2. Regulasi tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral
Indonesia
Di Indonesia, terdapat Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam Undang-Undang ini terdapat beberapa pasal yang berkaitan
dengan penggunaan dinar sebagai alat transaksi luar negeri, antara lain:
a. Pasal 2 ayat 5: ā€¯Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat 3
diberikan untuk keperluan pembayaran di tempat atau di daerah tertentu, untuk maksud pembayaran atau untuk memenuhi kewajiban dalam valuta
asing yang telah diperjanjikan secara tertulis, yang akan ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesiaā€¯.
b. Pasal 13 ayat 1 dan 2:
1 Bank Indonesia mengelola cadangan devisa
2 Dalam pengelolaan cadangan devisa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, Bank Indonesia melaksanakan berbagai jenis transaksi devisa.
Pada pasal 2 ayat 5 terdapat pengecualian penggunaan mata uang rupiah, yaitu adanya kebolehan penggunaan alat pembayaran selain mata uang rupiah
untuk transaksi di luar wilayah Indonesia. Pada pasal 13 ayat 1 dan 2, Bank Indonesia bertugas sebagai pengelola cadangan devisa negara. Cadangan devisa
negara yang dimaksud adalah berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya
dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran luar negeri.
3. Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Negara OKI
Berdasarkan ekspor dan impor non migas Indonesia ke 10 negara OKI dari tahun 2003 hingga tahun 2007, jumlah perdagangan terbesar Indonesia adalah
dengan negara Malaysia, selanjutnya lihat tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Neraca Perdagangan Non Migas Indonesia dengan Malaysia Tahun 2003 - 2007
Juta US
URAIAN 2003
2004 2005
2006 2007
TREND 2003-2007
Total Non Migas
3.109,7 4.031,1 4.694,1
5.394,3 6.743,0
20,19 Ekspor
Non Migas 2.315,5 2.870,1
3.309,0 3.789,6
4.593,1 17,91
Impor Non Migas
794,2 1.161,0 1.385,1
1.604,7 2.149,9
26,05 Neraca
Non Migas 1.521,3 1.709,1
1.924,0 2.184,8
2.443,2 12,67
Sumber: Badan Pusat Statistik diolah Pusdata Dep. Perdagangan
Pada tahun 2007 total perdagangan non migas Indonesia dengan Malaysia adalah sebesar 6,74 milyar dolar dengan ekspor sebesar 4,59 milyar dolar dan
impor sebesar 2,15 milyar dolar. Dengan demikian Indonesia mengalami surplus pada perdagangannya sekitar 2,44 milyar dolar. Berdasarkan tabel di atas, selama
lima tahun terakhir yakni dari tahun 2003 hingga tahun 2007 perdagangan non migas Indonesia dengan Malaysia mengalami peningkatan trend sebesar 20,19.
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat disimulasikan perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dengan menggunakan dinar sebagai
alat transaksi perdagangan. Sebelum melakukan perdagangan kedua negara akan melakukan kesepakatan dan persetujuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
perdagangan, antara lain: a.
Batasan kredit credit limit untuk melakukan perdagangan. Jumlah kredit ini diperoleh dengan cara kedua negara terlebih dahulu memiliki cadangan emas
dalam bentuk fisik emas batangan di Bank Kustodian yang akan digunakan sebagai alat pembayaran. Cadangan emas tersebut bisa diperoleh dengan cara
mengkonversi cadangan devisa dalam bentuk valas menjadi emas batangan tanpa harus mencetak uang domestik untuk membeli sejumlah emas untuk
dijadikan cadangan dinar kedua negara. b.
Mata uang yang digunakan untuk penyelesaian transaksi yaitu dinar dan mata uang lainnya ketika jumlah ketersediaan dinar lebih kecil dari jumlah defisit
perdagangan. c.
Minimal periode penyelesaian adalah 3 bulan. Hal ini merujuk kepada aturan yang telah ditetapkan oleh IMF. Periode penyelesaian dan penghitungan bisa
dilakukan dalam kurun lebih dari tiga bulan. d.
Jumlah defisit yang akan dibayarkan dalam bentuk dinar akan diukur dengan harga emas, dimana harga emas yang digunakan bisa disepakati oleh kedua
negara. e.
Tanggal dan waktu pembayaran atas ekspor dan impor oleh kedua negara.
f. Bank Kustodian yang menjadi tempat penyimpanan kepemilikan emas kedua
negara. Dalam hal ini, Bank Kustodian bisa diperankan oleh IDB Islamic Development Bank
ataupun ADB ASEAN Development Bank.
Tabel 4.4 Ilustrasi Ekspor dan Impor Non Migas Indonesia dengan Malaysia
Milyar dolar
Ekspor ke Indonesia
Malaysia Total Ekspor
Indonesia
X 4,59 4,59
Malaysia
2,15 x 2,15
Total Impor
2,15 4,59 6,74
Pada tahun 2007, harga rata-rata per ounce 31,1 gram emas adalah 989 dolar atau sama dengan 31,8 dolar per gram emas. Dengan merujuk harga emas
tersebut, maka 1 dinar 4,25 gram emas setara dengan 135 dolar. Dengan demikian, jumlah ekspor dan impor non migas antara Indonesia dengan Malaysia
dalam bentuk dinar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Ilustrasi Ekspor dan Impor Non Migas Indonesia dengan Malaysia
Juta dinar
Ekspor ke Indonesia
Malaysia Total Ekspor
Indonesia
X 34,00 34,00
Malaysia
15,93 X 15,93
Total Impor
15,93 34,00 49,93
Dari transaksi ekspor dan impor non migas antara Indonesia dengan Malaysia pada tahun 2007, diketahui bahwa Indonesia mengalami surplus pada neraca
perdagangan sebesar 2,44 milyar dolar atau setara dengan 18,07 juta dinar. Dengan demikian, Malaysia mengalami defisit perdagangan dan harus membayar
kepada Bank Indonesia dengan cara mentransfer sejumlah 18,07 juta dinar ke account
emas Indonesia yang berada di Bank Kustodian yang telah disepakati yaitu IDB.
Jumlah ekuivalen dinar sebesar 18,07 juta dinar adalah jumlah yang cukup besar. Besarnya pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia,
disebabkan jumlah tersebut dihitung berdasarkan periode penghitungan satu tahun. Jumlah tersebut akan lebih kecil lagi jika pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu tiga bulan atau empat bulan kuarteran. Dinar yang dibayarkan pemerintah Malaysia sebesar 18,07 juta dinar
bisa menutupi transaksi perdagangan bilateral Indonesia dengan Malaysia selama satu tahun sebesar 49,93 juta dinar. Sistem ini tentunya akan
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi pemerintah Indonesia dan Malaysia ketika melakukan transaksi perdagangan ekspor dan impor dalam kurun
waktu tertentu dengan jumlah dinar yang sedikit. Karena dengan jumlah dinar sebesar 18,07 juta dinar, Indonesia dan Malaysia bisa melakukan transaksi
perdagangan ekspor dan impor sebesar 49,93 juta dinar atau setara dengan 6,74 milyar dolar.
4. Model Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Menggunakan Dinar