Hubungan Dukungan Keluarga dan Kecemasan.

dan 52.5 ibu hamil mengalami cemas cemas ringan 36.1, sedang 15.8, dan berat 0.6. Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis Kartono, 1992. Dick Read 1959 menyatakan seorang ibu dalam proses persalinan berada dalam siklus fear-tension-pain. Dick Read menyatakan nyeri yang terjadi saat kontraksi uterus akan menyebabkan ketegangan. Ketegangan akan menyebabkan keluarnya enzim, yaitu biogenik amin tiga katekolamin dan serotonin yang menstimulasi neurotransmitter syaraf pusat sehingga ibu berada dalam keadaan stres. Keadaan stres akan menyebabkan ibu merasa takut , dan ketakutan ibu akan lebih meningkatkan rasa nyeri karena ketika seseorang merasa takut maka ambang nyeri akan terasa lebih dangkal. Ketegangan yang dialami ibu mengakibatkan berkurangnya kontraktilitas uterus sehingga proses persalinan menjadi lebih lama. Lamanya kala I menyebabkan suplai darah, termasuk ke pembuluh darah plasenta dan uterus berkurang. Suplai darah berkurang menyebabkan suplai oksigen berkurang, sehingga akan mempengaruhi oksigenasi janin dan janin menjadi asfiksia. Agar proses persalinan berjalan lancar maka siklus fear-tension-pain harus diputus. Salah satu caranya adalah mengurangi rasa nyeri yang disebabkan ketakutan yang berhubungan kecemasan ibu, yaitu menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu. Salah satunya adalah mengidentifikasi keadaan psikologis ibu, menanyakan mengenai perasaan ibu, memberikan penjelasan mengenai proses persalinan yang dapat terjadi secara alami, dan memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai pentingnya memperhatikan kondisi ibu. Berdasarkan analisa mengenai dukungan keluarga didapatkan bahwa jumlah ibu yang mempunyai dukungan baik paling sedikit dibanding dukungan lain, tetapi pada berdasarkan tabel 5.3, masih didapatkan ibu yang mengalami cemas dan jumlah ibu yang mempunyai dukungan cukup dan mengalami cemas ringan lebih banyak dibanding yang tidak cemas. Menurut Kushartanti, 2004, k egelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Semakin tua kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan. Berdasarkan Teori Stuart dan Laraia 2005, ada 5 hal yang menyebabkan kecemasan, anatara satu faktor dengan yang lain saling berkaitan. Jadi tidak hanya keluarga yang menyebabkan terjadinya kecemasan. Pada ibu primipara yang mengalami kecemasan dan mempunyai dukungan cukup, hal ini disebabkan ada faktor lain yang kurang lebih berpengaruh dalam menyebabkan kecemasan. Dukungan keluarga yang tinggi disebabkan adanya dukungan emosional, dukungan insrumental, dukungan informasional, dan penilaian yang baik yang diberikan dari keluarga, yang mampu menumbuhkan terjalinnya hubungan yang baik antara keluarga dan ibu hamil dan mencegah kecemasan yang timbul akibat perubahan fisik yang mempengaruhi kondisi psikologisnya. Wanita hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi tidak akan mudah menilai situasi dengan kecemasan,. Wanita hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi akan belajar dari lingkungan keluarga, yang tidak menimbulkan kecemasan dalam kesehariannya. Karena itu tidak mudah mengalami kecemasan, walaupun ia terpapar dengan factor pencetus yang menimbulkan kecemasan. Berdasarkan perhitungan statistik, pada tabel 5.8 dapat dilihat adanya hubungan anatara dukungan keluarga dengan kecemasan. Menurut Baron Byrne 1991 dukungan keluarga berperan meningkatkan kesehatan tubuh dan menciptakan efek yang positif. Dukungan keluarga berperan dalam menjaga atau mempertahankan integritas seseorang baik secara fisik ataupun psikologis. Deaux Wrightmans, 1998 dalam Taylor, 2006 mengatakan bahwa orang yang berada dalam keadaan stres akan mencari dukungan dari orang lain sehingga dengan adanya dukungan tersebut, maka diharapkan dapat mengurangi tingkat stress. Selain berperan dalam melindungi seseorang terhadap sumber stres, dukungan keluarga juga memberikan pengaruh positif terhadap kondisi kesehatan seseorang. Seseorang dengan dukungan keluarga yang tinggi akan dapat mengatasi stresnya lebih baik Taylor, 2006. Sejalan dengan penelitian ini, Sagrestano, dkk 1999 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dukungan sosial yang ditunjukan memberikan efek yang bermanfaat pada kesehtan fisik dan mental pada wanita hamil. Pada penelitian juga didapatkan sumbangan afektif dukungan keluarga terhadap kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga yaitu sebesar15,4. Hal ini menunjukan terdapat 84,6 variabel lain yang mempengaruhi timbulnya kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada wanita hamil pertama.

2. Hubungan Interpersonal dengan Kecemasan

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan bahwa lebih banyak ibu yang mempunyai interpersonal cukup dibanding dukungan baik, dan pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa ada ibu yang mengalami cemas walaupun mempunyai interpersonal baik. Menurut Kushartanti, 2004, k egelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan. Berdasarkan Teori Stuart dan Laraia 2005, ada 5 hal yang menyebabkan kecemasan, anatara satu faktor dengan yang lain saling berkaitan. Jadi tidak hanya interpersonal yang menyebabkan terjadinya kecemasan. Pada ibu primipara yang mengalami kecemasan dan mempunyai interpersonal baik, kemungkinan ada faktor lain yang kurang baik dan lebih berpengaruh dalam menyebabkan kecemasan. Jalaludin Rakhmat 2007 mengatakan bahwa interpersonal dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri, trauma kehilangan dan kematangan kepribadian. Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin jelas persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif hubungan yang berlangsung. Pada penelitian ini antara interpersonal dan kecemasan menunjukkan ada hubungan antara interpersonal dengan kecemasan pada ibu primipara menghadapi persalinan. Hubungan di awal kehidupan dan pertemuan dengan orang lain, interpersonal transactions, membentuk pandangan tentang diri dan menciptakan kecenderungan perilaku yang bertahan sepanjang hidup. Hal ini meliputi perasaan tidak berdaya, trauma kehilangan, dan kematangan kepribadian. Kecemasan dapat terjadi karena perasaan ketidakberdayaan menyelesaikan ancaman, kehilangan kemampuan mengendalikan keadaan, perasaan kehilangan fungsi dan harga diri, gagal membentuk pertahanan diri dari ancaman, perasaan terisolasi, takut kematian, rasa tidak berdaya Hudak Gallo, 1995; Kozier B, Glenorae, 1993.

3. Hubungan Behaviour dengan Kecemasan

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa jumlah ibu primipara yang mempunyai behaviour cukup lebih banyak dibanding yang mempunyai behaviour baik