BAB II LANDASAN TEORI
A. Pola Asuh
1. Pengertian Pola Asuh
Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari dua suku kata yakni “pola” dan “asuh”. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kata pola berarti model, sistem,
cara kerja, bentuk struktur yang tetap. Sedangkan kata asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri.
15
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang ditetapkan pada anak yang bersifat konsisten dari waktu ke waktu dan pola prilaku ini dapat dirasakan oleh anak
dari segi negatif maupun positif.
16
Pola asuh atau pengasuhan menurut Schochib adalah orang yang melaksanakan tugas, membimbing, memimpin, atau mengelola.
17
Sedangkan menurut Darajat mengasuh anak maksudnya adalah mendidik dan memelihara anak itu,
mengurus makan, minum, pakaiannya dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa.
15
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka, 2008, h. 791.
16
SlideshareRismawijayaPengaruh-Pola-Asuh-Orang-Tua-Terhadap-Pembentukan- Kepribadian-Anak
.com 17-April-2016.
17
Mohammad Schohib, Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri
, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, h. 19.
2. Macam-macam Pola Asuh
Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi, salah satunya ialah mengasuh putra-putrinya. Dalam mengasuh anaknya orang tua diperngaruhi oleh budaya yang
ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing dan mengarahkan putra-putrinya. Sikap
tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda, karena orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu. Pola asuhan tersebut menurut
Stewart and Klock sebagaimana dikutip oleh TarsisTarmuji, terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh orang tua, yaitu:
1. Pola asuh otoriter
2. Pola asuh demokratis, dan
3. Pola asuh permisif.
18
Menurut Stewart and Klock, orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai cirri sebagai berikut: kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih
saying serta simpatik. Orang tua memaksa anak-anaknya untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk tingkat laku sesuai dengan tingkah lakunya serta
cenderung mengekang keinginan anak. Selanjutnya Stewart and Klock menyatakan bahwa orang tua yang demokratis
memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak. Secara bertahap
18
Tarsis Tarmuji, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Agresifitas Remaja”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 037, Tahun ke-8, Juli 2002, h. 507.
orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa.
Untuk pola asuhan yang bersifat permisif, Stewart and Klock menyatakan bahwa orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan
kebebasan pada anaknya tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak dituntut untuk atau sedikit sekali dituntut untuk suatu tanggung jawab, tetapi mempunyai hak yang
sama seperti orang dewasa.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh