevi Hairani 2006 di Puskesmas Pantai Cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat
pada status kawin sebesar 87,5.
39
6.2.8. Pengawas Menelan Obat PMO
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru Bp4 Medan Tahun 2000-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pengawas Menelan Obat PMO di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4 Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse yang berperan sebagai Pengawas Menelan Obat PMO adalah keluarga
sebesar 87,4, sedangkan petugas kesehatan sebesar 12,6. Hal ini diasumsikan karena keluarga lebih dekat dan mempunyai waktu
banyak untuk bertemu, sedangkan petugas kesehatan lebih sedikit waktu untuk bertemu dan jarak rumah dengan penderita yang sangat jauh.
Penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti 2007 di Puskesmas Kabanjahe dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada
Pengawas Menelan Obat PMO keluarga sebesar 81,7.
29
6.2.9. Kepatuhan Berobat Proporsi Pengawas Menelan Obat Penderita TB Paru
Relapse
87.4 12.6
Keluarga Petugas Kesehatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru Bp4 Medan Tahun 2000-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru BP4 Medan Tahun 2000-2007
Gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse berdasarkan kepatuhan berobat adalah patuh sebesar 79,3, sedangkan yang
tidak patuh sebesar 20,7. Hal ini sesuai dengan strategi DOTS yang melibatkan PMO, untuk
menjamin kepatuhan penderita menelan obat secara teratur yang dilakukan dengan pengawasan langsung oleh seorang pengawas menelan obat.
40
Penelitian Seri W 2003 di Puskesmas Perawatan Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi
tertinggi terdapat pada penderita yang patuh menjalani pengobatan sebesar 87,9.
40
6.2.10. Konversi Sputum Proporsi Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse