BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Uang merupakan suatu benda yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi
kebutuhan hidup dengan cara melakukan pertukaran dan perdagangan barang dan jasa. Selain itu, uang berfungsi sebagai standar ukuram nilai harga dan media
penyimpan kekayaan. Dalam skala global, uang memiliki peranan penting dalam aktifitas perekonomian dunia. Uang menjadi media pertukaran barang dan jasa
internasional serta uang menjadi dasar dari sistem moneter dunia, bahkan uang juga bisa digunakan untuk membeli dan menguasai sumber daya yang ada di
dunia ini.
1
Dalam sejarah perkembangannya, terdapat dua fase besar perkembangan uang sebagai dasar dari sistem moneter yaitu fase penggunaan uang emas dan fase
penggunaan uang fiat. Fase uang emas terdiri dari beberapa tahap yaitu masa koin emas 1770-1914 classical gold standard, standar nilai tukar emas 1925-1931
dan sistem Bretton Wood 1946-1971. Penggunaan standar emas dalam sistem moneter berakhir pada tahun 1971 yang digantikan dengan uang fiat yang
1
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 10-11.
digunakan hingga saat ini. Penggunaan uang emas sebagai dasar dari sistem moneter telah memberikan kestabilan terhadap sistem moneter dan perdagangan
dunia, sebagaimana yang dikatakan oleh R. A Mundell 1997: “When the international monetary system was linked to gold, the latter managed
the interdependence of the currency system, established an anchor for fixed exchange rates and stabilized inflation. When the gold standard broke down,
these valuable functions were no longer performed and the world moved into a regime of permanent inflation
”. Sedangkan fase uang fiat adalah masa dimana sistem moneter ditopang oleh
uang yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya yaitu uang kertas yang digunakan hingga saat ini. Fase penggunaan uang fiat sebagai dasar sistem
moneter dan alat transaksi internasional dimulai sekitar tahun 1971 setelah dolar tidak ditopang lagi dengan sejumlah emas. Runtuhnya sistem moneter uang emas
sebagai akibat dari banyaknya spekulasi pada akhir tahun 1970 dan awal 1971, dan besarnya defisit eksternal Amerika. Besarnya jumlah defisit yang dialami
Amerika, memaksa Amerika untuk mencetak dolar dalam jumlah besar, sedangkan Amerika masih terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan dalam
perjanjian Bretton Wood System.
2
Saat ini, sistem perdagangan dan moneter dunia menggunakan uang fiat. Uang fiat merupakan uang yang nilainya berasal dari pernyataan pemerintah yang
2
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham Depok: Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007, h. 25.
mencetaknya sebagai alat transaksi yang sah. Kehadiran uang fiat dalam sistem moneter dan perdagangan dunia telah menimbulkan berbagai permasalahan,
seperti terjadinya inflasi, menurunnya nilai daya beli uang, ketimpangan ekonomi, resiko nilai tukar dalam perdagangan internasional dan penguasaan perekonomian
dunia oleh negara-negara maju khususnya negara yang memiliki nilai tukar mata uang yang kuat.
3
Dewasa ini, terdapat tiga jenis mata uang fiat yang menguasai aktifitas perekonomian dunia, yaitu dolar, euro dan yen. Pada tabel di bawah ini terlihat
bahwa dolar mendominasi transaksi keuangan dunia dalam jumlah yang jauh berbeda dengan euro dan yen. Secara keseluruhan dolar menguasai untuk setiap
bentuk aktifitas ekonomi dan transaksi keuangan internasional.
Tabel 1.1 Market Share Dolar, Euro dan Yen
Dolar Euro
Yen
Official reserve all counter 64.8
14.6 4.5
International trade invoicing 40.0
14.0 -
International bonds 46.9
38.3 4.3
Money market instruments 38.1
36.3 5.1
Spot foreign exchange 42.2
21.5 13.0
Swap foreign exchange 48.0
16.8 10.1
Total foreign exchange 45.2
18.8 11.3
Sumber: “The International Role of the Euro” Briefing Paper November 2005
3
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007, Cet. 1, h. 31.
