BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan Umum adalah intansi umum yang menyediakan berbagai Layanan perpustakaan yang telah diolah dengan cara yang sistematis dan
menyediakan akses yang tidak terbatas dan layanan gratis pada warga masyarakat didaerah atau wilayah tertentu, seperti Kotamadya dan Kabupaten serta Propinsi.
Merupakan sarana pendidikan mandiri bagi masyarakat umum untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan mereka untuk
meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Perpustakaan umum sebagai instansi yang melayani masyarakat umum
memiliki tugas yang luas. Perpustakaan umum dituntut untuk dapat merangkum semua kebutuhan informasi pengguna yang terdiri dari kalangan yang berbeda-
beda tanpa memandang perbedaan usia, jenis kelamin, Ras, Agama, dan sosial ekonomi.
Perpustakaan yang termasuk jenis perpustakaan umum di Indonesia adalah perpustakaan wilayah atau provinsi yang setelah otonomi daerah ada yang
digabung dengan arsip daerah yang sering disebut dengan nama Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi BPAD. Pada Propinsi Sumatera Utara
ada satu perpustakaan umum yang menyediakan akses dan layanan umum kepada masyarakat Sumatera Utara yaitu Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
BPAD Propinsi Sumatera Utara. BPAD Propinsi Sumatera Utara merupakan lembaga teknis yang dibentuk
Pemerintah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah nomor 10 Tahun 2002 dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Instansi ini merupakan
penggabungan tiga instansi yaitu Kantor Arsip Sumatera Utara,Perpustakaan Nasional, dan Kantor Dokumentasi Sumatera Utara, sebelum menjadi BPAD
Nama instansi ini adalah Perpustakaan Nasional Sumatera Utara. BPAD Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang memiliki tugas pokok
membantu Gubernur dalam pengembangan, pembinaan, pendayagunaan, pelayanan, penyelenggaraan, dan pengelolaan perpustakaan, kearsipan dan
dokumentasi daerah.
Sebagai perpustakaan umum Propinsi Sumatera Utara BPAD harus dapat merangkum semua kebutuhan informasi masyarakat yang berasal dari Daerah,
Profesi dan Usia yang berbeda. BPAD dituntut untuk dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat Sumatera Utara. BPAD setelah otonomi
daerah berubah nama menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara BAPERASDA. BPAD melayankan berbagai jenis koleksi bahan pustaka
bagi semua masyarakat Sumatera Utara yang membutuhkan berbagai subjek maupun topik, sesuai dengan beragam pengguna yang dilayani BPAD sumatera
Utara. Salah satu jenis koleksi yang dilayankan BPAD Propinsi Sumatera Utara adalah koleksi Audiovisual.
Audio adalah bersifat koleksi yang hanya dapat didengar contohnya kaset. Visual adalah sesuatu yang berkenaan dengan pengelihatan, yang hanya dapat
dilihat misalnya foto. Sedangkan Audiovisual adalah sesuatu yang dapat didengar atau dilihat oleh mata. Dalam Lukisan Peta, mikrofilm, dan mikrofis, sedangkan
koleksi yang dapat dilihat dan didengar misalnya film,VCD, Video Kaset.Koleksi Audiovisual merupakan dalam bentuk rekaman suara, gambar hidup dan rekaman
video, bahan kartografi, bahan grafika, bahan mikroform, serta file komputer. Koleksi Audio-visual pada BPAD letaknya tersebar, ada yang diletakan di
Layanan Referensi, Layanan Digital, dan Layanan Deposit. Jenis koleksi audio- visual terdiri dari Rekaman suara yaitu kaset berjumlah sekitar 300 keping,
gambar hidup yaitu VCD dan DVD berjumlah sekitar 450 keping yang berisikan informasi tentang agama, sejarah, dan pengetahuan umum yang disimpan pada
layanan digital. Koleksi rekaman suara dan gambar hidup VCD dan DVD sudah diberi nomor kelas serta disusun berdasarkan nomor kelas, disusun di Layanan
Digital yang difasilitasi 16 komputer dan 3 komputer pustakawan, Bahan kartografi yaitu Atlas berjumlah sekitar 150 eksemplar diletakan di Layanan
Referensi, Globe Bola Dunia 2 buah disimpan di layanan anak, Peta Sumatera Utara berjumlah sekitar 50 eksemplar, Rekaman suara yaitu kaset lagu karo
berjumlah 320 keping, Gambar hidup berbentuk VCD berjumlah 60 keping, disket 7 keping disimpan di Layanan Deposit, Gambar diam berjumlah sekitar 10 buah,
Gambar diam berupa patung berpakaian adat Tapanuli Utara, Melayu,
Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Nias, Sipirok, Pakpak diletakkan diluar atau didepan pintu masuk.
Penggunaan gambar hidup video dapat diputar melalui komputer yang disediakan di Layanan Digital namun tidak difasilitasi alat bantu mendengar
earphone apabila pengguna ingin menggunakan alat bantu mendengar pengguna harus membawa sendiri. Rekaman suara dapat diputar melalui alat bantu pemutar
yang diletakkan berbeda dari letak koleksi alat bantu pemutar diletakkan di Layanan remaja sebanyak 2 buah. Koleksi audio-visual yang disediakan BPAD
tidak untuk dipinjamkan kepada pengguna hanya diizinkan menggunakan koleksi Audio-visual ditempat yang disediakan. Kendala yang dihadapi dalam
melayankan koleksi Audio-visual adalah jika energi listrik padammati yang menyebabkan pengguna tidak dapat memutar koleksi rekaman suara dan gambar
hidup serta rekaman video. Perkembangan teknologi dan informasi yang menyebabkan kurangnya
pemanfaatan koleksi audiovisual saat ini disebabkan kemudahan pencari informasi yang sangat instan lewat penggunaan internet. Para pengguna
perpustakaan beralih ke pemakaian internet dalam pemenuhan kebutuhan informasi mereka, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti koleksi
Audio-visual akan tergeser menjadi bahan yang tidak digunakan lagi, mengingat perkembangan dunia teknologi dan informasi yang semakin berkembang pesat
saat ini.Setelah melakukan penelitian awal dan mendapatkan informasi sebagaimana diuraikan di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam
dengan menentukan Judul ; Analisis Pemanfaatan Koleksi Audio-visual pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi BPAD Provinsi Sumatera
Utara.
1.2 Rumusan Masalah