36 pelayanan kepada pasien diharapkan kesengajaan sosial dalam pelayanan
kesehatan dapat dihindari. Konsumen atau pasien berhak untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik. Hal ini dapat mencerminkan bahwa layanan kefarmasian
untuk semua konsumen, bukan hanya untuk konsumen dengan status sosial tertentu saja.
4.2.5 Parameter Fasilitas Berwujud
Parameter fasilitas terwujud diukur dari beberapa poin yaitu kebersihan apotek, kerapian dan keseragaman petugas apotek, kelengkapan dan kebersihan
alat yang digunakan dan exterior interior apotek. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat kenyataan indikator fasilitas terwujud dari pelayanan kefarmasian adalah
baik 50,32, sebanyak46,57 mempunyai harapan dan menyatakan bahwa fasilitas terwujud merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan data
penilaian sebanyak 189 orang pasien 50 menyatakan kebersihan dan kerapian apotek BPJS Kesehatan PNS adalah baik dan 190 orang pasien 50 mempunyai
harapan bahwa kebersihan dan kerapian apotek adalah hal yang sangat penting. Persentase tingkat kepuasan pasien pada poin kebersihan dan kerapian apotek
adalah 78,26 puas. Sebanyak 197 orang pasien 52 menyatakan kebersihan dan kerapian
petugas apotek BPJS Kesehatan PNS adalah baik dan 247 orang pasien 65 mempunyai harapan bahwa kebersihan dan kerapian petugas apotek adalah hal
yang penting. Persentase tingkat kepuasan pasien pada poin ini adalah 77,43 puas.
Pada poin kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat yang dipakai petugas apotek, sebanyak 186 orang pasien 49 menyatakan kelengkapan, kesiapan dan
37 kebersihan alat yang dipakai petugas apotek adalah baik dan 213 orang pasien
56 mempunyai harapan kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat adalah hal yang penting. Persentase tingkat kepuasan pasien pada poin ini adalah 81,61
puas. Sebanyak 193 orang pasien 51 menyatakan penataan exterior dan
interior ruangan adalah baik dan 193 orang pasien 51 mempunyai harapan penataan exterior dan interior ruangan adalah hal yang penting. Persentase tingkat
kepuasan pasien pada poin exterior dan interior ruangan adalah 85,89 puas.
Berdasarkan parameter fasilitas berwujud, exterior dan interior ruangan memiliki persentase nilai tertinggi yaitu 85,89 dan ini dikarenakan pasien
merasa exterior dan interior ruangan apotek sudah cukup baik.
4.3Penilaian Parameter Terpenting yang mempengaruhi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian di RSUP H. Adam Malik Medan
Distribusi penilaian responden yang paling penting padaparameter- parameter yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan resep sebagai
dasar untuk pengembangan Apotek RSUP H. Adam Malik Medan pada parameter responsibilitas yang paling penting adalah berikut.
Tabel 4.5 Parameterterpenting
No Pertanyaan
Jumlah 1
Kecepatan pelayanan petugas 133
35 2
Pasien mendapatkan informasi tentang resep obat yang ditebusnya
247 65
38 Berdasarkan Tabel 4.5 kecepatan pelayanan dan pasien mendapatkan
informasi tentang resep obat yang ditebusnya adalah parameter yang paling penting menurut pasien untuk dipenuhi oleh apotek. Hal ini dapat dibuktikan
bahwa kedua variabel tersebut prioritas utama yang harus diperbaiki oleh apotek untuk meningkatkan kepuasan pelayanan apotek RSUP H. Adam Malik Medan
dan sebagai dasar untuk pengembangan apotek. Salah satu faktor penyebab penggunaan obat yang tidak rasional adalah
salah informasi penggunaan obat. Sebagai sumber informasi penggunaan obat di apotek maka petugas harus dapat memberikan informasi tentang penggunaan obat
secara jelas dan dapat dimengerti pasien. Pada pemberian informasi obat ini terjadi suatukomunikasi antara apoteker
dengan pasien dan merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pharmaceutical Care yang dinamakan dengan konseling Jepson, 1990; Rantucci,
2007. Konseling ditujukan untuk meningkatkan hasil terapi dengan memaksimalkan penggunaan obat-obatan yang tepat Jepson, 1990,
Rantucci,2007. Salah satu manfaat dari konseling adalah meningkatkan kepatuhan pasien
dalam penggunaan obat, sehingga angka kematian dan kerugian baik biaya maupun hilangnya produktivitas dapat ditekan Schnipper, et al., 2006. Selain
itu pasien memperoleh informasi tambahan mengenai penyakitnya yang tidak diperolehnya dari dokter karena tidak sempat bertanya, malu bertanya atau tidak
dapat mengungkapkan apa yang ingin ditanyakan Zillich, Sutherland, Kumbera, Carter, 2005; Rantucci, 2007
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN