BAB II LANDASAN TEORI
A. Dinar
1. Sejarah Dinar dan Standar Emas
a. Sejarah Dinar
Pada masa sebelum datangnya islam, dinar merupakan uang yang digunakan dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis dinar emas dan perak dirham beredar
dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa Arab yang berdagang dengan bangsa Romawi, Byzantium dan para pedagang yang melewati negeri
Arab. Pada saat itu, kota Makkah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata uang, sehingga banyak para pedagang dari berbagai negeri datang ke kota
Makkah untuk bertemu dan melakukan transaksi perdagangan.
8
Secara bahasa, dinar berasal dari kata Denarius Romawi Timur dan dirham berasal dari kata Drachma Persia. Menurut hukum islam, dinar yang
dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter. Standar ini telah ditetapkan pada masa Rasulullah dan telah
dipergunakan oleh World Islamic Trading Organization WITO hingga saat ini. Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham
8
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis Jakarta: Kencana, 2008, Cet. 1, h. 99.
adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya islam maupun sesudahnya.
Dalam sejarah umat islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar dan dirham sebagai mata uang mereka, disamping sebagai alat tukar, dinar dan
dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti kadar zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, dinar dan dirham digunakan
sebagai alat transaksi perdagangan oleh masyarakat Arab. Masyarakat Arab Quraisy memiliki tradisi melakukan perjalanan dagang dua kali dalam setahun,
yaitu pada musim panas ke negeri Syam Syiria sekarang dan pada musim dingin ke negeri Yaman.
9
Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Quraisy ayat 1- 4:
⌧ ☺
Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah
mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini Ka’bah. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan
mengamankan dari ketakutan
”. QS. Al-Quraisy: 1- 4.
9
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Konprehensif Sistem Keuangan Islami Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 31.
Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M77 H. Dalam perjalanannya sebagai
mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun. Penggunaan
dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah islam Turki Usmani 1924.
b. Standar Emas