Sistem moneter dan perdagangan dunia saat ini adalah sistem yang tidak menciptakan stabilitas moneter, tidak adanya kesamaan nilai tukar dan fluktuasi
nilai tukar yang terjadi setiap waktu. Bagi negara miskin dan sedang berkembang, sistem moneter saat ini adalah
sistem moneter yang tidak menguntungkan. Negara berkembang harus bersaing dengan negara-negara maju dengan segala kekuatan dan hegemoni ekonomi yang
dimiliki oleh negara-negara maju tersebut. Reformasi terhadap sistem moneter dunia merupakan salah satu langkah untuk bisa menciptakan sistem moneter yang
lebih stabil dan adil bagi semua negara. Pada sistem moneter saat ini, Amerika sebagai negara adidaya bisa
memperoleh keuntungan yang besar dengan hanya mencetak dan mengedarkan dolarnya di pasar internasional. Jepang adalah negara yang memiliki kekuatan
ekonomi yang besar dalam perekonomian dunia yang juga meraup keuntungan dari sistem moneter dunia saat ini, tetapi secara politis Jepang tidak bisa
melakukan perubahan terhadap sistem moneter dunia. Sedangkan negara miskin dan sedang berkembang yang sebagian besar terdiri dari negara muslim adalah
negara yang terus bergantung terhadap uang fiat agar bisa melakukan perdagangan internasionalnya. Walaupun saat ini telah hadir uang Euro yang
ditopang oleh 12 negara Eropa, tetapi Euro juga merupakan jenis dari uang fiat yang tidak berbeda dengan uang fiat lainnya seperti dolar dan yen.
4
4
Ibid., h. 37.
Dengan kondisi sistem moneter dan perdagangan internasional yang tidak menguntungkan tersebut, sudah seharusnya negara-negara miskin dan
berkembang khususnya negara muslim untuk mengurangi ketergantungan terhadap uang fiat dengan menciptakan sebuah sistem moneter dan perekonomian
yang ditopang oleh sebuah mata uang yang stabil dan lebih adil yaitu mata uang emas dinar. Dinar merupakan uang yang bernilai stabil dan memiliki nilai
intrinsik sebagai logam mulia dan nilai nominal sebagai uang yang berlaku.
5
Pada tahun 2002 dan 2003, pemerintah Malaysia telah melahirkan sebuah gagasan untuk menerapkan dinar dalam perdagangan internasional antar negara
muslim. Gagasan yang dipelopori oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad tersebut merupakan langkah awal untuk mewujudkan dinar menjadi
mata uang tunggal negara-negara muslim dan sebagai mata uang global.
6
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang membutuhkan dan menggunakan dolar dalam jumlah yang besar untuk transaksi
perdagangan internasionalnya. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, diperlukan adanya alternatif lain dalam sistem perdagangan luar negeri Indonesia,
yaitu dengan menggunakan dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor. Penggunaan dinar tersebut, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap
sistem moneter Indonesia
5
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham Depok: Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007, h. 41.
6
Mahatir Muhammad, The Gold Dinar Convention, Speech at the Gold Dinar in Multilateral Trade Seminar
Malaysia: IKIM Hall, 2003, http:www.neach.gov.myindex.php, 13 Juni 2006.
Dari pembahasan di atas, yang menjadi fokus permasalahan peneliti adalah seberapa besar peluang dinar untuk diterapkan dalam perdagangan internasional
baik di Indonesia maupun di negara muslim lainnya dan seberapa besar pula peluang pengaruhnya yang ditimbulkan terhadap sistem moneter Indonesia.
Untuk itu, dalam karya ilmiah ini peneliti memberi judul PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG
PENGARUHYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA Suatu Kajian Konseptual
.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah