Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

2 kualitas krim dari awal produksi sampai pada obat jadi sehingga menjamin hasil akhir yang berkhasiat dan menghasilkan efek terapi pada setiap penggunaan. Kromatografi cair kinerja tinggi HPLC, High Performance Liquid Chromatography merupakan suatu teknis analisis obat yang paling cepat berkembang. Cara ini ideal untuk analisis beragam obat dalam sediaan dan cairan biologis, karena sederhana, dan kepekaannya tinggi. Cepatnya perkembangan HPLC didukung oleh perkembangan peralatan yang handal, harganya mahal, dan kolom yang mangkus Munson, 1991. Berdasarkan hasil diatas maka penulis tertarik untuk melakukan pengujian krim hidrokortison produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah kadar hidrokortison asetat di dalam sediaan krim yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pegujian kadar hidrokortison asetat dalam sediaan krim yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan. 2. Untuk mengetahui apakah kadar hidrokortison asetat dalam sediaan krim yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 3

1.4 Manfaat

Untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa krim hidrokortison yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60 air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada yaitu: tipe krim air minyak AM dan krim minyak air MA. Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik.Untuk penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering digunakan ialah Nipagin 0,12-0,18, Nipasol 0,02-0,05 Anief, 1999. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal Dirjen POM, 1995. Krim merupakan sistem emulsi sediaan semi padat dengan penampilan tidak jernih, berbeda dengan salep yang tembus cahaya. Konsistensi dan sifat rheologisnya tergantung pada jenis emulsinya, apakah jenis air dalam minyak atau