memiliki pengetahuan. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan anak dalam rangka pengembangan potensi dasar yang dibawa sejak lahir, sehingga dapat tercipta
pola kehidupan duniawi dan ukhrowi kelak. Di samping itu, dengan pendidikan yang dilaksanakan terhadap anak berarti orang tua sudah melaksanakan suatu kewajiban
menurut agama Islam.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Remaja
Perkembangan adalah suatu proses, yakni perubahan yang dialami oleh suatu organisme dari saat perubahan hidupnya sampai titik akhir perkembangan itu. Oleh
karena itu perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor: a.
Keadaan jasmaniyah b.
Keadaan rohaniyah c.
Emosi d.
Makan e.
Rumah dan keluarga f.
Sekolah, dan g.
MasyarakatLingkungan.
55
Dari beberapa macam tersebut di atas, pada dasarnya dapat diperkecil menjadi faktor bawaan dan faktor lingkungan. Pembawaan menurut Ngalim Purwanto adalah
seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan potensi yang terdapat pada
55
Suryo Suroto, dasar-dasar psikologi untuk pendidikan sekolah, Jakarta: Prima Karya, 2008, h. 6-7.
suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar diwujudkan direalisasikan.
56
Sedangkan menurut Suwarno, pembawaan adalah semua potensi atau kemungkinan yang dibawa oleh individu sejak hidup.
57
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembawaan adalah suatu potensi atau
kemampuan yang terdapat pada individu yang dibawa sejak lahir. Pengaruh pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan anak itu
dikenal dengan tiga aliran, yaitu: a.
Aliran Nativisme. Aliran yang dikemukakan oleh Schopon Hauer ini berpendapat bahwa anak yang sejak lahir pembawaan yang kuat sehingga
tidak mendapat pengaruh dari luar.
58
b. Aliran Empirisme. Tokohnya ialah John Locke. Aliran ini berpendapat
bahwa perkembangan itu semata-mata bergantung pada faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak memainkan peran sama sekali.
59
Aliran ini kebalikan dari aliran nativisne, dimana perkembangan anak hanya dapat
dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan pembawaan tidak berperan sama sekali. Dengan demikian aliran empiris tidak menerima adanya
pembawaan.
56
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, h. 21.
57
Suwarno, Pengembangan Umum Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1995, h. 31.
58
Zuhairi Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama , Surabaya: Usaha Nasional, 1991, h. 29.
59
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Wali Pers, 2000, h. 187.
c. Aliran konvergensi. Tokohnya adalah William Stren. Aliran ini
berpendapat bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar atau pun pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting.
60
Aliran yang ketiga ini merupaka gabungan dari aliran nativisme dan empirisme, dimana aliran kovergensi ini memandang bahwa perkembangan anak itu
dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan pembawaan. Pembawaan kemungkinan yang telah ada pada masing-masing indivitu itu supaya dapat berkembang dengan baik dan
sempurna. Aliran konvergensi sesuai dengan ajaran Islam, sebagaimana yang telah
disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW.:
ِناَسِجَمُي ْوَأ ِِناَرِصَُ ي ْوَأ ِِناَدِوَه ي ْنَأ ُاَوَ بَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلْوُ ي ِّا ٍدْوُلْوم ْنِم اَم .ِ
َملسمو يراخبلا اورُ
Artinya: “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan bagaimana menjadi yahudi, nasrani, majusi. H.R.Bukhari dan Muslim.
61
60
Ibid ., h. 192.
61
Tafsir Tarbawi, Teori Kependidikan Agama Islam, Bandar Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri, 2004, h. 29.
4. Perkembangan Agama pada Anak Remaja