Cara Kerja KCKT TINJAUAN PUSTAKA
17 1.
Tandon pelarut Bahan tandon harus lembab terhadap fase gerak berair dan tidak berair.
Sehingga baja anti karat dan gelas menjadi pilihan. Baja anti karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika tandon harus bertekanan,
hindari penggunaan gelas. Daya tampung tandon harus lebih besar dari 500 ml di gunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir 1 – 2 ml menit Munson, 1991.
2. Pipa
Sifat pipa merupakan penyambung dari seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa sebelum penyuntik tidak berpengaruh, hanya saja harus
lembab, tahan tekanan dan mampu dilewati pelarut dengan volume yang memadai Munson, 1991.
3. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yag mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase
gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adala gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan
tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mLmenit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mLmenit Munson, 1991. 4.
Penyuntik Sistem penyuntik Cuplikan Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai
ketelitian maksimum pada analisis kuantitatif, yang terpenting adalah sistem harus dapat mengatasi tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan fase gerak.
18 Pada saat pengisian terokan, terokan dialirkan melewati keluk dan kelebihannya
dikeluarkan ke pembuang. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati keluk kolom. Presisi suntikan terokan dengan suntik
keluk ini dapat mencapai RSD 0.1 Munson, 1991. 5.
Kolom Kolom merupakan jantung kromatograf, kebersihan atau kegagalan
analisis tergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Dianjurkan untuk mamasang penyaring 2 μm dijalur antar penyuntik dan kolom, untuk
menahan partikel yang dibawa fase gerak atau terokan, hal ini dapat memperpanjang umur kolom. KCKT biasanya adalah UV 254 nm. Bila tanggapan
detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang memperburuk pemisahan. Pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat
sampel, fase gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai Munson, 1991. Kolom dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. Kolom analitik : garis tengah dalam 2-6 mm. untuk kemasan makropartikel panjang kolom 50 -
100 cm, untuk kemasan mikropartikel biasanya panjang kolomnya 10-30 cm. b. Kolom preparatif :
garis tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang 25-100 cm Johnson,1991. 6.
Detektor Detektor harus memberikan cuplikan, tanggapan yang dapat diramalkan,
peka, hasil yang efisien dan tidak terpengaruh oleh perubahan suhu atau komposisi fase gerak. Detektor yang dipakai pada KCKT biasanya adalah UV 254
19 nm. Bila tanggapan detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran
pita yang memperburuk pemisahan. Pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai Munson, 1991.
6. Penguat Sinyal Pada umumnya sinyal yang berasal dari detektor diperkuat terlebih dahulu
sebelum disampaikan pada alat perekam otomatik yang sesuai, biasanya berupa suatu perekam potensiometrik. Dapat pula sinyal dikirimkan kepada suatu
integrator digital elektronik untuk mengukur luas puncak kromatogram secara otomatik Munson, 1991.
7. Perekam
Perekam yang berfungsi merekam atau menunjukkan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak puncak. Dari daftar tersebut, secara kualitatif kita
dapat mengetahui senyawa apa yang diperiksa Munson,1991.
20