Standar Emas Sejarah Dinar dan Standar Emas

Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M77 H. Dalam perjalanannya sebagai mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun. Penggunaan dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah islam Turki Usmani 1924.

b. Standar Emas

Secara garis besar, terdapat dua fase perkembangan penggunaan uang sebagai dasar sistem moneter dunia yaitu masa standar emas gold standard dan masa uang fiat fiat money. Standar emas merupakan masa dimana sistem moneter dunia ditopang oleh penggunaan emas koin, batangan dan uang yang ditopang dengan emas backed by gold. Masa standar emas terdiri dari tiga masa yaitu masa standar emas klasik classical gold standard sekitar tahun 1770-1914, masa standar tukar emas 1925-1930 dan masa sistem Bretton Wood yang dimulai dari tahun 1946 hingga 1971. 10 Dalam masa standar emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas dalam bentuk koin dan emas batangan gold Bullion. Pemerintah membuat batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta maupun oleh pemerintah. 11 Sistem standar emas klasik berakhir setelah pecahnya perang dunia pertama, dimana pemerintah berbagai negara meninggalkan standar emas dan mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Perang telah 10 Http:www.econlib.orgLIBRARYEncGoldStandard.html 11 Iswardono, Kapita Selekta Ekonomi Moneter Jakarta: Gunadarma, 1995, h. 75. mengakibatkan terjadi kondisi ekonomi yang tidak stabil yang ditandai dengan terjadi inflasi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi kondisi perekonomian yang tidak stabil tersebut beberapa negara kembali menggunakan standar emas yang digunakan hingga tahun 1930-an. Penggunaan kembali standar emas berakhir disebabkan tidak adanya mekanisme penyesuaian yang layak dalam sistem moneter dan besarnya perpindahan modal yang cenderung merusak sistem moneter. Di samping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya perang dunia dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sisem standar emas sulit untuk digunakan. 12 Pada tahun 1944, Amerika, Inggris dan 44 negara lainnya melakukan perundingan untuk merumuskan sebuah sistem moneter internasional setelah perang dunia berakhir. Pertemuan tersebut melahirkan sebuah sistem moneter internasional yang dikenal dengan sistem Bretton Woods yang beroperasi dari tahun 1946 hingga 1971. Secara umum, sistem Bretton Wood adalah sebuah standar tukar emas, dimana Amerika Serikat diminta untuk mempertahankan harga emas secara baku dengan harga 35 dollar per ounce emas, sedangkan negara lain membakukan nilai tukarnya terhadap dolar yang ditopang dengan emas. Amerika harus siap menukarkan dolar menjadi emas dalam jumlah berapa pun berdasarkan harga baku tersebut. 12 Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Jakarta, PT. Indeks, 2005, Ed. 5, h. 253. Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana moneter internasional yang dikenal dengan International Monetary Fund IMF yang berfungsi untuk memantau kepatuhan negara-negara anggota terhadap aturan- aturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas kredit atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. Aturan yang diterapkan dalam sistem Bretton Wood memaksa setiap negara untuk menciptakan sistem moneter yang lebih disiplin, karena jika bank sentral suatu negara selain Amerika melakukan ekspansi moneter yang berlebihan, maka negara tersebut akan rugi dengan sendirinya, karena kehilangan cadangan internasionalnya dan pada akhirnya tidak akan mampu mempertahankan kebakuan nilai tukarnya terhadap dolar. Sistem Bretton Wood mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya negara yang menjadi anggota IMF dan terciptanya sebuah sistem moneter internasional yang lebih stabil yang ditandai dengan pesatnya perkembangan output dunia dan perdagangan dunia yang meningkat begitu pesat. Secara keseluruhan sistem Bretton Wood berfungsi secara baik dan menghasilkan kestabilan moneter hingga pertengahan dasawarsa 1960-an. Sistem Bretton Wood berakhir pada tahun 1971 dan mulai saat itu sistem moneter internasional menggunakan uang fiat berupa uang kertas sebagai dasar dari sistem moneter dan alat transaksi internasional yang tidak ditopang lagi dengan sejumlah nilai emas.

2. Perkembangan Dinar