Radikal Bebas TINJAUAN PUSTAKA

10 b. Primary drying Produk yang sudah beku dikondisikan dalam keadaan vakum dengan tekanan 10 -4 sampai 10 -5 atmosfer, sehingga pelarut dari produk menguap dari fase padat ke gas tanpa melewati fase cair atau disebut dengan sublimasi. Pada proses sublimasi perlu ditingkatkan temperatur sekitar -45º sampai -20º C untuk mempercepat penguapan. Peningkatan temperatur harus terus diperhatikan agar tetap di bawah critical process temperature suhu dimana produk kembali mencair. Pada tahap ini, penguapan pelarut belum sempurna karena masih ada sisa-sisa embun hasil sublimasi yang masih tertinggal dalam produk. c. Secondary drying Ada sekitar 7-8 embun sisa primary drying yang harus dikeringkan pada temperatur yang lebih tinggi untuk mengurangi kandungan air dalam produk. Proses ini disebut dengan isothermal desorption. Pada tahap ini, temperatur produk harus lebih tinggi dari temperatur lingkungannya dan tekanan diturunkan sampai minimum. Tahap ini memerlukan waktu 13 atau 12 kali lebih lama dari tahap primary drying karena memerlukan energi yang lebih besar untuk menghilangkan sisa airnya Nireesha et al, 2013.

2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Senyawa ini terbentuk didalam tubuh dapat dipicu oleh berbagai faktor, misalnya ketika komponen makanan diubah menjadi bentuk energi melalui proses metabolisme. Dalam 11 kondisi demikian mudah terbentuk radikal bebas, seperti anion superoksida, hidroksil dan lain-lain. Radikal bebas juga dapat terbentuk dari senyawa lain yang sebenarnya bukan radikal bebas, tetapi mudah berubah menjadi radikal bebas Winarsi, 2007. Sifat radikal bebas yang tidak stabil menyebabkan reaksi menerima atau memberikan elektron dengan molekul sekitarnya.Kebanyakan molekul ini bukan radikal bebas melainkan makromolekul biologi seperti lipid, protein, asam nukleat dan karbohidrat.Dengan reaksi ini timbullah reaksi radikal bebas beruntun yaitu terbentuknya radikal bebas baru yang bereaksi lagi dengan makromolekul lain Kosasih dkk, 2004. Secara umum sumber radikal bebas dapat dibedakan menjadi dua yaitu endogen dan eksogen. Radikal bebas endogen dihasilkan tubuh secara alami dari proses biokimia yang berlangsung didalam sel intraselular dan diluar sel ekstraselular, proses ini terjadi terus menerus selama kehidupan. Keberadaannya dalam jumlah normal berguna untuk melawan peradangan, membunuh kuman penyebab penyakit, detoksifikasi racun xenobiotik, polimerisasi dinding sel serta untuk mengendalikan tonus otot polos pada pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh Lingga, 2012. Radikal bebas eksogen berasal dari luar sistem tubuh misalnya sinar UV dan lingkungan seperti radiasi, polusi, asap rokok, makanan, minuman, ozon dan pestisida Rohmatussolihat, 2009. Senyawa oksigen reaktif SORberperan dalam berbagai proses biologis alami didalam tubuh. SOR berasal dari oksigen O 2 . Berbagai proses metabolisme dalam tubuh, seperti pada rantai pernapasan, reperfusidan proses oksidasi asam lemak, oksigen berperan sebagai akseptor terakhir dari elektron. 12 Secara fisiologis tubuh menghasilkan SOR, namun apabila radikal bebas atau oksidan dihasilkan secara berlebihan oleh tubuh, maka bahan tersebut akanbersifat toksik dan merusak berbagai komponen dalam tubuh, seperti DNA, lipid dan enzim. Sel tubuh dapat rusak bahkan mati sebagai akibat dari keberadaan spesies oksigen reaktif yang tidak terkendali di dalam tubuh. Golongan senyawa oksigen reaktif antara lain adalah hidroksil OH - , superoksida O 2 - , peroksidal RO 2 - , asam hipoklorit HOCl dan hidrogen peroksida H 2 O 2 Ionita, 2005. Secara umum Hamid, et al., 2010, reaksi pembentukan radikal bebas melalui 3 tahapan reaksiberikut : a. Tahap inisiasi RH + initiator → R˙ + H˙ R ˙ → R˙ + O 2 → ROO˙ b. Tahap propagasi R ˙ + O 2 → ROO˙ ROO ˙ +RH → ROOH + R˙ c. Tahap terminasi R ˙ + R˙ → RR R ˙ + ROO˙ → ROOR Tahap inisiasi adalah tahap awal pembentukan radikal-radikal bebas, sedangkan propagasi merupakan sederatan reaksi terbentuknya radikal baru akibat reaksi antara suatu radikal dengan senyawa lain. Tahap terakhir atau terminasi adalah reaksi memusnahkan radikal bebas atau mengubah radikal bebas menjadi stabil dan tak reaktif Rohmatussolihat, 2009. 13

2.4 Antioksidan

Dokumen yang terkait

Studi kultur anter semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai)

0 17 62

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

1 2 16

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 4

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah Berbiji (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 2

Cover Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sari Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl2)

0 0 14

Abstract Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sari Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl2)

0 0 2

Chapter I Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sari Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl2)

0 1 5

Chapter II Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sari Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl2)

0 6 15

Reference Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sari Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl2)

0 0 4

Appendix Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sari Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl2)

0 1 20